Ranti Aryani, Dokter Berjilbab di Amerika

Ranti Aryani, Dokter Berjilbab di Amerika
Ranti Aryani. Tempo/Dian Triyuli Handoko


JAKARTA - Ranti Aryani adalah wanita yang pernah mendapat penghargaan American Top Dentists pada 2011 oleh sebuah lembaga konsumen di Amerika Serikat. Ranti memiliki rata-rata 1000 orang pasien setiap tahunnya. Kebanyakan di antara pasiennya itu pun lebih banyak merupakan warga negara Amerika dibandingkan dengan warga negara Indonesia. Akan tetapi, perjuangan dan kariernya tak mulus hingga ke puncak. Ia sempat mengalami diskriminasi lantaran mengenakan jilbab. Bagaimana kisah Ranti di Amerika?

Ranti mengaku masih ingat betul detik-detik pengambilan keputusannya untuk berganti kewarganegaraan pada tahun 1997 lalu. Krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu membuatnya terpaksa untuk ikut suaminya hijrah ke Amerika Serikat. "Padahal, awalnya suami yang mau jadi warga negara Indonesia," kata istri Richard G. Bennett Jr kepada Tempo pada 6 Agustus 2013 di Bintaro.

Mengganti kewarganegaraan menjadi salah satu keputusan sulit yang harus diambil oleh wanita kelahiran Bogor 1 April 1972 ini. Budaya yang berbeda serta pola bekerja di negeri orang sebagai pendatang tentu menjadi tantangan tersendiri bagi wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi itu. "Tentu saya takut," katanya ketika ditanya tentang nyalinya berkarier di negeri Abang Sam itu. Namun, justru ketakutannya itu memacunya untuk terus bersemangat dan berusaha untuk menjadi salah satu dokter kelahiran Indonesia yang mampu bersaing di negeri orang.

Perjuangan wanita yang sangat mengedepankan kedisiplinan dalam hidupnya itu ia ceritakan sambil terkadang menitikkan air mata. Mengenakan atasan bernuansa hijau dengan celana putih dan kalung bertuliskan lambang Allah, ia mengisahkan hidupnya secara santai di karpet musala rumah itu. Didampingi sang suami, ia pun menceritakan bagaimana perjuangannya bekerja di negeri orang hingga akhirnya memiliki sebuah klinik gigi sendiri bernama Orchid Dental, di Bala Cynwyd, Philadelphia, Amerika Serikat. "Sudah empat tahun terakhir saya dan suami menjalankan klinik ini," kata Ranti, yang bekerja dibantu oleh sang suami sebagai dental hygienist. Hingga bisa memiliki klinik sendiri, penyuka anggrek ini harus melewati berbagai lika-liku masalah, termasuk diskriminasi lantaran memakai jilbab.( sumber : tempo.co )





Berita Lainnya

Index