Harga Karet Terus Anjlok, Warga Mulai Gamang Hadapi Tahun Ajaran Baru

Harga Karet Terus Anjlok, Warga Mulai Gamang Hadapi Tahun Ajaran Baru
Karet. ( ktc )

TELUK KUANTAN- Harga karet yang terus anjlok sejak dua bulan terakhir ini mulai membuat masyarakat Kuansing yang sebagian besar bergantung hidup dari komoditas ini kewalahan dan gamang dalam memenuhi anak-anak jelang tahun ajaran baru dan juga kebutuhan hidup sehari-hari.

"Entah lah pak, bagaimana caranya nanti, tahun ini anak saya yang paling tua mau melanjutkan ke SMP kalau lulus, dan yang nomor dua mau masuk TK, pastinya perlu biaya yang tidak sedikit, sementara sekarang jangankan menabung untuk persiapan, kebutuhan sehari-hari saja sering ngutang di warung,"ujar Iros, ibu rumah tangga asal Taluk Kuantan saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu.

Ibu tiga anak yang suaminya sehari-hari berporfesi sebagai petani penyadap karet ini mengaku kalau penghasilan suaminya dari menyadap karet kebun milik kerabatnya itu hanya berkisar Rp. 200 ribu satu minggu itu pun kalau tidak ada hujan.

"Sekarang harga karet terus turun, bahkan dua hari lalu kami jual harganya cuma Rp 7000 satu kilo, dalam seminggu itu cuma paling dapat 70 kg, jadi duitnya paling Rp 400 ribu, dibagi dua dengan yang punya kebun tinggal lagi Rp 200 ribu, bayar hutang di kedai dengan hutang sama induk semang, paling 100-150 yang dibawa pulang, Rp. 100 ribu seminggu mau makan apa zaman sekarang ini, yah makanya terpaksa ngutang lagi,"ujarnya lirih.

Untuk itu dirinya bersama sang suami harus memutar otak untuk mencari tambahan."Yah, kerja apa aja yang bisa menambah penghasilan, ini untung saja kita beras tidak beli karena ada hasil sawah kemaren,"sambungnya.

Kalau dulu saat harga karet diatas sepuluh ribu menurutnya penghasilan mereka dalam satu minggu itu bisa lah berkisar Rp. 400 sampai 500 ribu perminggu."Kalau segitu kita bisa sisihkan antara seratus sampai dua ratus seminggu, kan lumayan untuk kebutuhan yang mendesak,"paparnya.

Seharusnya menurut Iros, dalam menghadapi tahun ajaran baru ini dirinya sudah bisa menabung untuk persiapan mulai dari sekarang, tapi dengan kondisi seperti ini ia mengaku tidak bisa.

Tapi bukankah pemerintah sudah menggratiskan untuk tingkat SD sampai SMP."Namanya saja gratis pak, kalau mau masuk sekolah itu tetap aja harus siapkan duit, minimal 2 juta harus ada dikantong, kara uang ini lah, uang itu lah,"ujarnya tanpa menjelaskan rincian dari biaya-biaya tersebut.

Belum lagi menurut Iros, moment bulan puasa, setelah itu hari raya, kemudian pacu jalur yang akan dihadapi yang membutuhkan biaya ekstra."Itu semua kita perlu persiapkan dari sekarang,"tuturnya.

Sementara itu, secara terpisah salah satu induk semang (toke) yang biasa membeli karet masyarakat di Seberang Taluk, Buyung mengakui kalau sejak dua bulan terakhir ini harga karet memang anjlok."Wah, karam kami pak, sudah 7000 sekarang, kalau udah segini banyak petani yang ngutang,"ujarnya singkat.

Kemudian, informasi dari salah seorang warga Desa Jake, Isep, untuk harga karet disana Rabu kemaren itu Rp 8600/kg."Turun terus bang, minggu kemaren masih Rp 9000 ribu, Rabu kemaren sudah Rp 8600/kg,"ujarnya.( isa )

Berita Lainnya

Index