Stok Obat Habis, Pelayanan di Poli RSUD Dihentikan

Stok Obat Habis, Pelayanan di Poli RSUD Dihentikan
Salah Satu Poli di RSUD Teluk Kuantan yang kosong tanpa aktifitas, Selasa ( 8/3/2016 ). ( ktc )

TELUK KUANTAN - Akikbat stok obat habis, pelayanan di poli atau pelayanan rawat jalan yang ada di RSUD Teluk Kuantan terhenti sejak hari Senin ( 7/3/2016 ) kemaren terutama untuk pasien peserta BPJS. Namun demikian, para dokter tetap melayani pasien di ruang emergency, kamar operasi dan ruang rawat inap.

Para dokter RSUD mengaku, mereka tidak dapat melakukan pelayanan karena takut terjadi mal praktek yang dapat merugikan pasien akibat keterbatasan obat. Hasil pantauan di RSUD, poli yang tidak lagi melayani pasien sejak sejak dua hari ini terdapat pada Poli Umum, THT, penyakit dalam, poli penyakit saraf, poli kandungan dan anak terlihat sepi dan tidak ada aktifitas.

Akibatnya sejumlah pasien yang hendak mendapatkan pelayanan di poli-poli yang ada kembali ke rumah masing-masing dengan kecewa. 

Jasfar salah seorang warga yang sedang membawa orang tuanya untuk mendapatkan pelayanan di Poli Saraf saat ditanya wartawan, Selasa siang sempat mengaku bingung dengan kegiatan di Poli saraf yang tidak ada saat itu. " Ya terpaksa harus balik lagi, tadinya ingin konsultasi dan mengambil obat baru untuk orang tua yang sudah habis,"ujarnya sambil berharap agar kondisi  ini cepat dibenahi.

Selain Jasfar,  Senin kemaren, Budi Moro salah seorang warga yang membawa neneknya berobat di poli di juga RSUD sempat mengamuk akibat tidak mendapatkan pelayanan. Ia bahkan sempat bersitegang dengan dokter, pasalnya selama ini dirinya rutin membayar iuran BPJS, namun obat-obatan tidak ada saat hendak berobat. Bahkan akibat kesal, Budi sempat menendang meja dan kursi yang ada saat itu. 

Sementara itu dr Fahdiansyah, dokter spesialis kebidanan kepada wartawan mengatakan, para dokter spesialis melalui Ketua Komite Medik RSUD Teluk Kuantan, dr Alfredo Hariadi sudah menyampaikan kondisi ini kepada BPJS Cabang  Tembilahan. Kondisi yang mereka sampaikan berdasarfkan rapat pada 2 Maret yang lalu.

Kepada BPJS ujarnya, Komite Medik menyampaikan tiga point, pertama menghentikan pelayanan tingkat lanjut pada pasien BPJS dikarenakan ketidak ketersediaan sarana dan prasarana ( obat-obatan ) yang sesuai standar pelayanan spesialistik sehingga menimbulkan potensi terjadinya mal praktek.

" Kedua pelayanan ditiadakan terhitung 7 Maret sampai ketersediaan obat dan hal-hal tyersebut diatas terjamin secara terus menerus dan apabila poin 2 tidak terpenuhi maka untuk pelayanan tingkat lanjut peserta BPJS  diserahkan sepenuhnya kepada BPJS untuk mengambil tindakan selanjutnya, Kita harus menghentikan pelayanan  agar pasien tidak salah sangka atau menganggap dokter tidak mau melayani, padahal obat tidak ada,"ujar Fahriansyah.

Menurut Fahriansyah disertai dokter spesialis lain yang hadir saat itu seperti dr Locie, Yulpetropala, Risdawati, Atik Juniarsih, Noviendri dan yang lainnya, untuk mengatasi hal ini perlu pembenahan manajemen terutama sistem pengadaan obat-obatan.

" Selama ini pihak Poli dan dokter tidak pernah diajak untuk memetakan kebutuhan obat setiap tahun nya hanya dilakukan manajemen, sehingga terjadi hal ini, dan kondisi ini terjadi terus menerus tanpa pada perbaikan signifikan. Sebenarnya dokter sebagai user  tidak mencampuri urusan pengadaan, tetapi karena situasinya sudah kronis hal ini harus dibuka secara transparan agar ada solusinya,"ujar Fahdiansyah yang dikenal dengan sebutan dokter Ukub ini.

Disamping itu ujarnya, RSUD Teluk Kuantan sudah mendapatkan peringatan kedua dari BPJS  yang ditunjuk sebagai mitra kerjasama, akibat sarana dan prasarana salah satunya obat-obatan tidak memadai. " Jadi kondisi obat-obatan yang kronis, selain telah membuat pelayanan pasien BPJS ditiadakan, juga pihak BPJS dapat menarik kerjasama dengan RSUD Teluk Kuantan, ini kan merugikan RSUD Teluk Kuantan, padahal dari pelayanan pasien BPJS, RSUD Teluk Kuantan mendapatkan penerimaan lebih kurang Rp 11 Milyar setiap tahunnya, apa yang Kami suarakan murni demi perbaikan RSUD Teluk Kuantan agar lebih baik lagi,"ujarnya.

Sementara itu mendengar kegiatan Poli terhenti, Wabup Kuansing, H Zulkifli langsung bertandang ke RSUD. Wabup  meminta masukan ke dokter dan pejabat RSUD cara mengatasi hal ini,  juga menyampaikan bantuan obat-obatan yang sudah datang dari Dinas Kesehatan Riau. 

Kepada wartawan, Wabup berharap kondisi ini tidak berlanjut karena merugikan pasien karena ini pelayanan dasar bagi masyarakat. Selama ini RSUD tidak pernah kekurangan obat-obatan, bahkan saat RSUD baru pertama kali berdiri sekalipun." Kok saat ini terjadi kondisi ini, ini yang Kita sesalkan,"ujarnya. 

Menurutnya, kekurangan dana untuk pembelian obat-obatan mungkin baru dapat dilakukan pada APBD-P 2016 yang akan datang, tetapi hal tersebut cukup lama, sementara pelayanan tidak boleh terganggu apalagi terhenti. Makanya, pada pertemuan dengan dokter RSUD ujarnya, dirinya menghimpun masukan bagaimana mengatasi kondisi ini.

" Mulai dari bagaimana caranya membeli obat-obatan agar tetap tersedia, perbaikan manajemen pengadaan obat-obatan, semua kendala Kita himpun,"ujarnya.

Seterusnya kata Wabup dibuat kesimpulan dan solusi dan diajukan ke Bupati  yang ditandatangani dirinya, dokter, komite medik dan Direktur RSUD. " Kalau tidak ada solusi Kita akan ajukan ke Plt Gubernur dan Menteri Kesehatan agar kondisi ini cepat teratasi, tidak boleh berlarut-larut kasian pasien,"ujarnya.

Disamping itu kata Wabup dirinya juga menyampaikan bantuan obat-obatan dari Dinas Kesehatan Riau yang sudah datang. " Dulu saat pertama kali mendapatkan laporan RSUD kekurangan obat-obatan, dirinya menghadap Plt. Gubri dan diperoleh bantuan dan sudah datang. Tetapi masih ada kekurangan dan tadi sudah Saya sampaikan pula informasi kekurangan kepada Plt Gubri agar Pemprov Riau  ikut mengatasi kondisi ini ,"pungkasnya. ( isa/utr )

Berita Lainnya

Index