Diinformasikan PT CRS Datangkan Brimob, Warga Pangean Siaga di Lokasi Aksi Blokir

Diinformasikan PT CRS Datangkan Brimob, Warga Pangean Siaga di Lokasi Aksi Blokir
Tampak warga berkerumun di lokasi pemblokiran. ( ktc )

?

TELUK KUANTAN - Ratusan warga Pangean yang tergabung dalam Koperasi Tani Perkasa bersiaga di simpang empat desa Sako. Mereka siap menghadang upaya PT Citra Riau Sarana ( CRS ) yang diinformasikan meminta pengamanan pasukan Brimob untuk memuluskan aksi pengangkutan crude palm oil ( CPO ) dari PKS milik perusahaan ini keluar.
Seperti sudah diberitakan, sejak 20 Mei yang lalu akibat tuntutan warga kepada PT CRS mengenai sengketa dilahan 2400 buntu, warga melakukan aksi blokir di simpang empat desa Sako. Mereka melarang setiap truk-truk CPO yang hendak masuk ke PKS PT CRS , dengan harapan agar perusahaan memenuhi tuntutan mereka.
Namun setelah 21 hari sejak aksi blokir dilakukan, perusahaan tidak kunjung memberikan sinyal memenuhi tuntutan warga. Malah warga mendengar perusahaan mendatangkan 2 truk pasukan Brimob untuk mengawal truk-truk CPO yang akan masuk ke PKS agar tidak dihadang warga.
" Kita mendengar informasi perusahaan mendatangkan pasukan Brimob, maka Kita siaga di lokasi pemblokiran ini, Kita bukan ingin bentrok tetapi memperjuangkan hak Kita yang belum direalisasikan perusahaan, Kita menyayangkan tindakan perusahaan mendatangkan Brimob bukan nya melanjutkan mediasi untuk memenuhi tuntutan warga,"ujar koordinator aksi warga Drs Sarwanis Royrick, MM , Senin ( 10/6 ) di TKP.
Warga katanya yakin jikapun pasukan Brimob didatangkan perusahaan, mereka tidak akan berbuat represif kepada warga karena mereka merupakan pelindung warga. Begitu juga dengan warga, jika pasukan keamanan bertindak baik dalam menghadapi warga, warga juga akan bertindak baik. Apalagi warga tidak bermasalah dengan Brimob melainkan dengan perusahaan.
Akan tetapi kalau fihak keamanan bersikap keras, menurutnya warga tidak akan mundur, karena hal tersebut merupakan hak yang akan mereka perjuangkan sampai kapanpun. " Kami membela hak Kami sampai kapan pun, tidak akan mundur dengan ditekan dengan cara apapun,"ujarnya tegas.
Ditanya tuntutan warga yang belum ditanggapi perusahaan ujarnya, berupa pemberian  20 persen penghasilan dari 2400 hektare tersebut diperuntukkan bagi warga.
" Tuntutan ini yang buntu padahal perundingan sudah dilakukan baik di Pangean, Teluk Kuantan dan Pekanbaru. Perusahaan bebal, tidak mau memenuhi tuntutan warga, bahkan mediasi yang diupayakan Bupati juga mereka abaikan,"ujarnya.
Mengenai aski blokir ini ujarnya dilakukan bergantian oleh warga dalam 4shift setiap hari. Ada lebih kurang 400 warga yang melakukan penjagaan setiap hari dalam 4 shift tersebut.
Sementara itu Humas PT CRS, Aslan yang dkonfirmasi, Senin sore  mengakui masih berlangsungnya aksi blokir oleh warga Pangean. Aksi blokir sudah dilakukan sejak tanggal 20 Mei yang lalu. Akibatnya CPO perusahaan tidak bisa keluar, dan bahkan 5 hari belakangan operasonal PKS dan kebun berhenti total. " Bagaimana PKS tidak beroperasi, CPO yang didalam PKS saja masih ada,"ujarnya.
Mengenai dampak dari aksi blokir warga ini, Aslan menjelaskan, bahwa tiga PKS PT CRS ini produksinya mencapai 30 ton perjam. Jika satu hari pabrik ini beroperasi selama 15 jam, berarti sekitar  450 ton per hari produksi CPO PT CRS terkendala. " Kalau total kerugian kalikan saja dengan sejak aksi blokir,"ujarnya.
Ia juga mengakui PT CRS meminta perlindungan aparat keamanan kepada Polisi dalam hal ini Polres Kuansing. Polres Kuansing kemudian meminta bantuan Brimob untuk memberikan perlindungan.

Mengenai sikap manajemen PT CRS terhadap tuntutan warga ujarnya, fihak manajemen bersikukuh memberi solusi berupa pemberian areal sebanyak 74 hektare dan dana kompensasi Rp 300 Juta. " Diluar itu perusahaan tidak akan memenuhinya sesuai kesepakatan manajemen,"jelasnya. ( isa )





Berita Lainnya

Index