JAKARTA - Saat stres, mungkin Anda ingin menyendiri dengan mengunci kamar semalaman atau bepergian keluar kota agar beban pikiran Anda menjadi ringan. Kira-kira cara yang sama juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengidap gangguan kecemasan (anxiety).
Menurut sebuah studi baru, pengidap gangguan kecemasan kerapkali merasa seperti membutuhkan ruang personal yang lebih luas daripada orang lain. Kondisi ini oleh para pakar disebut dengan 'peripersonal space'.
Hal ini dibuktikan oleh Dr. Chiara Sambo dan Dr. Giandomenico Iannetti dari University College London dengan merekrut 15 orang yang berusia antara 20-37 tahun dan memberi mereka sebuah tes untuk mengetahui tingkat kecemasan mereka dalam situasi-situasi tertentu.
Selain itu, peneliti memanfaatkan sebuah stimulus elektrik yang nantinya diletakkan pada salah satu saraf di tangan masing-masing partisipan. Pada saat-saat tertentu, ketika stimulus ini diberikan, maka tangan partisipan juga akan memberikan refleks tertentu.
Refleks yang tidak dikendalikan oleh otak inilah yang diamati oleh peneliti ketika partisipan meletakkan tangan mereka pada empat jarak yang berbeda dari wajah, mulai dari yang berjarak 5 cm hingga 60 cm.
Dengan mengukur kekuatan refleks tersebut, peneliti dapat menentukan seberapa besar bahaya yang dipersepsi partisipan dari setiap stimulus yang diberikan.
Ternyata dibandingkan orang sehat, peneliti menemukan bahwa pengidap gangguan kecemasan melihat suatu ancaman tampak lebih dekat dari kondisi yang sebenarnya.
Dalam laporan yang dipublikasikan Journal of Neuroscience, diperoleh rincian bahwa partisipan yang mendapatkan skor kecemasan yang tinggi terlihat memberikan reaksi lebih dramatis terhadap stimulus yang diberikan dengan jarak 20 cm dari wajahnya, dibandingkan partisipan yang skor tes kecemasannya lebih rendah,
"Dan orang yang memberikan reaksi kuat terhadap stimulus dapat dikategorikan memiliki 'defensive peripersonal space' yang besar," simpul peneliti seperti dilansir Health.com, Minggu (1/9/2013).
Dengan kata lain, orang yang mudah cemas akan melihat ancaman jauh lebih dekat daripada mereka yang tidak gampang gelisah, meski mungkin ancaman yang dimaksud sebenarnya terletak pada jarak yang sama di antara keduanya. Kendati begitu otak mereka tidak memicu reaksi defensif sama sekali, otak hanya bisa mengendalikan intensitas reaksinya saja. ( sumber : detik.com )
Gejala Cemas Anda Kambuh? Menyendiri Dulu Saja
Redaksi
Ahad, 01 September 2013 - 01:18:00 WIB

lustrasi (Foto: Getty Images)
Pilihan Redaksi
IndexWah, Terinspirasi dari Jokowi, Pasangan Lurus Luncurkan Kartu Riau Sejahtera
Berniat Beli Senpi dengan Upal, 2 Pemuda Dikerangkeng
Sukarmis : Kuansing Dukung Ketua Golkar Riau Jadi Cagubri
Sekda Buka Acara Legal Drafting Penyusunan Prohuda
Ustazah Mama Dedeh Bakal Meriahkan HUT Kuansing
Lakukan Reevaluasi Pendirian Kabupaten Kuansing
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Teknologi
Segera Lakukan Ini Untuk Menghindar dari Penyadapan Whatsapp
Sabtu, 18 Juni 2022 - 11:49:00 Wib Teknologi
Ngeri! Matahari Masuk Masa Resesi, Bencana Besar Menanti
Senin, 18 Mei 2020 - 12:19:00 Wib Teknologi
Grab Tertarik Investasi Daur Ulang HP Tua atau Rusak di Indonesia
Ahad, 26 Januari 2020 - 04:15:00 Wibhttps://disbud.makassarkota.go.id/slot-dana/https://dprd.makassar.go.id/download/slot-dana/https://disbud.makassarkota.go.id/slot-garansi/https://disbud.makassarkota.go.id/slot-hoki/https://jdih.narotama.ac.id/-/slot-garansi/https://jdih.narotama.ac.id/-/slot4d/https://jdih.narotama.ac.id/-/slot-thailand-gacor/https://jdih.narotama.ac.id/-/slot-qris/terongmas