Penataan Objek Wisata Panorama Bukik Cokiak Terkendala Status Lahan

Penataan Objek Wisata Panorama Bukik Cokiak Terkendala Status Lahan
Gambar kawasan Bukik Cokiak dari udara

TELUK KUANTAN - Panorama Bukik Cokiak salah satu objek wisata potensial dimasa depan. Karena terdapat unsur pendukung yang membuat objek wisata ini hampir memenuhi syarat untuk itu.

Kontur alam indah, berbukit dan tidak jauh dari sungai Singingi. Semakin lengkap karena berada di posisi strategis yakni jalan Lintas Tengah Sumatera. Sehingga aksesnya mudah dijangkau.

Objek wisata ini pertama kali digagas dizaman Bupati Asrul Ja'afar bersamaan penataan objek wisata air terjun Guruh Gemurai dan Batang Koban kala itu. Namun setelah itu tidak lagi mendapat sentuhan.

Sekarang warga kelurahan Muara Lembu kecamatan Singingi berusaha membangun kembali objek wisata ini.

Anggota DPRD Riau, Mardianto Manan mengunjungi langsung kondisi ini. Ia pun bertekad memperjuangkan penataan kawasan ini ditingkat provinsi.

Ia optimis terwujud pasalnya pemerintah, mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten tengah memberi perhatian besar pada.sektor pariwisata guna mendorong perekonomian.

Namun menurutnya status lahan perlu dituntaskan terlebih dahulu. Pasalnya Ia menilai objek wisata ini perlu lahan yang cukup memadai.

" Tidak hanya puncak atau panorama saja namun perlu ada unsur pendukung lain seperti tracking, tredtop atau ragam permainan yang menggunakan pohon sebagai wahana sehingga semakin menarik, "kata Mardianto.

" Seperti kawasan hutan lindung mini yang mutli fungsi "katanya.

Dari peninjauannya, kawasan puncak panorama merupakan lahan adat. Sisanya lahan warga.

" Lahan disekitar ini yang perlu diperjelas statusnya. Sehingga ketika dibangun tidak ada masalah "kata Mardianto.

Status lahan kawasan Panorama Bukik Cokiak juga diakui Camat Singingi, Delfides Gusni.

" Status lahan inilah yang sedang dimusyawarahkan, "kata Camat.

Masalah status lahan objek wisata sebagai kendala dalam membangun objek wisata juga dibenarkan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing, Indra Suandy melalui Kabid Pariwisata, Nasjuneri Putra.

" Kalau status lahannya belum jadi aset Pemda baik yang dibeli maupun hibah pihak ketiga susah dibangun, takut ada masalah dikemudian hari,"katanya.

Menurutnya sampai kini baru objek wisata Danau Mesjid Koto Kari yang status lahannya sudah jelas.

" Di danau Mesjid Koto Kari ada lahan seluas sepuluh hektar yang sudah dibebaskan semasa.Bupati Asrul Ja'afar guna mendukung pengembangan objek wisata ini,"pungkasnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index