H Nasri Edi alias Edi Kedol : Kampiun Bina Marga Yang Siap Berselancar Didunia Politik

 H Nasri Edi alias Edi Kedol : Kampiun Bina Marga Yang Siap Berselancar Didunia Politik
H Nasri alias Edi Kedol. (.ktc )

TELUK KUANTAN - Kalau bertanya sosok Nasri Edi di Teluk Kuantan khususnya dan Kuansing umum banyak yang tak tahu. Tapi kalau disebut Edi Kedol atau Mak Edong lantas orang akan mengangguk faham. Ohh orang desa Sawah pegawai PU kata yang ditanya.

 

Bidang pekerjaan umum melekat erat pada sosok pria yang lahir 24 April 1958. Ia dikenal sebagai pegawai negeri yang berpengalaman banyak dibidang jalan dan jembatan. Bahkan anak dari pasangan Ali Syafi'ie dan Jamilan disebut kampiun bina marga bersama almarhum Ir H Mahdili mantan Kadis PU Kuansing. Jabatan terakhirnya Kepala Bidanh Peningkatan Jalan dan Jembatan sebelum melepas status sebagai pegawai karena masuk usia pensiun Mei 2016 lalu.

Kata Nasri Edi dirinya pernah diminta menjadi Kadis Bina Marga dan Sumber Daya Air. Tapi permintaan itu ditampik halus dirinya karena memegang prinsip  senioritas.

" Jabatan bukan segala-galanya Saya memegang prinsip menghormati senioritas,"urainya.

Selain mahir didepan meja, pria yang sudah menunaikan ibadah haji ini memiliki pengalaman segudang dilapangan. Hari-harinya semasih aktif sebagai PNS sebagian besar dihabiskan dilapangan.

" Persoalan pembangunan jalan dan jembatan kadang tidak melulu kendala teknis non teknis justru yang paling besar pengaruhnya non teknis seperti penolakan tanah terpakai oleh jalan dan jembatan maka pendekatan dari hati ke hati diperlukan,"ujarnya.

" Harus pandai bergaul dan menempatkan diri dimasyarakat yang berbeda pengetahuan dan pengalaman, ada kegiatan dimasyarakat ikut serta,"ujar pria murah senyum ini.

Kesuksesan sarjana teknil sipil mengatasi kendala pembangunan jalan dan jembatan selama ini tak terlepas dari pergaulannya bermasyarakat dam dikaki lima selama ini dan juga rekan serta mitra kerja, baik keatas, kesamping dan kebawah.

" Kadang walau Kita berbuat baik masih ada yang tidak senang. Apalagi kalau Kita sombong,"ujar pria rendah hati ini.

Pengalaman bermasyarakat dan dikaki lima membuat dirinya faham watak dan   juga peruntungan hidup orang lain dan membentuk wataknya untuknya faham berbagi dan menghadapinya. Ini juga yang membuat dikenal sebagai sosok ringan tangan dan peduli orang lai.

" Kalah Kita bergaul dimasyarakat akan tahu banyak hidup mereka yang tidak seberuntung orang lain,"ujarnya. 

Nasri Edi menghabiskan masa kecilnya di tempat kelahirannya. Sekolah dasar dijalaninya di SDN Desa Sawah. Pendidikan tingkat pertama di SMP N 1 Teluk Kuantan dan pendidikan menengah atas di STM Teluk Kuantan. Sementara sarjana teknik sipil di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Usai melepas seragam PNS, membuat waktunya dapat lebih banyak dihabiska  dengan keluarga dan beribadah dan berkebun.

 " Yaa kini tinggal beribadah dan bermain dengan cucu-cucu yang masih kecil kecil. Kalau sore hari terkadang  pergi ke kebun, selain menjaga kesehatan berkebun juga dapat memberikan penghasilan tambahan," Nasri Edi.

Namun kebiasaannya bergaul dimasyarakat tak hilang dan tetap berkomunikasi dengan masyarakat dan pemuda.

" Karena sudah terbiasa dikaki lima ketika masyarakat, pemuda ngajak begadang, dan bermain, itu bagi saya udah biasa. Apalagi ngurus jalur maupun olah raga untuk pemuda,  itu termasuk kesukaan saya,"katanya.

Sebagaimana lazimnya pejabat usai pensiun, banyak yang terjun kedunia politik lalu bagaimana tanggapan Nasri Edi. 

Diakuinya beberapa partai menawarkan bergabung. Baginya tawaran itu rahmat karena dalam tawaran itu ada penilaian terhadap dirinya. Kemungkinan penawaran itu buah dari hasil penilaian yang baikterhadap dirinya

" Maka dari itu pantas Kita katakan rahmat bagi Saya,"lanjut Mak Edong lagi. 

Menurut Nasri Edi politik adalah seni, dalam mencapai tujuan. Diumpamakannya berpolitik itu bagaikan seorang peselancar yang bermain dalam gelombang dan ombak yang besar, sehingga seseorang mesti memiliki keterampilan untuk itu, dan keberadaan gelombang dan ombak itu dalam berselancar menambah keseruan tersendiri bagi peselancar yang telah memiliki keterampilan. 

" Begitu juga Kita, kalau berpolitik anggap saja Kita sedang berselancar, diantara peselancar itu kan tidak ada  yang bertabrakan, begitu juga dalam berpolitik,"selorohnya lagi.

Lalu apa tanggapan pria berperawakan ramping soal tawatan partai mengusugnya menjadi Caleg di Pemilu 2019 akan datang.

" Masih sebatas komunikasi, mungkin dalam waktu tidak terlalu lama Saya akan finalkan tentang itu,"tutup Nasri Edi.( rls)  

Berita Lainnya

Index