Komisi A DPRD Kuansing : Pariwisata Kuansing Tak kan Maju, Kalau ?

Komisi A DPRD Kuansing : Pariwisata Kuansing Tak kan Maju, Kalau ?
Rombongan Komisi A DPRD Kuansing dikantor Dinas Pariwisata Kota Denpasar. ( ktc )

 

TELUK KUANTAN –Pemkab Kuantan Singingi ( Kuansing ) dibawah kepempinan Bupati Mursini dan Wabup Halim bermimpi kalau pariwisatanya ingin maju, jika tidak ditopang ada alokasi anggaran yang memadai dan berkembangnya sadar wisata ditengah-tengah masyarakat.

 “ Saya katakan rmimpi jika sektor pariwisata Kita bakal maju, jika tidak ada dana yang besar dan keterpaduan lintas sektoral mendukung sektor ini. Ditambah lagi belum ada sadar wisata ditengah-tengah seluruh elemen masyarakat,”ujar Ketua Komisi A DPRD Kuansing, Musliadi usai berkunjung ke Dinas Pariwisata Kota Denpasar Provinsi Bali Selasa ( 25/10/2016 ) kemaren.

Dalam kunjungan ini ikut serta Wakil Ketua II DPRD Kuansing, Alhamra, anggota Komisi A lainnya seperti Masfar Mahmur, Mutiara, Fitri Pita, Ahmad Mukhlis, Edrizal Is, M Sarjan, Sutoyo dan   

“ Itu kalau Kita melihat hasil diskusi dengan Dinas Pariwisata kota Denpasar, pariwisata mereka sudah maju sudah go international, masih terus melakukan pembenahan insfrastruktur pariwisata dan pendukung seperti hotel dan restoran,”tambah Musliadi.

Kalau memang Bupati dan Wabup ingin pariwisata Kuansing maju, katanya maka dana untuk sektor ini perlu ditambahr, dan pengelolanya mulai dari Kadis, Kabid dan Kasubid serta staf memang orang yang memiliki jiwa entertainer sejati.

“  Figur-figurnya harus orang promoter pariwisata Kuansing, dan memiliki akses media massa, travel, biro perjalanan, “ujarnya.

“ Kalau insfrastruktur bisa dibenahi secara bersama, kalau jalan menuju lokasi objek wisata bisa dilakukan dinas Bina Marga, kalau bangunan bisa oleh dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, yang kurang Kita SDM pengelola pariwisata yang profesional, agar terjual ke masyarakat luar dan mampu menciptakan sadar wisata bagi masyarakat,”ujarnya.

 

Sebab ujar Musliadi, sadar wisata harus melekat diseluruh elemen masyarakat. Sikap ini dilaksanakan dari hal yang sederhana sampai besar, sehingga orang merasa nyaman selama berada di Kuansing.

" Misalnya pelayan dirumah makan dan restoran, harus benar-benar membuat tamu seperti seorang raja yang dilayani, hal-hal ini sepele tetapi sangat dibutuhkan pelancong,"ujarnya.

" Begitu juga dengan pelayan restoran, sopir travel, tukang ojek, tukang parkir, harus melaksanakan tugas dengan raman dan sopan, membuat orang nyaman dan selalu terkenang sehingga terus menerus ingin kembali mendapatkan keramahan yang semakin jarang ditemukan, "tambahnya.

Kemudian ujar Musliadi, berdasarkan pengalaman Bali, sektor kebudayaan dan tradisi juga harus mendapatkan perhatian termasuk anggaran, sehingga bukan hanya objek wisata alam yang menarik minat orang tetapi juga kegiatan sosial budaya dan tradisi yang hidup dan berkembang ditengah masyarakat.

“ Kalau itu belum terwujud ya susah dan tak usah mimpi  sektor pariwisata Kita maju, apalagi Riau dan Kuansing belum menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Indonesia, kalau tanpa perencanaan terpadu dana yang akan dialokasikan terbuang percuma nantinya,”ujarnya. (isa )

Berita Lainnya

Index