TELUK KUANTAN - Satu lagi kerja kontraktor yang dinilai asal-asal dan serabutan. Material tanah galian dibiarkan menggunung ditengah jalan, hal ini sangat membahaykan pengendara, baik pada siang hari apalagi pada malam hari. Terlihat pada pembangunan drainase di dekat kawasan gardu induk PLTA khususnya di dekat eks gudang SRDP yang sekarang menjadi Mushollah.
Kasus gundukan material tanah dijalan sempat menghebohkan warga Kuansing, saat salah seorang calon dokter meregang nyawa tahun 2015. Saat itu sang calon dokter yang sedang melintasi dengan sepeda motor di jalan TK Pembina - Perumnas bertabrakan dengan sepeda motor lainnya akibat menghindari gundukan tanah yang teronggok disepanjang jalan akibat pembangunan drainase.
Kali ini kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan drainase juga melakukan hal yang sama. Material galian tanah teronggok di jalan ditambah lagi dengam material pasir dan batu. Hal ini disesalkan pengendara yang melewati lokasi tersebut. Instansi terkait harusnya menegur rekanan tersebut sebelum timbul korban jiwa.
" Aduh berantakan kerja kontraktornya, tidak memikirkan warga sekitar dan pengendara, mau enaknya saja,'ujar Anto pengendara yang sering lewati jalan tersebut.
Harusnya, kata Anto, tanah tersebut dibuang dan disisakan untuk menutupi celah lubang drainase setelah dibeton. " Untuk mengaduk semen juga tidak harus dijalan, ini seenaknya mereka saja,"ujarnya.
Ketua Lembaga Peduli Kuansing, Ilyas mengingatkan rekanan dapat dituntut jika terjadi kecelakaan akibat kelalaian mereka dengan menimbun material tanah dijalan dan material pasir dan batu. " Kalau ada kecelakaan bisa dipidanakan, sedangkan jalan berlubang penyebab kecelakaan saja, warga bisa menuntut pemerintah, harusnya sebisa mungkin mengurani resiko terjadi hal-hal yang tidak diingikan dimanapun proyek dilaksanakan,"tutupnya. ( isa )
