Pemuda Tebing Tinggi Benai Magang di Niagata di Jepang

Pemuda Tebing Tinggi Benai Magang di Niagata di Jepang
Jumlis Aprianto. ( ktc )

 TELUK KUANTAN - Jumlis Aprianto mewakili Iindonesia mengikuti program magang bidang pertanian NAEC Niagata di Niagata Jepang selama delapan bulan. Pemuda asal desa Tebing Tinggi Benai ini berhasil mengikuti program ini setelah berhasil lolos seleksi yang dilakukan Kementrian Pertanian ( Kementan ) Republik Indonesia.

Alumni Universitas Islam Negeri ( UIN ) Pekanbaru itu akan mengikuti program ini bersama lima pemuda lain dari Indonesia masing-masing M. Jufri dari kabupaten Gowa dan M. Sabran dari kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan Supriadi dan Abdul Basri dari Palu Provinsi Sulawesi Tengah serta I Putu Gede Oka Prabawa dari Provinsi Bali. Hal tersebut dibenarkan Kadis Tanaman Pangan Kuansing, Ir H Maisir diruang kerjannya, Jumat ( 28/3/2014  ) kemaren. " Syukur alhamdulillah Jumlis lolos, ini mewakili Indonesia tidak hanya Kuansing dan Riau karena seleksi dilakukan secara nasional, bahkan untuk Sumatera hanya Jumlis yang lolos, lainnya dari Sulawesi dan Bali,"ujarnya. Menurut Maisir, untuk mengikuti program ini tidaklah mudah. Pertama peserta diseleksi di Balai Pelatihan Milik Kementan  yang ada di Provinsi Jambi, setelah itu kembali mengikuti seleksi di Balai Besar Penelitian Pertanian ( BBPP ) Kementan Ketindang di Kabupaten Malang Jawa Timur dari tanggal 1 sampai dengan 30 Oktober 2013 dan terakhir mengikuti orientasi di Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian ( PPMKP ) Kementan yang ada di Ciawi Jawa Barat dari tanggal 27 Maret - 10 April 2014.

Dijelaskan Maisir, selama di Niagat Jepang yang terkenal sebagai kawasan pertanian dinegeri Matahari Terbit itu, Jumlis Aprianto dan rekan-rekannya akan ditempat di rumah penduduk. " Dari tempat ini Jumlis dan rekan akan melihat dan ikut serta bersama penduduk yang ditempatinya untuk mengelola areal pertanian.

" Sebab di Niagata ini untuk 50 hektare lahan pertanian hanya dikelola oleh 1 orang, karena itu Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementan memilih Niaga sebagai tempat magang, dengan harapan mereka dapat mengembangkan pengalaman dikampung halaman masing-masing dalam menggarap lahan pertanian yang ada,"ujarnya. Karena

itu ujar Maisir dirinya berpesan kepada Jumlis Aprianto untuk mempelajari mekanisasi atau peralatan yang digunaka petani Jepang dalam menggarap lahan. Karena kemampuan satu orang petani disana menggarap ahan 50 hektare tak terlepas dari peralatan pertanian.

" Kita minta Jumlis untuk mendata jenis peralatan dan harga, karena kalau tidak demikian sesampai dikampung halaman juga tidak akan bisa diterapkan, karena ilmu dan pengalaman yang diperoleh harus didukung sarana dan prasarana,"ujarnya.

Mengenai penunjukkan Jumlis Sendiri ujarnya karena yang bersangkutan dinilai memiliki keberhasilan dalam mengelola areal pertanian miliknya dengan usaha peternakan yang Ia geluti. " Jumlis berhasil memanfaatkan produksi pertaniannya menjadi pakan untuk ternak-ternak miliknya, sehari-hari Ia memelihara ternak namun juga mengelola pertanian. Dua bidang ini Ia kelola menjadi saling dukung mendukung,"ujarnya.

Pihaknya ujar Maisir juga memotivasi Jumlis untuk semangat mengikuti program tersebut, pasalnya selama di Jepang tentu terdapat kendala, baik budaya, agama dan makanan. " Untuk ibadah misalnya, tentu sebagai mayoritas non muslim akan kesulitan. Tetapi Kita percaya pemerintah Jepang sudah memberikan masukan kepada rumah tangga Jepang yang akan menerima Jumlis soal adanya hormat menghormati ibadah,"ujarnya.

Disamping itu tentu saja kata Maisir, keberhasilan Jumlis Aprianto ini dapat memotivasi pemuda Kuansing yang lain untuk bersemangat menimba ilmu demi kemajuan. " Kita harapkan kedepan ada Jumlis-Jumlis baru bidang pertanian yang mampu membanggakan Kuansing," pungkas Maisir. ( isa )

Berita Lainnya

Index