IKO : Kayu Jalur Harus Ditanam Sejak Sekarang, Antisipasi Stok di Green Belt RAPP Habis

IKO : Kayu Jalur Harus Ditanam Sejak Sekarang, Antisipasi Stok di Green Belt RAPP Habis
Indra Putra bersama warga Koto Cerenti dilahan green belt PT. RAPP usai menebang kayu jalur. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Cabup Indra Putra prihatin dengan stok kayu jalur yang ada saat ini. Jika terpilih, salah satu programnya menanam kayu-kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan jalur.

" Langkah penanaman kayu untuk jalur harus sudah dimulai, puluhan tahun kedepan sudah bisa diambil, ini langkah antisipasi jika green belt PT. RAPP atau kawasan hutan lain kehabisan stok,"ujar Indra Putra kepada wartawan usai bersama warga desa Koto Cerenti mencari kayu jalur di kawasan green belt PT. RAPP yang ada dikawasan Benai, Sabtu ( 3/10/2015 ).

Menurut Indra Putra sudah beberapa kali dirinya ikut bersama warga mencari kayu, menebang dan menarik kayu. " Memang kondisi stok kayu cukup terbatas untuk waktu yang lama, dan perlu penanaman sejak sekarang,"ujarnya.

" Kalau turun langsung bersama warga saat mencari, menebang dan menarik kayu memang terasa tantangan kedepan yang akan dihadapi termasuk kendala yang dihadapi warga desa, tetapi kalau bersama-sama seperti kegiatan mencari, menebang dan menarik kayu semua bisa teratasi, kekompakkan dan persatuan yang perlu sekali,"ujarnya.

Menurutnya jika diberi amanah, pohon kayu jalu akan ditanam dilahan Pemda, atau lahan-lahan terlantar dan hutan produksi terbatas ( HPT ) setelah melewati mekanisme dan aturan yang ada." Jika perlu diusulkan ke Mentri Kehutanan untuk mencadangkan lahan bagi bahan baku jalur, rasanya pemerintah pusat tidak akan keberatan karena ini kegiatan budaya yang sudah mengakar sejak lama ,"ujarnya.

" Dari ribuan hektare HPT, kita minta ratusan hektare, nanti dijaga oleh Polhut, langkah-langkah ini harus dilakukan sejak sekarang, tidak bisa ditunda lagi,"ujarnya.

Mengenai penanaman dan pemeliharaan kawasan hutan untuk kayu jalur tersebut jika sudah terwujudnya, dapat dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kuansing serta perusahaan-perusahaan melalui program CSR mereka. "  Kita minta sumbangsih Kades, pengurus jalur, tukang buat jalur, bagaimana baiknya merealisasikkanya, karena hal ini juga menjadi keprihatinan seluruh desa di Kuansing yang memiliki jalur,"ujarnya.

Seterusnya, kata Indra Putra,  kawasan itu dapat jadi objek wisata budaya, dimana wisatawan bisa melihat proses penebangan kayu, menarik dan membentuknya di kawasan hutan. " Jadi wisatawan tidak hanya melihat pacu jalur tetapi juga dapat melihat proses sejak awal. ( isa )

Berita Lainnya

Index