Professor dan Ahli Mercuri asal Jepang Teliti Dampak PETI di Kuansing

Professor dan Ahli Mercuri asal Jepang Teliti Dampak PETI di Kuansing
Professor Takashi Tomiyasi saat mengambil sampel di sungai Kuantan. ( ktc )
TELUK KUANTAN -  Profesor Takashii Tomiyasi, D.Sc sekaligus ahli Mercuri asal Jepang, turun ke Kuantan Singingi ( Kuansing ), Riau, melakukan penelitian dampak aktifitas penambangan emas tanpa izin ( PETI ) bagi lingkungan dan  sungai Kuantan.

Professor asal Kagoshima University Jepang itu ke Kuansing didampingi Alexander sebagai Lead Facility Operator Fuji Plant Facility Gorup.

Mereka sudah melakukan pengamatan dan pengambilan sampel sejak hari Jumat ( 28/4/2017) hingga Sabtu ( 29/4/2017) mulai dari Hulu Kuantan ( Lubuk Ambacang ), Kuantan Mudik ( Sungai Manau), desa Petapahan Gunung Toar, desa Pulau Aro kecamatan Kuantan Tengah. Jika waktu memungkinkan mereka akan melanjutkan penelitia  di kecamatan Sentajo Raya dan Benai.

" Sudah dua hari ahli mercury dari Jepang melakukan penelitian di sungai Kuantan. Hari Minggu mereka bertolak ke Pekanbaru dan hari Senin bertolak kembali ke Jepang,"ujar Kadis Lingkungan hidup Kuansing, Japrinaldi, AP, Sabtu sore.

Lanjut Japrinaldi, kedatangan Professor asal Jepang ini atas permintaan Bupati Mursini kepada Universitas tersebut. Sebab Bupati sangat konsen dengan pemulihan lingkungan. Sebelum melakukan pemulihan lingkungan Bupati minta dilakukan kajian mendalam oleh ahli Kimia Lingkungan untuk mengetahui kondisi kerusakan sungai Kuantan dari sisi keilmuan para ahli.

" Di Jepang kan  banyak ahli Mercuri ,"kata Japrinaldi.

Lanjutnya, selain untuk mengetahui tingkat kerusakan lingkungan juga untuk meminta masukan dari ahli Jepang tentang metode pemulihan lingkungan yang sebaiknya dilaksanakan di sungai Kuantan dan lingkungan lainnya.

" Setelah melakukan analisisdata di laboratorium mereka akan memberi tahu hasilnya kepada Kita,"ujar Japrinaldi mengakhiri. (isa )

Berita Lainnya

Index