Orang Ini Sukses Bangun Raksasa Sepatu Dunia, Begini Kisahnya

Orang Ini Sukses Bangun Raksasa Sepatu Dunia, Begini Kisahnya
Foto: Getty Images/Michael Hicke

JAKARTA - Kisah bagaimana Nike bisa mendapatkan kontrak pertama dengan legenda basket Michael Jordan sudah menjadi sebuah 'legend'. Kala itu, Nike harus bersaing dengan merek sepatu lainnya. 

Seperti diketahui, Air Jordan kini menjadi merek sepatu basket ikonis kolaborasi Nike dengan Michael Jordan. 

Di balik raksasa perusahaan sepatu itu sendiri, ada Philip Hampton Knight atau lebih akrab disapa Phil Knight. Dia memulai karirnya seperti kebanyakan lulusan perguruan tinggi biasa. Ia tidak ada uang, tidak ada arah karir yang jelas.

Namun kemudian, Knight mencetak salah satu kisah terbesar kewirausahaan dunia dan raksasa pakaian olahraga senilai $100 miliar. Semua berawal dari ide gilanya yang menjadi kenyataan.

Mengutip CNBC Make It, pria berusia 85 tahun ini ini menceritakan kisah di balik Nike untuk pertama kalinya dalam memoarnya, "Shoe Dog".

Knight mengungkapkan, ide untuk raksasa pakaian atletik berasal dari lintasan lari di Hayward Field di Oregon dan keluar dari ruang kelas di sekolah bisnis Stanford. Knight mendeskripsikan dirinya saat itu sebagai seorang pelari jarak menengah rata-rata di tim lari.

Ia menyaksikan pelatih larinya di University of Oregon, Bill Bowerman, mengutak-atik sepatu lari para atlet dan dampak langsung yang ditimbulkannya pada kinerja mereka.

Dengan Bowerman lah, Knight kemudian merintis asal usul Nike Inc. Sebelumnya perusahaan dinamakan Blue Ribbon Sports, yang dimulai Knight dengan iseng, ketika dia meyakinkan sekelompok pengusaha Jepang untuk mengekspor sepatu kets Tiger mereka yang populer ke Amerika Serikat dan memberinya eksklusivitas dalam menjualnya. Setelah menjual Tigers keluar dari bagasi mobilnya, Knight melihat ada permintaan di sana.

Jadi dia memesan lebih banyak sepatu kets dari Jepang. Ternyata permintaan bertambah lebih banyak lagi. Knight sampai harus mempekerjakan orang tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Tetapi perjalanannya tidak selalu mulus. Pengiriman Knight dari Jepang jarang tepat waktu, dan dia sering menghadapi masalah pembiayaan yang besar. Meskipun Knight terus menggandakan penjualannya, bank enggan memberikan pinjaman yang dibutuhkan, dan dua bank akhirnya mengeluarkannya sebagai pelanggan.

Masalah besar datang atas perjanjian eksklusivitas perusahaan Jepang, Knight terpaksa keluar dari pabrik. Blue Ribbon Sports harus mulai lagi dari awal.

Knight dan 45 karyawannya saat itu harus mencari pabrik baru untuk memproduksi sepatu mereka, bahkan membuat nama baru untuk perusahaan tersebut. Knight awalnya ingin menyebut perusahaan itu Dimension Sixth.

"Ketika Jeff Johnson muncul dengan 'Nike', saya tidak tahu apakah saya terlalu menyukainya, tetapi itu lebih baik daripada nama lainnya. Ternyata cukup bagus," imbuhnya, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (6/1/24).

Setelah bertahun-tahun Nike mengalami pertumbuhan yang kuat yang dilalui dengan berbagai tantangan, Knight dan timnya memutuskan pada bulan Desember 1980 untuk akhirnya membawa Nike ke publik.

"Kami khawatir kehilangan kendali," kata Knight.

Tetapi ia mengaku keputusan itu menjadi salah satu hal terbaik yang pernah dilakukan perusahaan.

Kepemilikan saham Knight atas Nike membuat kekayaannya mencapai US$46 miliar.

Nike memiliki penjualan lebih dari US$ 30 miliar atau Rp447,2 miliar, mewakili atlet terbaik di dunia dan telah mencapai jejak yang benar-benar mendunia. Seperti Cristiano Ronaldo, Tiger Woods, Serena Williams, dan masih banyak lagi.( ktc )

Berita Lainnya

Index