Merasa Jadi Korban Program Sekolah Gratis, SMKN 1 Pangkalan Kerinci Jual Mobil Operasional untuk Gaj

Merasa Jadi Korban Program Sekolah Gratis, SMKN 1 Pangkalan Kerinci Jual Mobil Operasional untuk Gaj
Logo Kabupaten Pelalawan. ( ktc )

PANGKALANKERINCI- Kepala Sekolah SMKN 1 Pangkalan Kerinci terpaksa menjual mobil operasional sekolah jenis Daihatsu Grand Max untuk menutupi gaji guru honorer dan komite. Ironisnya, upaya ini dilakukan pihak sekolah ketika Pemkab Pelalawan baru saja meluncurkan program pendidikan gratis. Informasi yang dirangkum riauterkini, dilapangan menyebutkan, pihak sekolah sudah tidak punya cara lagi untuk menutupi gaji guru honor dan komite, selain harus merelakan mobil operasional sekolah dijual, pihak sekolah juga dihantui oleh aksi berhenti massal para guru komite dan honor. "Tak ada lagi cara lain rasanya. Terpaksa mobil operasional sekolah jenis Grand Max dijual untuk menutupi gaji guru honor dan komite. Apalagi kemarin itu, orang mau lebaran. Jadi pilihan sulit ini terpaksa kami lakukan," terang Kepala Sekolah SMKN 1 Pangkalan Kerinci Nurasyia, ketika dihubungi riauterkini, melalui telepon genggamnya, Senin (18/8/13).

Nurasyia mengakui, upaya itu dilakukan sebagai dampak dari program pendidikan gratis yang diluncurkan oleh Pemkab Pelalawan. Dimana pihak sekolah, tidak boleh lagi melakukan pungutan-pungutan kepada siswa. Sementara guru di SMKN 1 sebagian besar merupakan guru dari honor dan komite.

"Kan, sejak diluncurkan pendidikan gratis kami tidak boleh lagi melakukan pungutan, sementara guru di sekolah ini sebagian besar berasal dari guru honor komite. Jadi dari mana kami cari gaji gurunya, jika tidak hal ini dilakukan," tegasnya. Setelah mendapat persetujuan dari ketua komite SMKN 1 yakni Herman Maskar, maka kata Nurasyiah, memaksa menjual mobil operasional sekola jenis Daihatsu Grand Max.

"Kemarin itu sudah mendapat persetujuan dari ketua komite, lagipun mobil itu, berasal dari pungutan komite juga, maka dijual untuk menutupi gaji guru tersebut. Mobil itu laku dijual hanya Rp 64 juta, " imbuhnya seraya mengatakan, hasil dari penjualan mobil itu tidak mutlak menutupi biaya gaji guru, pihak sekolah memutar otak mencari tamhan Rp 20 juta.

Hasil dari penjualan mobil itu sebut Nurasyiah tidak mutlak menutupi gaji guru secara keseluruhan. Pihak sekolah, harus memutar otak, mencari dana tambahan sebesar Rp 20 juta."Adapun total, untuk itu berkisar Rp 80 jutaan. Itupun hanya untuk membayar bulan Juni lalu, sekitar 80 orang guru dan bulan sebelumnya, tak tahu nasibnya," kata Nurasyiah.

Ia mengakui, SMKN 1 saat ini sedang menghadapi persoalan serius. Selain kesulitan untuk menutupi gaji guru, juga pihak sekolah dihadapkan oleh aksi berhenti oleh para guru ini. "Iya sudah banyak, yang mengundurkan diri," jelasnya.

Ketua Komite SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Herman Maskar ketika dihubungi terpisah mengakui, bahwa penjualan mobil operasional sekolah adalah untuk menyelamatkan sekolah itu sendiri."Tak ada lagi, pilihanya, jika tidak dilakukan pakai lagi, membayar gaji mereka, apa lagi memasuki memasuki lebaran," ujar Herman singkat.( riauterkini.com )

Berita Lainnya

Index