TELUK KUANTAN – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XLI tingkat Provinsi Riau tahun 2023 dikota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu resmi ditutup, Sabtu ( 18/11/23) malam. Kontingen Kabupaten Kuantan Singingi ( Kuansing ) mendapat hasil yang kurang menggembirakan.
Kuansing meraih peringkat paling akhir dari 12 kabupaten dan kota yang ikut serta. Sementara peringkat pertama diraih oleh Kabupaten Bengkalis sekaligus keluar sebagai juara umum
Bengkalis berhasil mengoleksi total 82 poin, menyisihkan 11 kabupaten/ kota lainnya di Riau. Sementara itu, Kota Pekanbaru berada di posisi kedua dengan raihan total 64 poin.
Posisi ketiga juara umum MTQ diraih oleh Rokan Hilir 53 poin, disusul Indragiri Hilir dengan 42 poin. Pada ranking kelima diduduki oleh Dumai dengan perolehan 39 poin, Kampar 37 poin, Pelalawan 36 poin, Rokan Hulu 23 poin serta Kepulauan Meranti sebanyak 21 poin.
Sementara itu, tuan rumah Indragiri Hulu hanya berada di urutan kesepuluh dengan raihan sebanyak 20 poin dan posisi kesebelas ditempati Siak dengan perolehan 20 poin. Posisi paling buncit ditempati Kuantan Singingi dengan perolehan hanya sebanyak 17 poin.
Menanggapi hasil ini, anggota DPRD Kuansing, H Sutoyo, Minggu ( 19/11 ) mengaku trenyuh dan sedih. Setahu dirinya selama keikutsertaan negeri Pacu Jalur diajang MTQ Riau selama ini baru kali ini berada diposisi paling bawah.
" Sepengetahuan Saya ya bisa saja salah baru kali ini Kuansing peringkat terakhir selama ikut MTQ Riau,"ujarnya.
“ Ini tentu membuat Kita sedih dengan hasil ini karena posisi paling terakhir ini. Apalagi Kuansing terkenal menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat”ujarnya.
Padahal pasangan Andi Putra-Suhardiman Amby saat maju Pilkada program pembinaan keagamaan salah satu prioritas lewat program Rumah Tahfiz dan Qur'an Centre.
Ia berpendapat jika program Rumah Tahfiz dan Qur'an Centre dilaksanakan maksimal tentu hasilnya tidak seperti ini. Karena dari Rumah Tahfiz dapat melahirkan Qori dan Qori’ah berbakat.
“ Tetapi apa daya program Rumah Tahfiz kurang berjalan maksimal dan mendapat perhatian penuh. Selain menghasilkan Qori dan Qoria’ah program ini dapat menjadi benteng generasi muda Kita memiliki iman dan taqwa ditengah maraknya Narkoba, pergaulan bebas, pencabulan dan penyakit masyarakat lainnya,”sebutnya.
Karena itu Sutoyo meminta dilakukan evaluasi, agar hasil yang jelek ini tidak terulang dimasa mendatang. Khusus untuk MTQ evaluasi dimaksudkan sejauh mana kepedulian Pemda atas dana pembinaan, sarana dan prasarana penunjang, kepedulian pada instruktur/pelatih dan yang utama kepedulian pada Qori dan Qori'ah sendiri.
" Itu berlaku saat mereka ikut TC dan ikut MTQ. Begitu juga program pembinaan rutin untuk mereka,"katanya. ( nto )