Pemilih di Indonesia Masih Doyan Duit dari Caleg

Pemilih di Indonesia Masih Doyan Duit dari Caleg
Ilustrasi. ( ozc )

JAKARTA- Pemilih di Indonesia masih mentolerir praktik politik uang yang terjadi selama pemilihan umum.

Hal itu didasarkan survei Indikator Politik Indonesia di 39 dapil (daerah pemilihan) mengenai politik uang di Indonesia. Survei Indikator dilakukan pada pemilih berumur 17 tahun ke atas  pada periode bulan September hingga Oktober 2013.

Adapun 39 dapil yang ditetapkan berada di wilayah Jawa, Sumatera Utara dan Sulawesi. Jumlah sampel 1.200 orang yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Dengan margin eror 2,9 persen.

Hasil survei menunjukkan, toleransi pemilih terhadap politik uang cukup tinggi. "Sebanyak 41,5 persen pemilih menilai politik uang sebagai suatu kewajaran dan hanya 57,9 persen yang menilai politik uang tak bisa diterima," kata Direktur Eksekutif  Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi  dalam pemaparan survei Indikator di Jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2013).

Sementara itu, sekira 28,7 persen responden menyatakan akan memilih calon yang memberi uang. "10,3 responden akan memilih calon yang memberi uang paling banyak," katanya.

Kata Burhanuddin, salah satu faktor yang menyebabkan politik uang masih digemari masyarakat Indonesia, karena tingkat pendidikan yang  rendah. "Faktor yang sangat berkaitan dengan sikap terhadap politik uang adalah tingkat pendidikan dan pendapatan," tutupnya. ( sumber : okezone.com )

Berita Lainnya

Index