TELUK KUANTAN - Sebenarnya hal ini sedikit lucu, ternak milik Dinas Peternakan yang seharusnya sehat malah tak terurus dan terpaksa harus diredistribusi ( dipelihara ) ke warga dengan dengan sistem revolving. Revolving merupakan sistem jika warga menerima 1 eor ternak mengembalikan 1 ekor ternak ke Disnak.
" Kalau tetap dibiarkan disana, sementara SDM tidak maksimal bekerja maka semakin hari semakin kurus, lebih baik Kita bagikan ke warga dengan sistem revolving itu, "ujarnya.
Apalagi warga ujarnya sangat antusias menerima ternak dari mereka walaupun dalam kondisi kurus. Sebab jika warga memelihara dengan maksimal nantinya, mereka akan memperoleh keuntungan. INi juga akan menguatkan hubungan UPT dengan warga sekitarnya, banyak sekali manfaat dari kebijakan redistribusi 25 ekor sapi tersebut ke warga.
" Bagi Kita tentu saja lebih untung, hubungan Kita dengan wraga semakin kuat, ternak terpelihara daripada di UPT Ternak,'ujarnya.
Tidak hanya meredistribusi ternak, akibat SDM yang ada di UPT Ternak selama ini dinilai tidak bekerja maksimal, dari 6 orang petugas yang ada, sekarang hanya tinggal 4 orang. " Untuk apa Kita menggaji orang, untuk 2 orang saja dikalikan 1 .5 juta setiap bulan, berarti untuk 1 bulan daerah haru mengeluarkan uang Rp 3 Juta, kalau setahun kalikan saja,"ujarnya.
Lagipula petugas yang tinggal merupakan petugas yang dinilai cakap memelihara 50 ekor ternak yang ada di UPT Ternak itu. ( isa )