EKANBARU - PT Pertamina (Persero) akan melakukan perluasan perubahan pola distribusi elpiji 12 kilogram (kg) dari pola SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) menjadi pola SPPEK (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Elpiji Khusus) keseluruh Sumatera terhitung mulai tanggal 7 Oktober 2013.
"Sebelumnya, perubahan pola distribusi ini telah dilaksanakan untuk daerah Kepulauan Riau, Bangka, Kalimantan dan Sulawesi pada tanggal 15 Mei 2013. Dengan pola SPPEK ini, harga produk Elpiji masih tetap mendapatkan subsidi dari Pertamina sedangkan biaya distribusi akan menjadi komponen biaya harga jual ke konsumen," kata Senior Supervisor External Relation Pertamina Marketing Operation Region I Fitri Erika dalam siaran persnya kepada Okezone, Selasa (8/10 ).
Fitri menambahkan, dengan demikian, harga jual elpiji 12 kg dari agen elpiji ke konsumen di seluruh Indonesia yang sebelumnya menggunakan pola SPPBE, dengan penerapan pola SPPEK akan berbeda-beda sesuai dengan jarak ke titik pasoknya.
Dengan perubahan pola ini, harga jual elpiji 12 kg di daerah tersebut akan disesuaikan dari semula Rp70.200 per tabung menjadi antara Rp74.700 per tabung sampai dengan Rp82.700 per tabung kenaikan antara Rp4.500, per tabung sampai dengan Rp12.500 per tabung tabung tergantung dari jauh dekatnya SPPBE dengan titik pasoknya.
Pengguna elpiji 12 kg adalah rumah tangga dengan pendapatan menengah keatas serta usaha dan restoran kelas menengah. Sementara itu, untuk rumah tangga menengah ke bawah dan usaha kecil, Pertamina menyediakan elpiji 3 kg yang disubsidi sepenuhnya oleh Pemerintah, di mana harga jualnya tidak mengalami perubahan.
Selama ini, harga jual Pertamina untuk Elpiji 12 kg kekonsumen masih jauh di harga keekonomian, yaitu hanya Rp4.912 kg (setelah dipotong pajak dan margin agen), sedangkan Harga Pokok Perolehan (HPP) Elpiji mencapai Rp10.064 per kg (sebelum pajak).
"Artinya, Pertamina telah memberi subsidi sebesar Rp5.152 per kg kepada pelanggan Elpiji 12 kg yang sebenarnya tergolong kelompok masyarakat menengah atas," jelasnya.
Menurut Fitri, secara total dengan penjualan Elpiji 12 kg sebesar 918.000 MT selama tahun 2012, maka kerugian Pertamina dari penjualan elpiji 12 kg selama tahun 2012 mencapai lebih dari Rp4,7 triliun. Penyesuaian harga Elpiji 12 kg sebesar Rp4.500-Rp12.500 pertabung ini diharapkan dapat mengurangi kerugian yang dialami Pertamina dari penjualan elpiji 12 kg.( sumber : halloriau.com )
Siap-Siap Harga Gas Elpiji 12 Kg Naik!
Redaksi
Selasa, 08 Oktober 2013 - 09:10:00 WIB
Pilihan Redaksi
IndexWah, Terinspirasi dari Jokowi, Pasangan Lurus Luncurkan Kartu Riau Sejahtera
Berniat Beli Senpi dengan Upal, 2 Pemuda Dikerangkeng
Sukarmis : Kuansing Dukung Ketua Golkar Riau Jadi Cagubri
Sekda Buka Acara Legal Drafting Penyusunan Prohuda
Ustazah Mama Dedeh Bakal Meriahkan HUT Kuansing
Lakukan Reevaluasi Pendirian Kabupaten Kuansing
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Ekonomi
Ibu Rumah Tangga di Kuansing Menjerit, Harga Cabai Rp130 Ribu per Kg
Kamis, 14 Maret 2024 - 15:14:49 Wib Ekonomi
Harga Lelang Karet Di Gapoktan Maju Basamo Kuansing Naik Rp 11.859 Per Kilogram
Rabu, 28 Februari 2024 - 21:58:15 Wib Ekonomi
Bupati Kuansing Resmikan Pabrik Sawit Milik Deddy Handoko Di Seberang Cengar
Ahad, 25 Februari 2024 - 12:21:45 Wib Ekonomi
Lebih 20 Tahun Beroperasi, Pabrik Karet PT AAL Logas Akhirnya Tutup
Rabu, 07 Februari 2024 - 16:00:14 Wib Ekonomi