Pendukung Annas Kuningkan Mandau

Pendukung Annas Kuningkan Mandau
Massa pendukung Anas Ma'amun - Andi Rachman di Duri. ( riauterkini.com )


DURI-Kampanye terbuka Annas Maamun di Duri, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis kuningkan wilayah setempat. Pemekaran Mandau menjadi harga mati, dan jika tepilih, Annas siap berikan rekomendasi pemekaran itu.

Indra Gunawan, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bengkalis, di lapagan Simpang Pokok Jengkol, Jum’at (23/8/13) menyatakan pemekaran Kabupaten Mandau harga mati.

Sementara itu, Annas Maamn, calon gubernur Riau menyampaikan visi dan misinya didepan belasan ribu masa, visi yang disampaikan menurutnya diwujudkan dengan misi sederhana berdasarkan pengalaman menjadi bupati di Roka Hilir selama dua periode.”Saya berani menyampaikan misi ini karena pengalaman-pengalaman saya,” katanya.

Misi tersebut diantaranya, rakyat itu memerlukan jalan yang bagus, supaya senang mengangkat barang, hasil pertanian, anak-anak senang pergi kesekolah, pergi ke mesjid, ke surau, pergi ke geraja.

Harus berjuang agar dana-dana APBN masuk ke propinsi Riau, tidak bisa mengandalkan dana dari propinsi Riau, seperti yang telah dilakukan di Rokan Hilir. “Saya di Rokan Hilir tidak hanya mengandalkan dana di Rokan Hilir, tapi saya banyak dapat dana-dana dari pusat,” imbuhnya.

Termasuk jalan dengan membawa Menteri PU dapat Rp 362 miliar, jalan Panipahan-Bagansiapiapi Rp 480 miliar, Menteri Perikanan Rp 200 miliar, Menteri Perhubungan Rp 145 miliar. “Bahkan telah dikeluarkan izin untuk mebangun bandara, bahkan saya sudah bicara dengan Mentri Perhubungan, Bapak Mangindaan, Rp 165 miliar untuk membangun bandara tersebut,” katanya disambut tepuk tangan meriah.

Masyarakat membutuhkan anak-anaknya sekolah, gurunya harus mantap, gurunya harus disiplin. “Saya sudah praktek di Rokan Hilir, dibangun gedung-gedung sekolah dua lantai delapan lokal, kalau guru tidak bagus mengajar, saya pindahkan ketempat terpencil, guru-guru harus disiplin mengajar, karena sudah digaji oleh negara,” katanya menekankan.

Rakyat butuh sehat, bangun puskesmas-puskesmas, rekrut dokter spesialis. “Pergi kerumah sakit dua kali makan obat sudah sehat, makan obat luar negeri, tidak boleh lagi obat generik. Harus obat luar negeri, biar mahal, tapi rakyat senang sama kita,” katanya.

Misi lainnya menurut Annas, masih banyak rakyat di Propinsi Riau ini yang hidup miskin, belum punya rumah.” Oleh sebab itu kita bangun nanti rumah layak huni, setiap desa, enam, tujuh, bagi desa yang parah kita bangun 20 buah rumah layak huni,” janjinya.

Rumah layak huni tersebut dengan harga yang pantas. “Jangan murah-murah seperti Propinsi Riau sekarang, kalau saya gubernurnya tidak ada Rp 35 juta, Rp 80 juta, mengapa harus Rp 35 juta, apa yang dapat Rp 35 juta, Rp 85 juta, lantai keramik, beton, lantai plafond, jendelanya kaca, dipakai bunga-bunga sedikit, apalagi kalau bunganya warna kuning, kemudian kuning bungannya, daun bunga tersebut dibuat hijau, karena tahun ini PPP bergabung dengan Golkar,” katanya politis.

Annas juga menawarkan konsep ekonomi kerakyatan sederhana. “Kita betul-betul sederhana dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan, dibelakang rumah tersebut kita bangun kolam ikan udah cukup, ikan seribu ekor, kita tanam mangga dari Sidoharjo itu agak 15 pokok, tanam kelapa dua,” katanya.

Disamping itu, pembenahan hati nurani juga menjadi prioritasnya. “Jangan tinggalkan ibadah, kita bangun nanti masjid-masjid kecamatan, biaya paling kurang Rp 6 miliar. Tidak hanya masjid, gereja juga kita bantu bangun, kelenteng juga kita bantu bangun. Di Rohil saya buat begitu pak, makanya tidak pernah bertengkar orang Batak dengan orang Melayu,” tambahnya.

Kemudian menanggapi pemekaran Kabuaten Mandau, Annas mendukungnya dan jika terpilih siap mengeluarkan rekomendasinya. “Untuk mencapai Kabupaten Mandau tu hanya sikit lagi, Ampres sudah keluar, kajdian akademis, tinggal rekoendasi gubernur. Ampres, Amanat Presiden, sudah, kemudian kajian akademis, sudah, sekarang yang menuntut kabupaten di Propinsi Riau ini ada tiga, Mandau, Rodas, Indragiri Selatan,” katanya.

Perjuangan seperti itu diakui Annas sudah pernah dibuktikan dengan memindahkan ibu kota Rokan Hilir dari Ujung Tanjung ke Bagansiapiapi. “Saya sudah buktikan, Ibu kota dipindah ke Bagansiapiapi, undang-undang bisa di rubah, yang tak bisa dirubah itu Al Qur’an dan kitab,” katanya.

Pemerataan anggaran Rp 200 miliar perkabupaten.”Sebelumnya, Rohil dapat Rp 20 miliar. Rohil tak dapat, apalagi Mandau, Rp 200 miliar, panggil bupati, mau buat jalan boleh, buat rumah sekolah, boleh, buat rumah ibadah,” katanya.( riauterkini.com )

Berita Lainnya

Index