JAKARTA - Perkembangan teknologi yang pesat membuat sebagian besar masyarakat dunia khawatir perannya akan tergantikan. Namun ini beda dengan prediksi Bill Gates, salah satu tokoh paling dihormati dalam bidang teknologi. Ia memprediksi, teknologi justru dapat membuat manusia hanya bekerja tiga hari dalam seminggu.
Melansir CNBC indonesia yang mengutip dari Business Insider, Bill Gates mengatakan bahwa teknologi canggih, seperti AI, dapat membantu manusia untuk bekerja lebih santai, yakni dari lima hari dalam seminggu menjadi hanya tiga hari. "tidak perlu bekerja terlalu keras".
"Berkat teknologi, manusia tidak perlu bekerja terlalu keras. Jika pada akhirnya Anda berada lingkungan masyarakat yang hanya harus bekerja tiga hari seminggu, mungkin itu tidak akan jadi masalah," kata Gates dalam siniar (podcast) 'What Now?' oleh Trevor Noah, dikutip Selasa (12/12/23).
Menurut Gates, ada sebuah masa atau periode yang memungkinkan teknologi dapat "membuat semua makanan dan barang-barang lainnya" sehingga para manusia tidak perlu bekerja lima hari lebih dalam seminggu untuk mendapatkan upah yang layak.
Meskipun kecerdasan buatan dapat membawa perubahan positif, Gates mengaku bahwa risiko Artificial Intelligence (AI) sangat tinggi jika disalahgunakan. Pada Juli 2023 lalu, ia sempat memublikasikan postingan blog panjang tentang potensi dampak AI.
"Saya tidak berpikir dampak AI akan sebesar Revolusi Industri. Namun, dampaknya pasti akan sebesar pengenalan PC (Personal Computer). Aplikasi pengolah kata tidak menghilangkan pekerjaan kantor, tetapi mengubahnya selamanya," tulis Gates.
"Pengusaha serta karyawan harus beradaptasi dan mereka berhasil," lanjutnya.
Gates bukanlah satu-satunya "raksasa bisnis" yang memperkirakan bahwa AI bisa membuat manusia bekerja lebih singkat dalam seminggu. CEO JPMorgan, Jamie Dimon, turut mengatakan bahwa generasi pekerja berikutnya bisa bekerja hanya 3,5 hari dalam seminggu berkat AI.
"Anak-anak Anda akan hidup sampai usia 100 tahun dan tidak menderita kanker berkat teknologi. Sebab, mereka mungkin hanya akan bekerja tiga setengah hari dalam seminggu," kata Dimon.
Dilaporkan, saat ini sejumlah perusahaan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di luar negeri telah menguji efektivitas empat hari kerja dalam seminggu. Beberapa melaporkan bahwa uji coba ini memberikan hasil positif terkait peningkatan keseimbangan dan efisiensi kehidupan kerja. ( ktc )