Richard Rakotonirina, Gubernur Akmil AD Madagaskar Berdarah Nusantara

Richard Rakotonirina, Gubernur Akmil AD Madagaskar Berdarah Nusantara
Richard Rakotonirina. ( detik.com )

JAKARTA - Penelitian Murray Cox Cs yang menganalisa DNA orang Madagaskar menyimpulkan nenek moyang orang Madagaskar, negara di Afrika, adalah 28 perempuan dari Indonesia. Nah, salah satu keturunannya adalah Brigjen Richard Rakotonirina yang kini menjadi Gubernur Akademi Militer Angkatan Darat (Akmil AD) Madagaskar. Richard berbagi cerita akar budaya Madagaskar dalam Diaspora Indonesia.

Menurut Richard, ada beberapa gelombang orang dari Nusantara ke Madagaskar melalui jalur laut sejak abad ke-7.

"Jadi migran pertama itu orang Nusantara. Dalam sejarah itu kita nenek moyang kita dari Nusantara. Imigran di Madagaskar lain dari Suriname atau Afrika Selatan karena mereka dibuang. Jadi orang Indonesia di Madagaskar itu berjuang untuk kehidupan. Orang Indonesia itu berani sekalilah," kata Richard saat ditemui di acara Kongres Diaspora Indonesia II, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2013).

Berdasar perhitungannya, dirinya merupakan generasi ke-12 dari nenek moyangnya. Pria kelahiran Madagaskar 9 April 1963 itu mengungkapkan kemiripan budaya Madagaskar dengan Indonesia. Seperti orang Madagaskar makan nasi plus lauk pauk 3 kali sehari, hingga tata cara pemakaman adat Toraja dan corak kain Batak.

"Dari cara memakamkan dari Toraja bisa dilihat di Madagaskar. Corak-corak kain Batak juga bisa ditemukan di Madagaskar. Madagaskar itu kan Indonesia mini ya, jadi ada Bugis-nya, Medan-nya, ada Jawa-nya, mungkin dari Indonesia Timur, mungkin juga," tutur Richard yang mahir berbahasa Indonesia hasil pendidikan dari Pusdiklat Kemenhan RI di Pondok Labu.

Richard juga mengungkapkan ada beberapa kata Madagaskar serapan dari Bahasa Indonesia. "Tenuna itu dari tenun, hati (hati), mati (mati). Kemudian Senin itu Alasenin, Selasa itu Alasa, tanggal (tanggal) dan bulan (bulan), hari Minggu saja berbeda, Alahat," ungkap Richard yang sarjana dan master bidang sejarah dari Universitas Madagaskar ini.

"Saya suka sama sejarah. Kalau kita tidak tahu sejarah, kita susah memimpin bangsa kita di masa depan," imbuh dia.

Soal makanan, sejak pertama kali datang ke Indonesia, Richard langsung menggemari nasi goreng. "Dan saya suka semua makanan Indonesia karena tidak beda dengan makanan Madagaskar," ujarnya.

Ayah dari 4 orang putera ini mengatakan 2 dari anaknya sedang berkuliah di Universitas Widya Kartika, Surabaya, mengambil jurusan bisnis internasional.

"Mantan rektornya dulu teman saya di Lemhannas. Jadi beliau menawarkan beasiswa, universitas ini membuka pintunya dari orang luar Indonesia. Mungkin mereka bisa bahasa Indonesia, kan sudah dua tahun di sana. Malah mungkin bisa bahasa Jawa Timur daripada bahasa Indonesia," tuturnya sambil tersenyum.

Sebagai tentara Madagaskar, Richard juga pernah menempuh pendidikan militer lengkap di Indonesia, mulai Sesko AD di Bandung (2001), Sesko TNI di Bandung (2005) hingga pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 2011 di Jakarta.

"Justru saya kaget, wah (orang Indonesia) mirip sekali seperti orang-orang di kampung saya di Madagaskar. Anda kalau datang ke Madagaskar juga pasti dikira bukan orang Indonesia," demikian kesan Richard saat menginjakkan kaki ke Indonesia.

Sebagai Gubernur Akmil AD Madagaskar, Richard harus meminta izin untuk menghadiri konferensi Diaspora Indonesia ini. Namun karena pemerintah Madagaskar mengetahui bahwa Indonesia adalah nenek moyang dari warga Madagaskar, dia pun dipermudah untuk hadir di Jakarta.

"Warga Madagaskar saat ini memandang Indonesia sebagai negara yang menonjol, karena dulu ada Konferensi Asia Afrika di Bandung ditulis dalam sejarah. Sebagai tentara saya nggak mungkin pindah (warga negara), tapi di hati saya tetap orang Indonesia. Kalau di Madagaskar nanti saya akan welcome," tutur dia.

Tindak lanjut Diaspora Indonesia ini, Richard mengatakan, salah satu contohnya dalam bidang militer. Indonesia sudah menawarkan pelatihan militer kepada negaranya. "Ada penawaran dari Indonesia pelatihan ke negara tetangganya termasuk Madagaskar untuk pelatihan tentara," tuturnya.

Selain militer tak menutup kemungkinan negaranya bekerja sama di bidang lain dengan Indonesia. "Iya pastilah. Tapi ya akan dibahas sebentar lagi, orang kedutaan di Madagaskar seluruhnya nanti dikumpulkan," tutup Richard yang akan balik ke negaranya tanggal 24 Agustus ini.( detik.com )



Berita Lainnya

Index