Kekerasan Sektarian Marak, Para Biksu di Myanmar Serukan Perdamaian

Kekerasan Sektarian Marak, Para Biksu di Myanmar Serukan Perdamaian
pengungsi Rohingya (Reuters)

YANGON - Para biksu senior di Myanmar menyerukan adanya perdamaian menyusul maraknya insiden-insiden kekerasan sektarian di negeri itu. Seruan itu disampaikan dalam statemen bersama yang dikeluarkan hari ini.

Pernyataan bersama ini dikeluarkan setelah pertemuan selama dua hari antara lebih dari 200 biksu Buddha di sebuah biara dekat Yangon, ibukota Myanmar. Dalam pertemuan itu, para biksu menuding media telah mencemarkan citra mereka dengan tuduhan-tuduhan bahwa para biksu menjadi biang kekerasan.

"Semua pemimpin Buddha dan warga Buddha ingin hidup dengan damai, tanpa konflik," demikian pernyataan para biksu yang dibacakan oleh biksu senior Dhammapiya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/6/2013).

Disebutkan bahwa Buddha merupakan salah satu agama terbaik di dunia. "Semua warga negara Myanmar mendukung kebijakan-kebijakan yang mendorong hidup secara damai," demikian disampaikan.

Kekerasan sektarian yang umumnya menargetkan warga muslim Rohingya marak terjadi di Myanmar belakangan ini. Puluhan orang tewas dalam kerusuhan beragama di Myanmar pada Maret lalu. Menurut para jurnalis AFP, beberapa pria yang mengenakan jubah biksu, terlihat memegang pisau dan kayu saat kerusuhan tersebut.

Diakui Dhammapiya, sejumlah biksu telah ikut serta dalam serangan-serangan antimuslim. Namun beberapa biksu lainnya keliru dituduh sebagai pelaku serangan saat mereka turun tangan untuk menghentikan kekerasan massa.

"Kami mengecam laporan-laporan di media yang keliru menuduh dan membahayakan martabat warga Buddha dan biksu-biksu Buddha," tandas Dhammapiya.( afp/dtc/ktc )

Berita Lainnya

Index