Hercules Muallaf Berlebaran Perdana di Sel

Hercules Muallaf Berlebaran Perdana di Sel
fhoto tempo.co

JAKARTA - Bagi Hercules, Lebaran kali ini adalah yang pertama baginya. Menurut pengacaranya, Boyamin Saiman, Hercules mengaku tidak kecewa meski merayakannya di dalam penjara. Di rumah tahanan Narkoba di Kepolisian Metro Jaya, ia merayakan hari kemenangan itu bersama seluruh keluarga dan rekan-rekannya.

Pria yang ditahan atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang itu melebur bersama tahanan lainnya. Mereka sholat Idul Fitri bersama di komplek Mapolda Metro. "Mereka juga saling memohon maaf kepada polisi penjaga rutan," ucap Boyamin pada Sabtu 10 Agustus 2013 di depan Rutan Polda Metro Jaya.

Hari pertama lebaran, ia disambut dengan senyum sang istri dan keempat anaknya. Bahkan keluarga inti itu turut bersama saat malam takbiran. Hingga H+2, seluruh handai taulan dari berbagai suku dan daerah juga mengunjungi pria kelahiran Timor-Timur 45 tahun silam ini. "Ada kawan Hercules dari kawasan Indonesia Timur, Batak, Bali, Kalimantan, Jawa, dan lainnya," ucap Boyamin.

Karena banyaknya sahabat yang berkunjung, Hercules terlihat peluh kecapekan. "Namun wajahnya sumringah," tutur Boyamin. Hercules masuk Islam lantaran mengikuti jejak istrinya yang telah melakukan umroh berkali-kali. Sebenarnya sudah beberapa tahun ia belajar tentang Islam. Namun baru tahun ini ia menghadap ke Kementerian Agama untuk menjadi muallaf. "Biar ada pondasi keislaman yang kuat dulu. Setelah itu baru Hercules mantap mengucapkan dua kalimat syahadat," ucap pengacara bergelar haji ini. Puasa Hercules, lanjutnya, penuh satu bulan Ramadlan.

Pada Lebaran pertamanya, Hercules berharap agar kasus yang menimpanya segera menemukan benang merah. Ia tak mau jika dianggap preman yang suka memeras. Ia yakin berada pada posisi tak salah. "Hercules pantang memeras. Ia bukan jawara. Usahanya profesional," ucap Boyamin. Sehingga, ia merasa bahwa Hercules didzolimi.

Baginya, pasal pemerasan Rp 250 juta yang didakwakan padanya adalah tidak masuk akal. "Sudah ada hitam di atas putih, saksi, dan perjanjian itu dilaksanakan di restoran mewah yang terbuka," tuturnya. "Mana bisa itu disebut pemerasan?"

Ia juga mengatakan bahwa Hercules sering membantu korban kebakaran dan kebanjiran dengan nominal ratusan juta rupiah. Sehingga, jika sejumlah nominal uang yang disangkakan diperas oleh Hercules tidaklah sebanding dengan kekayaannya. Bagi Boyamin, Hercules adalah orang yang berkecukupan. "Sehingga tak ada alasan kuat baginya untuk melakukan aksi premanisme."

Perihal pencucian uang, Boyamin mengatakan hal itu mengada-ada. Hingga kini rencana Pra Peradilan dari kuasa hukum Hercules ini masih berjalan. Sekarang prosesnya pada tahap pematangan materi dan konsilidasi advokad. Ia menuturkan bahwa banyak sekali pengacara yang ingin bergabung dengannya. "Ini karena penerapan pasal pencucian uang bisa menyerang lawyer ketika membela klien." ( tempo.co )

Berita Lainnya

Index