Siapa Ton Abdillah Has, Putra Kuansing Calon Anggota DPR RI ?

Siapa Ton Abdillah Has, Putra Kuansing Calon Anggota DPR RI ?
Ton Abdillah Has, ST. ( ktc )

Bisa jadi ada keheranan ketika susunan bakal caleg DPR RI Partai Golkar untuk Dapil Riau II diumumkan, pasalnya di daftar tersebut muncul muka baru, Ton Abdillah Has, mengisi urutan ke 5. Siapa dia?
Kader muda Partai Golkar ini adalah putra asli Riau (Kuantan/Indragiri), baru berusia 32 tahun, sarjana teknik industri, bisa sekolah hingga Perguruan Tinggi karena getah karet (ayahnya hanya seorang PNS golongan bawah), mantan aktivis mahasiswa, sekjen ormas keagamaan Partai Golkar (Angkatan Muda MDI), dan salah seorang Ketua di DPP KNPI. Ada ujar-ujar “Tak kenal, maka tak dicoblos”, eh maksudnya “Tak kenal, maka tak sayang”, maka ada baiknya kita lebih mengenalnya lewat profil ringkasnya berikut ini.
Si Bungsu Anak Pak Guru
SiTon, panggilan akrab Ton Abdillah Has adalah putra bungsu pasangan Helmi DS (Alm) dan Asnah Jhon dari Desa Bukit Kauman, Lubuk Jambi. Inisial “HAS” di akhir namanya adalah gabungan nama kedua orang tuanya, dan digunakan pula pada 6 orang saudaranya yang lain. Lahir di Desa Jake, Kuantan Tengah, pada tanggal 24 Mei 1981, masa kecilnya dilalui di kebun karet garapan orang tuanya di dekat trasmigrasi Pete-Pete. 
Usia setahun pindah ke Peranap, Indragiri Hulu, lalu besar dan bersekolah di Lubuk Jambi, Kuantan Mudik. Saat menempuh SD di Bukit Kauman, hingga SMA di Bukit Pedusunan, Ton termasuk siswa berprestasi. Selain juara sekolah, dia juga aktif kegiatan remaja masjid, perkumpulan silat (HIMSSI), OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja, dan kelompok ilmiah remaja. Bakat kepemimpinannya telah terasah sejak masa kecil melalui organisasi yang digelutinya tersebut.
Ayahnya merupakan guru agama yang mendidik anak-anaknya dengan tradisi keagamaan dan pendidikan yang kuat. Tradisi tersebut turun dari sang Kakek, Djonaman Qadir, tentara dan guru yang cukup dikenal pada zamannya. Kakeknya dari sisi Ayah, yang asli dari Sentajo, adalah seorang pemuka agama pula. 
Saat kecil, jika bolos mengaji, maka dirotan adalah hukumannya, begitu pula andai ketahuan merokok, maka ancamannya langsung diberhentikan dari sekolah. Tak heran jika saat remaja dia cukup sering mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an dan kontes pidato yang kerap diadakan saat Bulan Ramadhan.
Ton juga langganan juara cerdas cermat, baca puisi dan pernah terpilih dalam pemilihan siswa teladan tingkat Kabupaten Indragiri Hulu (sebelum pemekaran Kab. Kuantan Singingi). Kedisiplinan yang sama juga diterapkan dalam pendidikan, dari kecil dia bercita-cita menempuh pendidikan tinggi di tanah Jawa.
Sempat diterima sebagai siswa undangan di salah satu Universitas negeri di Padang, dia akhirnya memilih melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai anak Guru yang hidup sederhana, Ton bahkan turut menebang kayu balak di kebun orang tuanya di Jake guna mengumpulkan ongkos berangkat kuliah ke Malang. Kerja keras itu pula yang mengilhami kesungguhannya menempuh pendidikan tinggi.
Dari Aktivis (berikhtiar) Menuju Senayan
Mahasiswa Fakultas Teknik ini sejak awal terlihat cukup menonjol di dunia aktivisme kampus. Bergabung di Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), karir organisasinya terus menanjak. Diawali dengan posisi Wakil Ketua BEM FT dan Ketua Panitia OSPEK, dia kemudian terpilih menjadi Ketua Korkom UMM dan Ketua Cabang Malang. Pada Musyawarah Daerah Jawa Timur di Pondok Pesantren Gontor tahun 2006, dia terpilih menjadi ketua pertama yang bukan orang asli Jawa Timur. 
Kesungguhannya memimpin, menjadi tiket hingga dipercaya menjadi Sekjen pada Muktamar di Lampung dan akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum di Muktamar IMM di Bandung tahun 2010. Kiprahnya di kancah nasional kian diperhitungkan, saat skandal Bank Century mencuat, Ton Abdillah menjadi inisiator Gerakan Indonesia Bersih yang merupakan gabungan organisasi mahasiswa, LSM, dan ormas. Sejak dari kampus, Ton kerap memimpin langsung aksi-aksi demonstrasi yang digalangnya bersama eksponen mahasiswa lain.
Keberaniannya membela rakyat sudah ditunjukkan sejak menjadi aktivis di Malang dan Jatim. Beragam kasus rakyat turut dibelanya, mulai dari konflik agraria, buruh dan beragam kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak memihak rakyat. Keberanian dan kepemimpinan yang telah terasah sejak dari kampung, membawanya pada perjuangan membela kepentingan masyarakat yang ditindas. Setelah tidak lagi menjadi aktivis mahasiswa, Ton bergabung dengan organisasi buruh muslim dan mendirikan kelompok kajian strategis bersama kolega-koleganya mantan pimpinan organisasi mahasiswa nasional. Bagi dia, jauh dari persoalan riil rakyat, membuatnya berasa di awang-awang, perjuangan buruh dan petani sebagai komponen terbesar bangsa adalah panggilan jiwa, ungkapnya suatu waktu.
Pada Oktober 2012, dia bergabung dengan Partai Golkar dan menjadi Sekjen Pimpinan Pusat – Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah, sebuah ormas Islam yang beraspirasi ke Partai Golkar. Desember 2012, Ustad Ali Mochtar Ngabalin, ketua umumnya di AMMDI memintanya mengikuti Latihan Fungsionaris Pusat Partai Golkar, syarat utama mengikuti penjaringan Calon Anggota Legislatif Partai Golkar. Begitu lah akhirnya, sang demonstran memutuskan maju menjadi calon Anggota Legislatif Partai Golkar dari dapil Riau II. Masa menemukan jati diri di perantauan harus diaplikasikan dengan perjuangan sesungguhnya untuk memajukan kampung halaman, ungkapnya penuh keyakinan.
Siap Berkarya untuk Riau Tercinta
Sebagai aktivis yang berproses hingga tingkat pusat, Ton tentunya tidak ingin maju untuk kekuasaan semata. Mewujudkan protes menjadi kebijakan, itu lah cita-citanya masuk Partai Golkar dan maju menjadi calon wakil rakyat. Seperti pepatah melayu “bila pandai menggunting, hendaklah pandai menjahitnya”, artinya sebagai aktivis yang sudah lama belajar mengenal dan memperjuangkan problem-problem rakyat, memperjuangkannya menjadi kebijakan dan penganggaran negara yang berpihak pada problem-problem rakyat tersebut, adalah sebuah keniscayaan. Berhikmad di Partai Golkar yang punya akar kuat dan merata di tengah rakyat, berpengalaman berkuasa, punya SDM terbaik, tentu merupakan pilihan terbaik bagi mantan aktivis mahasiswa seperti Ton.
Meskipun usianya relatif muda, konsepsi perjuangannya andai kelak terpilih menjadi wakil rakyat telah dipersiapkan dengan matang. Secara umum agenda perjuangannya mencakup 3 hal utama: keadilan pembangunan bagi Riau, pembelaan terhadap rakyat Riau dan peningkatan kesejahteraan bagi rakyat Riau. Secara spesifik, sektor ekonomi masyarakat pada pertanian karet, sawit dan kelapa, upaya keadilan atas bagi hasil migas, porsi pembangunan pada aspek pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta pembangunan kebudayaan adalah menu “perjuangan” yang akan menjadi fokus utamanya.
Sebagai daerah yang secara geografis sangat strategis, memiliki sumber daya alam melimpah dan subur tanahnya, masyarakatnya pekerja keras, dan modal kebudayaan melayu yang agamis dan bermoralitas hebat, sudah seharusnya rakyat Riau menikmati kemajuan dan kesejahteraan yang hingga saat ini masih belum juga optimal dirasakan. Ketimpangan kebijakan dan pembangunan tersebut, hanya akan dapat diurai jika wakil rakyatnya di Parlemen berkemauan dan berkemampuan mewujudkan pemihakan bagi Riau yang diwakilinya. Ton percaya, latar belakang keluarganya yang dari rakyat kebanyakan, pendidikan dan pengalamannya di organisasi, pergaulan dengan lintas etnis, kelompok dan profesi, serta semangat “muda” yang dimilikinya, sedikit banyak dapat dikaryakan bagi kemajuan masyarakat Riau, dan bangsa ini pada umumnya. 

CURRICULUM VITAE

Nama                         : TON ABDILLAH HAS, ST

Tempat/Tgl. Lahir        : Desa Jake – Kuantan Singingi/24 Mei 1981

Alamat                       : Jl. H. Awaludin II, Kelurahan Kebon Melati Tanah Abang, Jakarta Pusat                             Email                         : [email protected]
Agama                       : Islam

Status Perkawinan       : Kawin

Nama Istri                  : Fita Alfiany

Anak                         : 1 orang (usia 2 tahun) 

Riwayat Pendidikan     : 
1987-1993     : SD 028 Bukit Kauman, Riau

1993-1996     : SMP Negeri 02 Lubuk Jambi, Riau

1996-1999     : SMU Negeri 1 Kuantan Mudik, Riau1999-2008    

: Teknik Industri, Unversitas Muhammadiyah Malang2010-        

: Teknik Industri, Pascasarjana – Universitas Indonesia 

Riwayat Organisasi
1. Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat-Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah (PP-AMMDI), 2012 – sekarang.

2.Ketua Dewan Pembina Yayasan Suluh Nusantara, kelompok pemikiran strategis, 2012 – sekarang.

3.Ketua Umum DPW Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI ’98) DKI Jakarta

4.Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) periode 2010-2012.

5.Ketua Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) periode 2011-2014

6.Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) periode 2008-2010.

7.Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) periode 2008-2011.

8.Fungsionaris Forum Komunikasi – Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau se Indonesia (Forkom HIPEMARI)9.Ketua Himpunan Mahasiswa Kuantan Singingi (HIMAKUSI) Malang periode 2003-2005.

10.Ketua BEM Fakultas Teknik UMM periode 2001-2002.11.Redaktur Tabloid ”Bestari”, Pers Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, 2001-2002.

12.Ketua Biro Agitasi dan Propaganda, Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Tertindas (SMART), Malang, 2000-200. ( ultra sandi )




Berita Lainnya

Index