Petani Karet di Kuansing Menjerit, Harga Karet Tak Kunjung Naik

Petani Karet di Kuansing Menjerit, Harga Karet Tak Kunjung Naik
Getah karet. Bisnis.com

TELUKKUANTAN - Ekonomi para petani karet di Kabupaten Kuantan Singingi pun kian tersudut, mereka menjerit karena harganya kian anjlok dan tidak ada naik. Mereka pun memilih pasrah ditengah tidak adanya kepeduliaan pemerintah terhadap harga komoditi ini.
Salah seorang petani karet di Perhentian Luas Logas Tanah Darat, Asdi (32), mengakui, bahwa harga karet yang dijualnya kian ajlok bila dibandingkan sejak bulan puasa lalu.
"Kalau dulu, bulan puasa, harga karet yang dijual di luar koperasi, mencapai Rp7.000 lebih sekilo. Sekarang, kemarin saya jual harganya Rp6.500 sekilo. Ini kemungkinan akan turun lagi," kata Asdi kepada wartawan, Minggu (3/9/23).
Hal yang sama juga diakui, Khaidir (52), warga Pangean. Baginya, tidak ada kepastian harga karet di Kuansing ini akan meningkat. Baik itu karet yang dijual bebas kepada tauke-tauke, maupun karet yang dijual di koperasi.
"Memang harga karet yang dijual bebas ke toke-toke, itu beda harganya dengan yang dijual di koperasi. Dan memang harga karet yang dijual di koperasi sekarang harganya juga turun," ungkap Khaidir.
Jika harga karet yang dijual petani secara bebas ke tauke dibeli sebesar Rp6.500 per kilogram. Maka, harga karet yang dijual ke koperasi harganya kisaran Rp9.000 per kilogram. 
"Selisih karet yang dijual bebas dengan yang dijual di koperasi cukup jauh. Lebih dari Rp2.500 sekilo. Kalau dulu saat harga karet petani dijual Rp7.500 sekilo, kalau di koperasi dijual lebih dari Rp10 ribu sekilo," ungkapnya lagi.
Dan memang, sebut Khaidir, untuk bisa menjual karet di koperasi tidak mudah. Terlebih dahulu, petani harus jadi anggota koperasi dan bentuk karetnya pun ditentukan.
"Kalau karet yang dijual bebas, itu kan bebas pula bentuk cetakannya. Dan kalau di koperasi, itu tersendiri pula bentuk cetakan dan adukannya," beber Khaidir.
Ditengah kondisi harga karet yang kian anjlok dan tidak ada kepastian harganya akan membaik, Khaidir mengaku pasrah, meski komoditas ini selalu jadi bahan politik di setiap ada momen pemilihan.
"Ntahlah. Janji aja. Tak masuak macam tu," kata Khaidir yang mengenang kampanye pemilihan lalu.

Ia berharap pemerintah mencari solusi nyata baik pusat, provinsi dan kabupaten agar harga  karet terangkat lagi. (op)

Berita Lainnya

Index