Sukarmis menyebut dirinya Datuk Politik. Diluar pro dan kontra orang memandangnya, sebutan Datuk Politik sesuatu yang niscaya sekali. Ia salah satu politisi besar sampai sejauh ini di Kuantan Singingi. Dua kali menjadi Ketua DPRD dan dua kali menjadi Bupati, kalau Kita mau jujur belum ada putra Kuansing yang menyamai prestasinya di panggung politik daerah ini. Untuk Riau, prestasinya diranah politik hanya disamai Atuk Anas mantan ketua DPRD dan Bupati Rohil yang sama-sama dua periode.
Dalam perebutan kursi Bupati, bersama para pendukung, pria kelahiran 16 Juni 1956 ini pernah merasakan sulitnya bertarung dengan Incumbent ( Asrul Ja’afar ) tahun 2006, dan mempertahankan jabatan Bupati tahun 2011. Pengalaman merebut jabatan Bupati dan mempertahankannya, membuat suami Juita Alfis ini faham benar liku-liku dunia politik di rantau Kuantan Singingi ini, baik karaktek dan peta dukungan.
Walau tamatan STM, Ia memiliki strategi politik jitu. Tak kala pertama kali maju merebut jabatan Bupati tahun 2006, ayah sepuluh anak ini saat itu mengesankan ke public, dukungan terhadapnya dua atau tiga kali lipat dari incumbent, terutama dalam merangkul dukungan warga, pendukung dan menghadirkan massa disetiap kampanyenya.
Dengan strategi ini, sejak Ia menyatakan maju di Pilkada 2006, publik saat itu sudah memprediksi dirinya bakal menjadi Bupati. Massa yang hadir disetiap kampanyenya, selalu jauh lebih besar dari para kandidat lainnya yang ikut serta saat itu. Dengan strategi ini dukungan dari birokrat, pengusaha, dan masyarakat mengalir dengan sendirinya.
“ Untuk melawan incumbent memang kekuatan Kita harus terlihat dua atau tiga kali lipat, kalau sudah seperti ini dukungan akan mengalir, pendukung pun akan semakin percaya diri, kalau sama ya susah juga,”ujarnya saat berbincang-bincang dengan wartawan belum lama ini.
Pertarungan paling keras harus dijalani pria yang lama bertungkus lumus dikaki lima tersebut bersama pendukung pada Pilkada Kuansing tahun 2011 saat mempertahankan jabatan Bupati untuk kedua kalinya. Saat itu hanya ada dua calon yang maju. Otomatis yang pro dan kontra terhadap dirinya terbagi dua dengan sendirinya karena tidak ada calon alternative. Hal ini terlihat pada hasil Pemilukada, Ia menang tidak terlalu mencolok.
Banyak kalangan memprediksi, Sukarmis bakal kalah saat itu, dukungan mulai goyah terutama menjelang pemungutan suara. Sudah menjadi rahasia umum dukungan DPD Partai Golkar Riau tidak seratus persen kepada dirinya karena juga ada kader Golkar lain yang maju saat itu, tokoh-tokoh masyarakat Kuansing baik di Kuansing dan Pekanbaru secara terbuka memberi dukungan pada pesaingnya. Euforia pesaingnya yang mengusung jargon perubahan demikian mengena dan menggema secara masif di masyarakat.
Situasi seperti tidak berpihak padanya saat itu, namun dengan kematangan di dunia politik dan ketenangan menghadapi situasi sesulit apapun, pria yang meraih pengargaan dari Menteri Agama karena program pendidikan MDA dapat lolos dari situasi tekanan yang sulit saat itu, mengkonsolidasi dukungan tanpa henti dan terpilih kembali. Suara pendukung fanatiknya terutama dikalangan masyarakat menengah ke bawah mampu mendongkrak perolehan suaranya.
“ Semua dari niat, hanya Allah SWT yang tahu niat Kita. Saya percaya semua yang terjadi didunia tidak terlepas dari kehendak Allah SWT, kalau Saya diberi amanah menjadi Bupati dua periode dan Ketua DPRD itu garis hidup Saya yang telah ditentukan Allah SWT untuk mengabdi kepada masyarakat, Kita hanya bisa berusaha serta berdoa dan semua putusan pada akhirnya kembali kepada Allah SWT,”ujar mantan anggota DPRD Inhu itu.
" Harus pandai merawat dukungan,"ujarnya.
Sukarmis juga lolos dari pertaruhan dunia politik pada Pemilu 2014 lalu, Partai Golkar yang dipimpin pria hobi berburu ini tetap menjadi pemenang Pemilu di Kuansing dan kepiawaiannya akan diuji kembali pada Pilkada Kuansing 9 Desember yang akan datang. Namun berdasarkan fakta selama ini kompetisi politik di Kuansing selalu Ia lalui dengan sukses. Insting dan penguasaaan medan membuatnya mampu memetakan dukungan dengan baik.
Kemampuan pria yang pernah meraih penghargaan dari Menteri Agama karena program MDA itu di dunia politik Kuansing yang teruji tidak datang dengan serta merta. Hal ini tak terlepas dari luasnya pergaulan Sukarmis dengan masyarakat hingga ke desa. Ia tidak hanya dikenal orang namun juga mengenal dengan baik orang-orang disetiap desa di daerah ini. Ia mengenal karakter , masalah dan keinginan masyarakat menengah ke bawah di daerah ini. Hal ini Ia bangun sejak menjadi kontraktor dan orang kaki lima, yang akhirnya menjadi salah satu modal besar dirinya menghimpun dukungan saat berkuncah dalam dunia politik.
Disamping pandai bergaul dan dekat dengan masyarakat, Ia juga memiliki sifat sosial yang tinggi dan dermawan oleh masyarakat terutama menengah ke bawah. Ia pandai merawat dukungan, tidak hanya turun ke bawah saat berjuang namun juga setelah meraih kekuasaan. Sifat inilah yang membuatnya tetap bertahan ditengah situasi sesulit apapun sampai saat ini dan terlihat berpengaruh ( power full ) di dunia politik. Selepas menjadi Bupati periode kedua ini, penggagas pendirian SMA Pintar dan UNIKS pun digadang-gadang menjadi calon Wakil Gubernur bersama sejumlah politisi senior Golkar di Riau. ( isa )