Pasca Mogok, Dokter Spesialis di RSUD Kembali Bekerja

Pasca Mogok, Dokter Spesialis di RSUD Kembali Bekerja
dr. David Oloan, MARS saat mengajak para awak media meninjau ruang operasi di RSUD Teluk Kuantan, Ju

TELUK KUANTAN – Pasca aksi mogok kerja dokter spesialis RSUD Teluk Kuantan, Kamis ( 16/10 ) kemaren, sekarang mereka sudah kembali masuk kerja seperti biasa. Hal ini diakui Direktur RSUD Teluk Kuantan dr David Oloan Napitulu , MARS didampingi Kabag TU RSUD, dr.Armen Suhairi, saat dijumpai Jumat (17/10/2014) diruang kerjanya.

"Sudah masuk, Saya juga telah berjumpa dengan mereka dan meminta mereka untuk masuk kerja seperti biasa dan persoalan yang menjadi tuntutan mereka seperti tunjangan  medis, akan digesa,"ujar David.

Menurut David, Bupati Kuansing H Sukarmis juga sempat menjumpai para dokter spesialis tersebut dan menjelaskan persoalan yang terjadi terutama masalah tunjangan medis yang terlambat.

David juga sempat mengajak sejumlah wartawan melihat secara langsung sarana dan prasraana di RSUD yang sempat disampaikan dokter spesialis kurang maksimal. Pertama dirinya mengajak untuk melihat ruang operasi yang disebut kurang bersih dan terdapat kecoak. Menurut David ruang operasi steril dari hewan, bahkan terdapat peralatan yang akan membunuh hewan pasca operasi.

"Kalau sudah operasi setelah dibersihkan dilanjutkan dengan menghidupkan peralatan, alat ini bisa membunuh hewan seperti nyamuk, kecoak, mana mungkin ada kecoak, kecuali mungkin saja di wc atau ruang lain yang tidak berada di bangunan kamar operasi,’ujarnya.

Mengenai peralatan USG yang rusak ujarnya, memang terjadi diruang Poli, namun di RSUD ada tiga USG, seperti diruang radiologi. “ Kalau diPoli rusak kan mereka bisa gunakan diruang radiologi,”ujarnya.

Begitu juga dengan peralatan benang jahit dan jarum suntik sudah datang berada di gudang. “ Mereka dapat menggunakannnya untuk melayani pasien,’ujar David.

Untuk loteng ruangan ICU yang rusak memang diakui David. Bahkan wartawan yang sempat menjenguk ruangan ICU melihat  terdapat dua lubang. Hal ini akibat genteng bocor, makanya kedepan sesuai arahan konsultan, atap genteng akan diubah dengan seng yang tidak mudah merembes akibat air.

Mengenai pembayaran tunjangan medis dari BPJS dan Jampersal dari pusat juga sedang dalam proses. Dana ini semacam intensif untuk tenaga medis yang melayani pasien BPJS atau Jampersal. Namun sesuai aturan, setelah pusat mentransfer ke RSUD, RSUD kemudian harus menyetor ke kas daerah dan setelah itu dimasukkan kedalam APBD kebetulan di APBD-P 2014 baru dapat digunakan.

Namun sebelum dibayarkan, RSUD terlebih dahulu harus menghitung untuk menentukan yang akan diterima masing-masing tenaga medis sesuai jumlah pasien Jampersal dan BPJS yang ditangani. Untuk diingat ujarnya, tunjangan ini bukan hanya untuk tenaga medis namun juga unsur pendukung lain seperti perawat, bidan, supir, security dan tukang masak.

“ Penghitungan menjadi rumit, karena masih menggunakan system manual. Nanti Kita terapkan system komputerisasi dan online, sehingga jika ada pasien BPJS dan Jampersal yang ditangani langsung dapat dihitung tunjangan untuk yang berhak menerima, dan akhir bulan direkap jadi cepat dan mudah,”ujarya.

Untuk tahun 2015 ujarnya, ketika RSUD sudah menjadi BLUD, penyaluran tunjangan medis akan mudah. Karena sesuai aturan, dana itu tidak harus disetorkan lagi ke kas daerah terlebih dahulu namu bisa digunakan langsung. Walaupun untuk pencairan masih membutuhkan persetujuan Bupati. Namun prosedurnya tidak sepanjang sekarang.

"Karena itu Kita minta mereka bersabar, apalagi saat ini sedang masa transisi ke BLUD yang tentu menimbulkan banyak persoalan,"ujarnya.

David juga yakin RSUD akan menjadi maju dan berkembang dimasa yang akan datang termasuk setelah menjadi BLUD. Hal ini dilihat dari peningkatan PAD ( pendapatan asli daerah ) yang terus meningkat.

Menurutnya, tahun 2011 PAD sebesar Rp 750 Juta, tahun 2012 meningkat menjadi Rp2.7 M tahun 2013 meningkat lagi menjadi Rp.3.6 M. “ Tahun 2014 target 4,29 M, sampai bulan September sudah mencapai Rp6.1 M  atau melebihi target. Kita yakin tahun 2015 PAD dapat tercapai Rp 10 Milyar,”ujarnya.

Sementara itu sejumlah dokter spesialis RSUD tetap bersikeras manajemen RSUD  kedepannya dilakukan perbaikan. Karena itu aksi mogok kerja yang mereka lalukan sebagai bahan masukan bagi semua pihak  untuk  membenahinya. Mereka juga menyadari, perjuangan mereka membuka permasalahan di RSUD tidak mudah, namun mereka akan terus berjuang untuk mewujudkannya.  (Isa)

Berita Lainnya

Index