Meriahkan Maulid, Warga Gelar Tradisi Berzikir dan Meantar Doa ke Rumah

Meriahkan Maulid, Warga Gelar Tradisi Berzikir dan Meantar Doa ke Rumah
Salah satu mesjid tua di Kenegerian Sentajo. ( isa/yus )

TELUK KUANTAN - Dalam rangka memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW di setiap tahunnya, masyarakat di Kenegerian Sentajo Kecamatan Sentajo Raya hingga kini masih tetap melestarikan tradisi berziikir. Sementara warga di Kecamatan Gunung Toar menggelar doa mengantar doa dari rumah ke rumah.
Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini yang dilaksanakan di Masjid ini dilaksanakan masyarakat Desa Koto Sentajo yang dalam acara Maulid nabi Muhammad tahun ini kegiatan dilaksanakan dimasjid Raudhatul Jannah. Adapun anggota Dzikir ini biasanya puluhan orang yang tujuannya adalah memuja kepemimpinan Rasulullah.

Pantauan wartawan kuansingterkini.com, Kamis siang (24/1) cara Dzikir ini memang sangat meriah sekali karena dalam pantun yang berisikan pengajaran bagi kita semua dalam menempuh hidup dan persiapan kita menuju akhirat kelak. adapun syair ini juga di iringi gendang dan pantun ataupun syairnya juga berbalas- balasan.

Semua masyarakat hadir dalam agenda ini karena sudah merupakan tradisi yang sudah mendarah daging ditengah-tengah masyarakat. Mudah-mudahan tradisi ini akan tetap bisa dipertahankan. Biasanya acara ini dimulai pada pagi hari dan istirahat untuk shalat suhur dilanjutkan makan bersama, setelah usai makan kemudian dilanjutkan menjelang Shalat ashar.

Sementara itu di desa Pisang Berebus kecamatan Gunung Toar, upaya memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dengan menggelar acara mengantar doa dari rumah kerumah warga. Pada kesempatan ini, warga saling bergantian mendatangi rumah-rumah warga. Selain berdoa dimasing-masing rumah pada kesempatan ini, tuan rumah menyuguhkan aneka makanan dan minuman bagi warga yang datang.

Masih bertahannya tradisi ini, membuat warga lain cukup kagum dengan tekad warga setempat yang mempertahankan tradisi ini, Karena diberbagai tempat tradisi seperti ini sudah jarang dilakukan bahkan sudah hilang oleh kemajkuan zaman. Menurut salah seorang tetua kampung, Sudirman tradisi ini merupakan bentuk dari rasa sykukur warga menghadapi hari-hari besar agama Islam.

Menurutnya acara mengantar doa dari rumah ke rumah warga, tidak hanya dilakukan saat Maulid Nabi, namun juga saa Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mikraj, memasuki bulan Ramadhan. Disetiap rumah yang dikunjungi, para warga akan menyantap hidangan yang disediakan, lalu ditutup dengan berdoa untuk keselamatan tuan rumah, warga dan lingkungan.

Tradisi ini masih bertahan ujarnya, karena warga menganggap hal ini cukup baik untuk terus memupuk silahturahmi antar sesama warga, selain mengetahui kondisi masing-masing warga. " Kaya miskin semua rumah warga didatangi tidak ada perbedaan, bagi orang baru kadang-kadang kaget karena setiap rumah yang didatangi disediakan makan dan minum, karena itu agar tidak kekenyangan perlu disiasati saat hendak menyantap hidangan yang disediakan,"pungkasnya. ( yus/isa )

Berita Lainnya

Index