Warga Belanda Serahkan Video Sejarah Bandara Simpang Tiga Pekanbaru

Warga Belanda Serahkan Video Sejarah Bandara Simpang Tiga Pekanbaru
Bandara SSQ II dimasa lalu. ( hrc )

PEKANBARU - Satu persatu dokumen dan arsip sejarah di Provinsi Riau mulai mencuat kepermukaan. Salah satunya ditemukannya arsip berupa video berdirinya Bandar Udara (bandara) pertama bernama Simpang Tiga yang kini dikenal degan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Ya, bukti sejarah berupa dokumentasi bandara simpang tiga ini diperoleh dari seorang warga Belanda bernama Prof Bob F Deys anak dari F.H Deys seorang Inisial Fuction (Controeur City) Minang Region yang bertugas sekira tahun 1930-an di keresidenan di Keresiden Benteng Fort De Cook, Sumatera Tengah.

Kepada wartawan, Bob menjelaskan, awalnya ia menemukan dokumen penting sejarah berdirinya Bandara ini dari dokumen milik ayahnya yang masih tersimpan rapi di Belanda. Ya, ayah Bob memang semasa penjajahan Belanda pernah menjabat Demang di Pariaman (Sumatera Barat,red). Ayahnya juga ikut terlibat dalam pembangunan Irigasi di Bangkinang yang dikenal dengan Muara Way.

Dari penemuan dokumen itu, ia menceritakan kepada salah seorang rekannya yang bernama Aulia yang merupakan warga negara Indonesia yang bekerja disebuah lembaga sosial internasional yang berkedudukan di Belanda. Dari hasil pembicaraan itu, mereka juga menemukan arsip berupa dokumen tertulis terkait sejarah dan sepak terjang belanda di bumi lancang kuning.

"Kami juga memiliki arsip dan dokumen pembangunan irigasi di bandar way atau yang sekarang dikenal muara uwai di Bangkinang. Itu adalah proyek yang pernah digarap ayah saya disini (Riau,red),"ujarnya.

Setelah menceritakan secara panjang lebar, Bob bersama  Aulia Sulaiman mencoba menelusuri pihak-pihak terkait yang membutuhkan dokumen ini. "Setelah menelusuri dan mencari tahu, akhirnya kami terhubung dengan pihak Badan Perpustakaan Soeman HS ini. Mudah-mudahan dokumen ini bisa dimanfaatkan untuk edukasi masyarakat kita," ujarnya.

Saat ditanyakan perihal pembangunan bandara sendiri diakui Bob F. Deys dirinya tak terlalu tahu karena saat pembangunan sekitar tahun 1933, dirinya belum lahir namun ia hanya mengetahui lewat video peninggalan tersebut.

Sebelum dokumen ini diserahkan, pihak BPAD ikut menyaksikan secara langsung pemutaran video tersebut. Dalam video itu terlihat jelas, Pesawat pertama yang mendarat di Bandara Simpang Tiga adalah pesawat jenis DC 2. Dalam video itu pula terlihat, kondisi bandara Simpang Tiga masih berupa tanah kosong yang dikeraskan untuk mempermudah pendaratan.

Tidak hanya itu, karena sejarah Riau yang berkaitan erat dengan Sumatera Barat, pendaratan perdana pesawat DC ini juga disambut dengan tarian adat tradisional. Didalam video yang diputar, juga terdapat sejarah keberadaan Belanda di Sumatera Barat, terutama diwilayah Pariaman Sumetara Barat dan Kalimantan.


Sementara Kepala BPAD Riau Chairul Rizki, didapatnya dokumen tersebut berkat kerja keras tim yang dibentuk BPAD Riau yang bertugas untuk menghimpun hasanah arsip Riau. "Dua Minggu lalu kami mendapatkan info tentang adanya dokumentasi Riau oleh seseorang di Belanda," ujar Riski.

Setelah ditelusuri selama dua minggu kata Riski, akhirnya dokumen yang tersimpan selama kurang lebih 84 tahun silam ditemukan. Dokumen tersebut berupa video hitam putih yang menggambarkan tentang pembangunan bandara dan pendaratan pertama pesawat DC II di bandara yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Riau itu.

Dokumen itu disimpan oleh keluarga F. Deys di Belanda, untuk mendapatkan dokumen bersejarah itu, pihak BPAD Riau langsung mendatangkan pemilik video Prof. Bob F.Deys dari  Belanda bersama istrinya dan Aulia Sulaiman. Setelah melalui negosiasi akhirnya dokumen itu berhasil didapat BPAD Riau. Serah terima sendiri dilakukan, Selasa (3/11) di gedung Perpustakaan Soeman HS

Dengan ditemukannya dokumen video bwrsejarah itu Kepala BPAD Riau Chairul Rizki mengaku sangat penting karena berguna untuk menguak lebih dalam lagi tentang hasanah sejarah Riau. "Dokumen ini dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan akan datang untuk mengetahui sejarah Riau," pungkasnya. ( sumber : halloriau.com )

Berita Lainnya

Index