Cerita Rakyat Asal Usul Nama Kota Sawahlunto, dari Kekayaan Alam hingga Perang Tragis

Cerita Rakyat Asal Usul Nama Kota Sawahlunto, dari Kekayaan Alam hingga Perang Tragis
Kota Sawahlunto.Dok Sumbarprov.go.id

PADANG - Sawahlunto merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat.

Asal mula nama Kota Sawahlunto memiliki sejarah penting yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh.

Cerita rakyat dibalik nama kota di Sumatera Barat tersebut merupakan salah satu kisah menarik di masyarakat.

Simak selengkapnya mengenai asal mula nama kota tersebut sebagaimana dilansir HarianHaluan.com dari kanal YouTube Dongeng Kita.

Kota Sawahlunto di Sumatera Barat terletak dikelilingi oleh tiga kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Datar, Solok, dan Sijunjung.

Wilayah ini sempat dikenal sebagai kota produksi batu bara. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, pertambangan mulai dihentikan.

Pertambangan batu bara dialih fungsikan menjadi salah satu objek wisata di kota Sawahlunto.

Namun ternyata nama Kota Sawahlunto memiliki asal-usul cerita rakyat yang historis.

Cerita rakyat tersebut berawal dari keberadaan sebuah kerajaan yang damai dan makmur di wilayah Lunto di Pulau Sumatera.

Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Sitambago, yang dipimpin oleh Raja Sitambago yang baik hati dan perhatian dengan rakyatnya.

Wilayah Sitambago berada di sekitar wilayah lembah dan pegunungan yang memiliki lahan subur, sehingga hasil panen melimpah serta rakyat menjadi makmur.

Meski demikian, wilayah Sitambago tidak dilengkapi dengan kekuatan militer yang mumpuni. Hal ini menyebabkan sang raja menjadi cemas.

Pada suatu hari, Raja Sitambago berdiskusi dengan panglima perang mengenai kondisi militer wilayahnya.

Raja berkata bahwa jumlah prajurit kerajaan masih sedikit, tidak terlatih, dan belum memiliki pengalaman tempur.

Kerajaan-kerajaan di luar sana bisa saja sewaktu-waktu menyerang Kerajaan Sitambago karena wilayah ini memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Salah satu kerajaan yang menjadi perhatian sang raja adalah Kerajaan Silungkang, yang dipimpin oleh seorang raja yang memiliki ambisi untuk memperluas wilayah jajahannya.

Mendengar kecemasan sang raja, panglima perang memberi saran untuk memberlakukan program wajib militer bagi pemuda di wilayah kerajaan.

Setelah program diberlakukan, pemuda-pemuda kerajaan antusias untuk bergabung dan berlatih sebagai prajurit.

Mereka menyadari pentingnya kekuatan militer untuk mempertahankan wilayah kerajaan dari kemungkinan serangan.

Hingga pada suatu hari, sejumlah prajurit Sitambago menyaksikan ada hal yang tak biasa di wilayah mereka.

Ternyata, mereka menyaksikan rombongan prajurit dari Kerajaan Silungkang yang tak terhitung jumlahnya tengah memasuki wilayah Sitambago.

Kekhawatiran Raja Sitambago menjadi kenyataan. Kerajaan Silungkang hendak memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke tanah ini.

Tak menunggu lama, raja memerintahkan pasukannya untuk mempertahankan wilayah dari prajurit Silungkang.

Pertempuran yang sengit tak dapat dihindari di wilayah perbatasan. Pasukan Sitambago berjuang mati-matian mempertahankan wilayah meski kalah jumlah dan persenjataan.

Meski demikian, Sitambago memiliki semangat juang yang sangat tinggi untuk mempertahankan wilayah mereka, sehingga Silungkang berhasil dipukul mundur.

Banyak korban berjatuhan di kedua pihak. Selain itu, panglima perang Sitambago dan panglima Silungkang masing-masing gugur setelah berduel satu lawan satu.

Mendengar kabar bahwa invasinya gagal, Raja Silungkang murka dan memutuskan untuk terjun langsung memimpin serangan selanjutnya.

Pertempuran sengit kembali terjadi di wilayah Sitambago. Kali ini, kedua raja saling memimpin pasukannya masing-masing.

Raja Silungkang yang tak kenal ampun berhasil menerobos pertahanan Sitambago hingga pintu masuk istana.

Akhirnya, Raja Sitambago memutuskan untuk duel satu lawan satu dengan Raja Silungkang untuk mempertahankan wilayahnya.

Duel berlangsung sangat sengit, kedua raja saling menoreh luka di sekujur tubuh satu sama lain.

Setelah pertarungan yang panjang, nyawa keduanya tak tertolong. Kedua raja gugur di tangan satu sama lain.

Kedua pasukan yang kebingungan karena masing-masing raja mereka gugur, memutuskan untuk berhenti bertempur. Silungkang mundur dari wilayah Sitambago.

Rakyat Sitambago kembali membangun kerajaan mereka yang porak-poranda. Mereka juga dilanda masalah kelaparan karena sawah-sawahnya diabaikan saat perang.

Demi menuntaskan masalah kelaparan, rakyat Sitambago mulai membangun kembali sawah mereka dengan jumlah yang jauh lebih banyak dari saat sebelum perang.

Hingga pada akhirnya, wilayah Lunto memiliki jumlah sawah yang tak terhitung hingga ribuan hektar di sekitar area lembah dan pegunungan di Kerajaan Sitambago.

Hal tersebut mengakibatkan area yang sebelumnya bernama Lunto, secara perlahan mulai mendapat julukan Sawah Lunto, hingga kini dikenal sebagai Sawahlunto.

Demikian seputar cerita rakyat dibalik asal-mula nama kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat. ( ktc )

Berita Lainnya

Index