SELATPANJANG - Beberapa orang tukang terlihat membongkar atap parkir di Kampus
Institut Teknologi dan Sains (ITS) Meranti
di Jalan Pembangunan 3 Kelurahan Selatpanjang Kota, Kamis (24/8/23) pagi.
Setelah ditelusuri, ternyata hal tersebut merupakan permintaan dari pihak Yayasan
Haji Abdul Qadir yang menaungi Kampus ITS Meranti untuk mengambil asetnya karena memilih tutup dan tidak beroperasi lagi.
Sebelumnya kampus tersebut sudah lama tidak ada aktifitas mahasiswa, gedung kelas pun terlihat dikunci. Dari pantauan, kampus ITS Meranti kondisinya tampak tidak terurus, dimana rumput menjalar di pagar dan dinding, sampah juga terlihat berserakan. Selain itu aliran listrik di kampus itu juga sudah diputuskan oleh pihak PLN karena menunggak bayar.
Kondisi itu pun diakui oleh Wakil Rektor II ITS Meranti, Muhammad Yasir. Dia mengatakan pihaknya sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mempertahankan nasib mahasiswa dan operasional kampus itu kedepannya, karena hingga saat ini pihak yayasan belum ada kejelasan.
"Ya ditutuplah. ITS Meranti itu operasionalnya nggak ada, jadi kita tak bisa meneruskan," kata Muhammad Yasir, Kamis (24/8/23).
Sementara itu kata Yasir, Ketua Yayasan Haji Abdul Qadir yang dipimpin oleh anak kedua Muhammad Adil yakni Nadya Fitri itu tidak lagi bisa dikonfirmasi untuk mempertanyakan kejelasan nasib mahasiswa dan operasional kampus kedepannya, mengingat kondisi kesehatannya semakin menurun.
"Kondisi kesehatan Nadya lagi menurun dari kemarin hingga saat ini, jadi belum ada koordinasi lagi ke pihak yayasan," kata Yasir.
Terhadap kondisi mahasiswa saat ini ada yang pindah ke kampus lain dan ada yang berhenti, begitu juga dengan dosen banyak yang mencari dan berkarir di luar Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Terkait nasib mahasiswa yang jumlahnya sebanyak 180 orang itu, kemaren ada yang mengusulkan untuk pindah jadi kita coba untuk fasilitasi. Yang kita akomodir itu karena memang mereka yang mengajukan sebanyak 60 orang. Kampus yang menjadi tujuan itu juga harus linear, jika tidak harus mengulang dari awal dan jadi mahasiswa baru lagi. Dosen juga lepas begitu saja, kita tak bisa mempertahankan mereka, mau gimana lagi, kondisinya juga begitu," ungkap Yasir.
Terkait aset yang dibongkar dan dibawa merupakan milik yayasan, sementara yang menjadi milik pemerintah hanya berupa gedung yang statusnya dipinjam pakai.
"Aset yang ada telah lama dan saat ini sedang dibongkar karena memang itu milik yayasan, yang menjadi milik pemerintah itu hanya gedung yang statusnya dipinjamkan," tuturnya.
Sejak diputuskan untuk tidak beroperasi lagi pada bulan Juni 2023 lalu, dikatakan Yasir pihak kampus maupun yayasan tidak ada yang berkoordinasi kepada pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali.
"Keputusan untuk ditutup sudah sekitar dua bulan lalu, tepatnya bulan Juni. Kalau dari pihak kampus belum ada yang menemui Pemda, kita kan hanya menjalankan saja tentunya pihak yayasan lah yang lebih bisa berkoordinasi. Kalau ada wacana mau mengaktifkan dari pihak yayasan belum ada pembicaraan lagi, kita itu terkendala biaya operasional, itulah intinya. Waktu itu direncanakan program beasiswa dari Pemda harapannya bisa digunakan untuk operasional Perguruan tinggi, namun kita belum pernah mendapatkannya," ucap Yasir.
"Kami dari penyelenggara ITS ini memang sangat menyayangkan hal ini, karena ini memang menjadi perguruan tinggi pertama yang didirikan. Lagi pula mahasiswanya juga antusias luar biasa, memang secara ekonomi mereka lemah, makanya harapannya itu mendapatkan beasiswa," pungkasnya .
Sementara itu Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar saat ditanyakan terkait kelanjutan ITS Meranti tersebut, dirinya tidak ingin melanjutkannya. Menurutnya hal itu sudah bermasalah sejak awal.
"Kita tidak akan melanjutkan kampus ITS Meranti itu, karena memang sudah bermasalah sejak awal. Kalau nanti dilanjutkan, kita pula nanti yang bermasalah, makanya ditutup saja," kata Asmar.
Terkait pengggunaan gedung kampus yang menjadi aset pemerintah daerah itu, Asmar mengatakan akan merelokasi OPD yang saat ini masih menyewa Ruko untuk dijadikan kantor.
"Gedung kampus itu akan kita jadikan komplek perkantoran OPD yang saat ini masih menyewa Ruko sebagai kantor. Nantinya setelah masa sewanya habis akan kita pindahkan kesana, ada sebanyak 4 OPD kalau tak salah," tutur Asmar.
Diberitakan sebelumnya, nasib ratusan mahasiswa ITS Meranti terombang-ambing setelah tidak adanya kejelasan dari pihak manajemen dengan menghentikan semua aktivitas akademik di kampus sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kuliah tatap muka pun dihentikan sementara para mahasiswa terus menjalankan kewajibannya mengikuti mata kuliah hanya melalui aplikasi Zoom.
Tidak jelasnya kepengurusan kampus tersebut diketahui setelah Bupati Kepulauan Meranti nonaktif, Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT ) KPK pada Kamis (6/4/2023) lalu.
Diketahui selama ini seluruh operasional berupa gaji dosen dan pegawai serta kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) di kampus tersebut berasal hibah dari APBD.
Sejak Muhammad Adil di OTT, kampus tersebut seperti mati suri dan tidak lagi mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah.
Kampus ITS tersebut merupakan program strategis Bupati nonaktif Muhammad Adil yakni Meranti Cerdas yang baru dibuka dan memulai aktivitasnya pada awal Oktober 2022 lalu. ITS Meranti sendiri telah memiliki program studi Strata I (S1) dengan jurusan Ilmu Pertanian, Informatika, dan Peternakan.
Banyak mahasiswa dari berbagai kecamatan yang berkuliah disana. Kuliah di ITS dibiayai secara gratis sampai selesai dan mahasiswa hanya diwajibkan membayar uang registrasi dan almamater saat masuk sebesar Rp 650 ribu.
Sebelumnya Muhammad Yasir juga tidak menampik bahwa persoalan itu akibat dari kasus OTT Muhammad Adil, sehingga berimplikasi terhadap operasional kampus saat ini.
"Ya sejak peristiwa itu kita sudah tidak lagi mendapatkan fasilitas seperti gaji dan kebutuhan ATK serta kebutuhan untuk operasional lainnya," ujar Yasir.( sumber : HALLO RIAU)