Lewat APBN Pemko Sawahlunto Bangun Geosite Batu Runcing Objek Wisata Baru Yang Digandrungi

Lewat APBN Pemko Sawahlunto Bangun Geosite Batu Runcing Objek Wisata Baru Yang Digandrungi
Geosite Batu Runcing di Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto. (Foto: Kiwi/Dinas Pariwisata Sumbar)

PADANG -  Satu bulan dibuka, kunjungan wisata ke Geosite Batu Runcing Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 4 ribu orang. Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Marta mengatakan, Batu Runcing resmi dibuka pada Februari 2024.
"Kami selesai laksanakan pembangunan fasilitas umum dan sarana di lokasi ini pada Desember 2023. Januari mulai persiapan dan Februari pembukaan. Selama satu setengah bulan ini antusias masyarakat cukup tinggi," ucapnya, belum lama ini RRI.co.id..
Mantapnya pembiayaan pembangunan fasilitas Geosite Batu Runcing menelan anggaran Rp2,3 miliar. Sumber dananya berasal dari dana alokasi khusus Kementerian Pariwisata.
"Anggaran untuk membangun gapura. Lalu jalan dan pengaman menuju situs Batu Runcing. Kemudian empat ruangan di antaranya toilet dan musalla," ungkapnya.
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya lokal dari Sumbar. Tercatat sudah ada pelancong yang menginjakkan kaki dari luar pulau, seperti Bandung.
Terkait biaya masuk, sangat ramah di kantong. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp5.000 per orang. Marta optimis, pada libur lebaran angka kunjungan semakin meningkat. Sebagai persiapan, pagar pengamanan di jalan masuk akan ditambah. Lokasi parkir disiapkan di seberang pintu masuk objek ini.
"Wisatawan yang berkunjung tidak hanya bisa melihat dan memegang sedimen yang berumur ratusan juta tahun secara langsung. Lokasi ini juga menjadi titik swafoto yang indah berlatar bukit hijau yang sesekali diselimuti awan. Sebab Batu Runcing berada di ketinggian kurang lebih 600 meter di atas permukaan laut," katanya
Batu Runcing merupakan satu dari 22 Geosite di Sawahlunto. Lokasinya berada di Kecamatan Silungkang. 
Wakil Ketua Harian Geopark Sawahlunto, Robert Fetra Ramadona menjelaskan, Batu Runcing merupakan batu gamping atau sedimen yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3). Batuan ini diperkirakan berumur 299 juta tahun.
"Kawasan Batu Runcing 300 juta tahun lalu merupakan laut. Lalu terjadi sedimen yang muncul ke permukaan. Hal ini sudah diteliti secara ilmiah. Sudah diakui sebagai geoprak nasional," ucapnya.
Keberadaan Lokasi Geosite Batu Runcing diketahui pada 2014 lalu saat pengurus panjat tebing mencari titik untuk berlatih memanjat. Setelah itu, batuan yang berusia ratusan juta itu diteliti dan berhasil diperjuangkan menjadi geosite pada 2018.( ktc)

Berita Lainnya

Index