JAKARTA - Menjadi kaya raya tak cukup hanya berdiam diri dan menunggu waktu mengubah nasib. Hal ini dibuktikan langsung oleh sang raja yogurt Yunani, Hamdi Ulukaya, yang dulunya hanya penggembala domba.
Dibesarkan di lingkungan keluarga gembala, tekadnya untuk belajar berhasil mengubah nasibnya. Perkenalannya dengan bisnis yogurt dimulai saat dirinya merantau ke Amerika Serikat (AS).
Pengusaha muslim ini merupakan pendiri brand yogurt Yunani terkenal di Negeri Paman Sam, Chobani. Melansir detik.com yang memgutip data Forbes, Kamis (14/3/24), kekayaannya pria asal Turki ini mencapai US$ 2,3 miliar atau setara Rp 35,65 triliun (kurs Rp 15.500).
Awalnya Ulukaya menjalankan pendidikan di Universitas Ankara untuk belajar ilmu politik. Lalu pada tahun 1994 ia terbang ke AS, tepatnya New York, untuk belajar bahasa Inggris.
Ia menganggap area ini mengingatkannya pada desa peternakannya yang kecil di Turki Timur. Selang beberapa tahun tinggal, ia lalu mulai menjalankan bisnis yogurt. Padahal niat awalnya pergi ke AS cuma belajar bahasa Inggris.
Lewat pinjaman dari Small Business Administration, dia membeli pabrik yogurt tua di sana pada tahun 2005. Dia juga mengembangkan resep yang terinspirasi dari warisan keluarga.
Ulukaya terus membuat keju tradisional demi mendulang uang. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2007 dia mulai menjual yogurt dengan merk Chobani. Dalam bahasa Turki, Chobani atau coban berarti gembala.
Selang beberapa tahun bisnis Chobani berkembang pesat hingga mencapai miliaran dolar. Chobani berhasil melakukan penjualan lebih dari US$ 1 miliar setiap tahun, hingga berekspansi ke bisnis non-susu tahun 2019.
Keberhasilan ini ditopang oleh meningkatnya minat masyarakat terhadap produk yogurt kaya protein. Pada saat yang sama yogurt jenis Yunani tumbuh dari 1 menjadi 50% bagian dari sektor yogurt AS.
Meski sudah menjadi kaya raya Hamdi tak lupa dari mana dia berasal. Ia tetap rendah hati dan menolak segala bentuk kapitalisme, serta dikenal sebagai seorang dermawan.
Selang beberapa hari setelah gempa bumi mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023, Ulukaya menyumbangkan uang pribadinya US$ 2 juta untuk bantuan kemanusiaan. Ia bahkan menghubungi sesama rekan bisnisnya, pejabat pemerintah AS hingga pejabat Bank Dunia untuk ikut serta memberikan bantuan.(ktc)