Pemda Kuansing Sosialisasikan Vasektomi kepada Tokoh Agama

Pemda Kuansing Sosialisasikan Vasektomi kepada Tokoh Agama
Sekda Kuansing, Drs H Muharman, M.Pd ( 5 kiri ) berfose usai acara pembukaan. ( ultra sandi )

TELUK KUANTAN – Pemkab Kuansing mensosialisasikan Fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) mengenai Medis Operasi Pria (MOP) atau dikenal dengan istilah vasektomi bagi para tokoh agama yang ada di daerah ini. Acara ini digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) di Balai Adat Teluk Kuantan, Kamis (12/12/2013).

Sosialisasi penting dilaksanakan mengingat berdasarkan hasil study penerapan vasektomi  di tengah masyarakat masih minim. Salah satu sebabnya sosialisasi dan prmosi KB pria  masih kurang. Disamping masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakannya.

Padahal, MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa KB vasektomi ini dibenarkan menurut agama. Salah satu alasannya adalah MOP ini sifatnya bukan permanen, dan vasektomi dapat di rekanalisasi dan bukan pemandulan permanen.

Sekda Kuansing, Drs H Muharman, M. Pd saat membuka acara ini mendukung dilaksanakannya MOP ini dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat termasuk kepada kalangan tokoh-tokoh agama.

Dirinya percaya cara ber-KB bagi kaum laki-laki dengan cara ini relatif aman, karena perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup serta tidak mengganggu kehidupan suami isteri. Dan, peran serta suami ber KB merupakan perwujudan tanggungjawab dan kepedulian penuh dalam membangun keluarga yang sejahtera.

“Dalam kaitan itulah saya atas nama pribadi dan pemerintah daerah menyambut positif kegiatan sosialisasi fatwa MUI tentang MOP ini sekaligus menjawab keragu-raguan Kita tentang boleh tidaknya MOP ini digunakan disudut pandang agama,” ujar sekda.

Sementara itu Joni War SE, M. Si yang mewakili Kepala BKKBN Provinsi Riau dikesempatan itu menyampaikan, sampai dengan bulan November tahun 2013  sudah ada sebanyak 1.065 orang yang menjadi aseptor KB MOP di Riau. Dia menegaskan, penggunaan KB MOP ini relatif aman karena perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi. Dapat digunakan seumur hidup dan tidak mengganggu kehidupan suami isteri dalam membangun keluarga sejahtera.

Begitu pula, ujarnya bila seseorang sudah tidak ingin lagi ber KB atau kembali menginginkan kehadiran anak, maka peserta vasektomi juga dapat melakukan penyambungan kembali saluran spermatozoa (rekanalisasi).

Sedangkan Ketua Panitia, Drs  H Asaruddin, S. Sos, MM yang juga Kepala BPMPKB Kuansing menambahkan perserta yang mengikuti sosialisasi ini berjumlah 229 orang atau 1 orang per desa. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi adalah adanya pemahaman para ulama dalam mendukung program KB khususnya tentang 2 anak cukup dan pentingnya peningkatan kesertaan KB kaum pria. ( ultra sandi )

Berita Lainnya

Index