Sebelum Memutuskan Pemindahan ISG,

Kemenpora Undang 2 Akademisi dari Riau

Kemenpora Undang 2 Akademisi dari Riau


JAKARTA- Ternyata sebelum memutuskan pemindahan penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) dari Pekanbaru, Riau ke Jakarta oleh Menpora Roy Suryo. Disamping ketidak siapaan venue, tapi Kemenpora juga mendapat masukan dari dua orang akademisi Riau, yakni Rektor Universitas Islam Riau (UIR) dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau.

Hal ini diungkapkan Sesmenpora Yuli Mumpuni Widarso kepada wartawan, Kamis (2/5/13) di Kantor Kemenpora, Jakarta saat konperensi pers. Katanya, disamping tidak siapnya sejumlah venue untuk penyelenggaraan ISG, Kemenpora juga mengundang akademisi dari Riau untuk meminta masukan dari daerah terkait kondisi sosial masyarakat Riau terhadap penyelenggaraan ISG.

"Disamping tak siapnya Riau sebagai tuan rumah ISG disebabkan adanya sejumlah venue yang belum siap. Kami juga mengundang akademisi dari Riau untuk mendapat masukan dari daerah tentang kondisi sosial di Riau terhadap penyelenggaraan ISG ini," katanya.

Sesmenpora mengatakan, berdasarkan masukan dari pihak akademisi dari Riau tersebut. Dimana kata Yuli masyarakat Riau sangat prihatin dan apatis tidak apresiatif terhadap status Gubernur Riau. "Masukan yang kami peroleh, mereka sangat prihatin dalam perkembangan kasusnya dan masyarakat Riau sangat apatis dan tidak apresiatif dengan status pak Gubernur Riau," katanya.

Sesmenpora juga mengungkapkan kalau pihak Kemenpora sebelumnya mengajukan opsi kepada Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Kalau memang Main Stadium UNRI tidak bisa digunakan dalam opening dan closing ceremony. Sebaiknya dipakai Stadion Kaharuddin Nasution di Spost Center, Rumbai, tapi kata Yuli, Gubernur Riau maunya di Main Stadium.

"Sebelumnya kita juga minta kepada Gubri untuk memakai Stadion Kaharuddin, kalau memang Main Stadion tak bisa digunakan. Tapi Gubernur Riau maunya di Main Stadium," ungkapnya.

Sebelumnya, Mempora Roy Suryo mengatakan, kalau dirinya tak ingin mengambil resiko. Melihat status Gubernur Riau yang menjadi tersangka oleh KPK, karena akan menjadi masalah.

"Selain itu kami didampingi dan tidak bekerja sendiri, semua keberatan untuk diselenggarakan di Pekanbaru, Riau karena mereka khawatir, jangan sampai ISG itu dibuka di Pekanbaru dan ditutup di KPK," ungkap Roy Suryo kemarin. ( riauterkini.com/ktc )

Berita Lainnya

Index