Nggak Disangka, Sarung Tangan Kiper Produk Putra Kuansing Dipakai Diliga Malaysia dan Fhilipina

Nggak Disangka, Sarung Tangan Kiper Produk Putra Kuansing Dipakai Diliga Malaysia dan Fhilipina
Franky Adi Thama bersama pelatih kiper Timnas Indonesia, Louis Milla

TELUK KUANTAN – Kuansing boleh berbangga pada Franky Adi Thama. Sarung tangan yang digunakan penjaga gawang ( kiper ) produknya telah digunakan kiper profesional di Indonesia bahkan hingga kiper yang merumput diliga utama sepakbola negeri Jiran Malaysia dan Fhilipina. Sarung tangan yang diproduksinya dengan merek FAT.

Menurut, Franky Adi Thama menyebutkan pada awalnya sarung tangan merk FAT dibuat mengingat sulitnya mencari sarung tangan kiper yang berkualitas bagus disamping harganya yang mahal. Hal tersebut Ia rasakan, karena Ia juga seorang kiper diklub-klub didaerahnya. “ Mencari produk impor juga sangat sulit dicari,”katanya.

Lalu terbersit merancang sarung tangan kiper sendiri, dan sebagian dipakai untuk kiper-kiper yang dekat dengan dirinya. Kemudian produknya diketahui oleh kiper-kiper klub-klub yang berlaga di ISL.

“ Sampai pada akhirnya berpikir mengapa tidak membuat saja, tahun 2013 lalu memproduksi sarung tangan kiper sendiri dan dijual melalui toko online FAT, FAT ini singkatan dari namanya Franky Adi Thama,”ujarnya.

Produk pertama yang dibuatnya terdiri darid dua varian, dan sambutannya lumayan bagus dari kiper amatir sampai professional. Kiper lokal yang memakai hasil karyanya antara lain Shahar Ginajar kiper Persib Banding, sampai sekarang dan Jiandi Eka Putra kiper yang menggawangi Semen Padang.

Kemudian kiper Jo Jae Hun Persipura dan Teja Pakualam mitra Kukar. Teja Pakualam sampai sekarang masih menggunakan sarung tangan produknya.

Tak hanya dinegeri sendiri, sayap usahanya kemudian melebar hingga digunakan kiper sepakbola liga utama Malaysia dan Fhilipina.

Kiper Johor Darul Takjim ( JDT ), Muhammad Izham Tarmizi lantas menggunakan sarung tangan produknya, dilanjutkan kiper rekan setim Izham Tarmizi, Fahrizal Marlias. Tidak sampai disitu, produknya digunakan kipe Perak FA dan kiper tim nasional senior Malaysia, Muhammad Hifazul Hakim.

Bahkan kiper Ceres Negros FC salah satu klub liga utama Fhilipina, Tony Doblas juga menggunakannya, sampai sekarang dengan kontrak satu tahun. Tony Doblas pernah menjadi kiper untuk klub Real Betis, Real Zaragocza dan Napoli.

Karena produknya semakin laku, Franky membuat toko online dan offline di Jakarta dan Bandung.

“ Kalau mau mengecek, silahkan karena sudah diposting dibelanjatoko online FAT,”ujarnya.

Perjalanannya membangun usaha ini tidaklah mudah. Salah satu kendalanya, bahan Latex yang sulit dicari dan terbatas karena bahannya yang bersifat khusus.

Bahan yang bagus berasal dari Jerman, dan brand-brand besar memakai Latex yang diproduksi Jerman. Sarung tangan yang bagus katanya memang berbahan dasar Latex tersebut, dan sudah standar dipertandingan sepakbola berstandar FIFA, apalagi untuk Indonesia yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau. Sarung tangan berbahan Latex cocok dipakai disaat basah dan kering.

“Latex yang bagus bisa dua dipakai musim jadi kiper tidak perlu gonta-ganti sarung tangan saat bertanding,”ujarnya.

Kendala lain, sulitnya mencari pabrik untuk memprodksi sarung tangan kiper di Indonesia.

“ Mungkin ada namun sampai hari ini belum ada ketemu,”ujarnya.

Lanjut Franky, saat ini dia memproduksi dua varian sarung tangan kiper, masing-masing venom altus dan venom medius. Venom altus dipatok dengan harga Rp.600 ribu yang dipakai Tony Doblas dan Teja Paku Alam, dan venom medius diganjar dengn harga Rp.375 ribu.

“ Venom medius cocok dipakai untuk latihan namun juga banyak digunakan kiper yang merumput diliga I,’ujarnya.

Franky menambahkan, membangun bisnis produksi tentu tidak mudah bagi siapapun dan harus pelan-pelan menjelang berhasil. Oleh sebab itu dirinya meminta kiper-kiper lokal di Indonesia menggunakan produk FAT yang dibuat anak bangsa sendiri.

“ Jika brand luar buat urang Indonesia begitu yang mahal hindari cari yang kawe, manfaatkan produk local seperti FAT yang juga tak kalah kualitasnya. Siapa lagi yang membanggakan produksi anak negeri sendiri kalau bukan Kita,”pungkas pria yang sehari-hari juga sebagai PNS di Pemkab Kuansing itu. ( isa

Berita Lainnya

Index