Kopi Pernah Menjadi Minuman 'Terlarang'

Kopi Pernah Menjadi Minuman 'Terlarang'
Ilustrasi. Net

Oleh SIWI TRI PUJI B

Di Timur Tengah, tempat yang diyakini sebagai tumpah darah kopi, nama tanaman yang bijinya mendunia ini sama sekali tak pernah disebut dalam teks-teks sejarah kuno. Tidak ada bukti arkeologis bahwa kopi itu digunakan dalam bentuk apapun. Orang-orang Yunani, Romawi, Mesir, Arab, dan Persia tak pernah membuat catatan tentangnya.

Bahkan Ibnu Battuta yang pernah pergi ke Yaman pada tahun 1330 juga sama sekali tak menyinggungnya. Padahal, pengelana Muslim ini terkenal detail dalam menggambarkan setiap aspek tempat-tempat yang dikunjunginya. Dia hanya memuji kebun buahnya, perkebunan kelapa sawit, perkebunan pisang, keanggunan dan keindahan para wanitanya serta pengabdian dan kontribusi mereka kepada keluarga mereka. Ibnu Battuta malah menyoroti keangkuhan warga ibu kota Ta'izz dan sama sekali tak menyebutkan kopi, baik tanaman, biji kopi, maupun minumannya.

Kopi pertama kali menjadi sorotan di Makkah pada tahun 1511 ketika Khair Bey, gubernur kota itu, meminta sekelompok ulama untuk memutuskan apakah minum kopi adalah halal. Kelompok tersebut memutuskan kopi bukanlah minuman yang haram sesuai kaidah agama. Hal ini menyiratkan bahwa kopi sudah banyak digunakan di sana saat itu.

Namun, kian sepinya masjid dan ramainya kedai kopi membuat sidang kembali digelar. Dua dokter ternama Persia yang tinggal di kota itu dipanggil. Mereka datang dengan pertimbangannya sendiri- seorang telah menulis tentang kekhawatiran ancaman kopi bagi dunia medis, lainnya menilai kopi itu "dingin dan kering" dan sangat tidak sehat.

Hanya seorang mufti yang berbicara dalam pertemuan tersebut dan membela kopi. Tapi dia jelas-jelas minoritas yang tidak populer. Dia dihargai dengan celaan dan penghinaan dari orang-orang yang fanatik. Maka sebuah presentasi dibuat, ditandatangani oleh mayoritas dari mereka yang hadir, dan dikirim dengan segera oleh gubernur ke sultan di Kairo. Pada saat bersamaan, gubernur menerbitkan sebuah dekrit yang melarang penjualan kopi di depan umum.

Putusan ini menyebabkan semua rumah kopi di Makkah ditutup, dan memerintahkan semua kopi yang ditemukan di sana, atau di gudang para pedagang, untuk dibakar. Minum kopi dilakukan secara kucing-kucingan.

Namun umur pelarangan ini tak lama. Sultan Mesir lantas memutuskan kopi bukan minuman ilegal dan memerintahkan gubernur Makkah untuk mencabut dekrit itu.

Nasib dua dokter yang antikopi sangat mengenaskan. Setelah dekrit dicabut, ia terusir dari Makkah. Riwayat keduanya berakhir di tiang gantungan setelah ketahuan berada di posisi yang berlawanan dengan penguasa Mesir yang baru dari Bani Usmaniyah, Selim I.

Selim I, setelah menaklukkan Mesir, membawa kopi ke Konstantinopel pada tahun 1517. Minuman tersebut melanjutkan perjalanannya melalui Suriah, diterima di Damaskus (sekitar tahun 1530), dan di Aleppo (sekitar 1532), tanpa hambatan. Beberapa rumah kopi di Damaskus bahkan menjadi sangat populer pada masa itu.

Popularitas kopi yang meningkat dan, mungkin, kesadaran bahwa penyebaran minuman yang terus berlanjut dapat mengurangi permintaan akan jasanya, menyebabkan seorang dokter di Kairo mengajukan pertanyaan (sekitar tahun 1523) kepada rekan-rekannya: Apa pendapat Anda tentang minuman keras yang disebut kopi yang diminum bersama-sama dan tanpa takaran? Apakah sebaiknya diizinkan atau dilarang? Ia menyampaikan kesimpulannya sendiri bahwa kopi itu haram.

Pendapatnya didukung seorang ulama yang secara terbuka mengutuk kopi di depan jemaah masjid agung Mesir. Jamaah yang tak setuju, seperti ditulis dalam buku The Evolution of Coffee, berhamburan memenuhi kedai-kedai kopi.

Opini publik terbelah, antara setuju kopi haram dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan pemimpin pengadilan agama (qadi) mengadakan sidang dan memutuskan: kopi boleh dikonsumsi, asal tidak melenakan. Tindakannya ini "mempersatukan kembali pihak-pihak yang bertikai, dan membawa kopi lebih berharga dari sebelumnya."

Tak hanya di kalangan Muslim, pada awalnya kopi diperkenalkan di Eropa, juga mendapat perlawanan yang kuat dari Gereja Katolik. Apalagi, asal kopi adalah dari wilayah Muslim. Bahkan, saat itu muncul petisi yang meminta Paus Clemente VIII untuk menyatakan minuman hitam itu sebagai "minuman setan".

Paus, seperti ditulis BBC dalam sebuah ulasan mengenai kopi, memilih bersikap bijak. Ia bahkan kemudian dikabarkan menyukainya, dan menyatakan, "Minuman iblis ini begitu lezat ... kita harus menipu iblis dengan membaptisnya." Kopi dengan cepat menjadi populer di seantero Eropa. Kedai-kedai kopi berdiri di berbagai wilayah, dan permintaan akan kopi terus meningkat.

Sementara di wilayah Muslim disibukkan dengan pelarangan kedai kopi dan kontroversi halal-haram minuman ini, kopi di Eropa dengan cepat menjadi komoditas berharga. Tanaman kopi banyak dicari di Eropa, sebelum akhirnya mereka menyadari, hanya iklim tropis lah yang cocok untuk kopi.

Kerajaan besar Eropa seperti Belanda dan Prancis mencoba menanam kopi di wilayah jajahan mereka. Sukses. Dominasi negara-negara Islam atas perdagangan kopi melemah. Pada saat yang sama, Eropa menguasai perdagangan 'emas' hijau ini. Kini, Eropa masih menjadi konsumen kopi terbesar dunia, hampir sepertiganya dari konsumsi di seluruh dunia. Kopi menjadi komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia, setelah minyak.

Kopi ditanam di lebih dari 60 negara- meski hanya negara-negara di Sabuk Khatulistiwa yang menghasilkan kopi berkualitas- dan memungkinkan 25 juta keluarga di seluruh dunia untuk mencari nafkah darinya. Tidak menjadi bahan makanan pokok, namun kopi masih menjadi komoditas bisnis yang besar.

***

SEJARAH PERSEBARAN KOPI DI DUNIA

1. Tahun 800-an Penggembala kambing (ada yang menyebut seorang sufi) menemukan kambing gembalanya sangat energik sepanjang hari setelah memakan biji kopi.

2. Tahun 1000-an Biji kopi pertama diseduh di Arab setelah dibawa para pedagang. Kopi tersebar bersama meluasnya pengaruh Islam di Mediteranian, Afrika Utara, dan India.

3. 1453 1475 Bani Usmaniyah membawa kopi ke Konstantinopel dan kedai kopi pertama dibuka di kota ini.

4. Tahun 1600-an Baba Budan diam-diam membawa biji kopi segar dari Makkah ke India dan menanamnya. Tumbuh subur dan diyakini sebagai cikal-bakal tanaman kopi di negara itu.

5. 1600 di Italia, Paus Clement VIII menerima kopi sebagai minuman umat Katolik.

6. 1645 Kedai kopi pertama beroperasi di Italia.

7. 1652 Kedai kopi pertama beroperasi di Inggris.

8. 1668 Kopi menggantikan bir sebagai minuman untuk sarapan terfavorit warga New York.

9. 1672 Kedai kopi pertama beroperasi di Paris.

10. 1675 Franz Georg Kolshitzky dari Wina membuka kedai kopi pertama di jantung Eropa itu. Dia yang pertama bereksperimen dengan menambahkan krim dan gula pada kopi.

11. 1713 Louis XiV menerima hadiah berupa pohon kopi dari Belanda untuk ditanam di kebun kerajaan Jardin des Plantes di Paris.

12. 1721 Kedai kopi pertama beroperasi di Berlin.

13. 1723 Pimpinan Angkatan Laut Prancis Gabriel Mathieu de Clieu meminta izin untuk membawa tanaman kopi ke koloni Prancis di perairan Karibia, Martinique. Karena ditolak, ia menyerbu kebun kerajaan untuk mengambil benih dan membawanya ke Martinique.

14. 1723-1770 Di Martinique, de Clieu menebar benih dan menumbuhkan sekitar 18 juta pohon kopi selama 50 tahun. Dari sini kopi-kopi yang tumbuh di Amerika Latin berasal.

15. 1727 Brasil secara sengaja mencuri benih kopi dari jajahan Prancis, Guiana, dan industri kopi negara ini tumbuh beberapa tahun kemudian.

16. 1800 Brasil menjadi negara pertama yang menghasilkan kopi secara komersial dan tersedia dalam jumlah besar.

17. 1830 Brasil diikuti Kuba, Hindia Belanda (di Jawa), dan Haiti menjadi penghasil kopi terbesar di dunia, dengan menghasilkan 450 ribu karung per tahun.

18. 1920 Penjualan kopi meningkat di AS yang menyebabkan pelarangan perdagangan kopi.

19. 1940 Sebanyak 70 persen hasil kopi dunia diserap pasar AS.

20. 1971 Starbuck memulai revolusi dalam bisnis kedai kopi dengan mengolah langsung biji kopi segar dan membuka kedai pertama di Pike Place, Seattle. ) Sumber: www.parcelcoffee.com/Republika.co)

Berita Lainnya

Index