3 Hari Tenggelam, Jasad Mahasiswa Ditemukan di Tebing Tinggi Benai

3 Hari Tenggelam, Jasad Mahasiswa Ditemukan di Tebing Tinggi Benai
Jenazah Fitra Yani saat diselamatkan warga desa Tanjung dan desa Koto Simandolak. ( isa )

 

TELUK KUANTAN – Dua hari tenggelam, jenazah Fitra Yani ( 20 ) warga desa Sako Pangean akhirnya ditemukan di desa Tanjung Kecamatan Benai atau sekitar 13 kilometer dari tempatnya tenggelam di kawasan Tanggo Batu Tepian Narosa Teluk Kuantan Kecamatan Kuantan Tengah.

             Menurut warga yang menyaksikan evakuasi korban, Iben  jasad Fitra Yani dilihat mengapung oleh tukang kompang dan warga yang sedang berada diatas kompang yang selalu menyeberangkan warga dari kawasan Desa Tanjung– Desa Tebing Tinggi sekitar pukul 06.30, Jumat ( 5/4 ) pagi.

            Tukang kompang yang sedang berada di tengah Sungai kemudian berteriak kepada salah seorang warga  Idrus yang sedang berada di untuk memberitahu warga agar jenazah dapat diselamatkan. Idrus kemudian memintar Uwar pencari ikan yang sedang menggunakan perahu mendekati jenazah Fitra Yani yang mengapung.

            Uwar kemudian mengiringi jenazah yang ada di tengah sungai agar ke tepi karena untuk diangkat cukup beresiko sebab perahu cukup kecil dan juga jenazah sudah mulai lunak. Sementara warga lainnya berinisiatif memberitahu penemuanm jasad Fitra Yani ke warga Pangean.

             Mayat akhirnya baru dapat dipinggirkan di kompang kedua yang menghubungkan desa Tanjung dengan Koto Simandolak. Jasad korban kemudian dibawah ke Pangean dengan menggunakan mobil ambulans.

            Seperti di beritakan sebelumnya, diduga akibat mengalami tekanan permasalahan seorang mahasiswa asal Pangean, Fitra Yani (20), Rabu (3/4) tenggelam di kawasan tanggo batu Tepian Narosa Teluk Kuantan di kawasan Pasar Taluk Kuantan. Dari keterangan saksi mata, peristiwa nahas ini terjadi pukul 14:00 Wib, saat itu Fitra Yani baru tiba di TKP.

Namun tanpa disangka korban langsung turun ke sungai seperti orang mau mandi. Pada saat itu korban berenang-renang sambil terus ke arah hilir."Dia kek orang mandi saja berenang-renang, sampai ke hilir sana, sempat diingatkan warga kalau apa yang dilakukannya itu berbahaya, tapi korban malah marah-marah,"ujar Beny yang melihat kejadian tersebut.

Setelah asyik berenang, korban naik kembali, bahkan warga melihat yang bersangkutan sempat makan sate di Tangga Batu tersebut."Yah, sempat makan sate dia setelah naik ke darat, tapi setelah itu terjun lagi,"ujar Edi di lokasi kejadian

Namun usai makan sate korban kembali terjun ke sungai, dan menurut Edi saat terjun kedua kali ini, korban tidak lagi naik ke darat, bahkan pada saat itu ada ibu-ibu yang melemparkan benan bekas untuk pelampung, tapi korban tidak mau mengambilnya  dan korban justru memarahi ibu tersebut, sehingga korban terus hanyut dibawa arus sungai. Tepat di depan surau sukun Desa Sawah, korban tenggelam.  Sempat ada beberapa warga yang coba mengejar dengan perahu, namun korban keburu hilang.

Kapolsek Kuantan Tengah, Kompol. JE. Manurung melalui Kanit Reskrim, Iptu Ariansyah ketika ditemui wartawan, Kamis siang di ruang kerjanya membenarkn kejadian tersebut

"Menurut keterangan yang kita himpun dari beberapa saksi, korban kuliah di Pekanbaru, hari itu dirinya pulang naik travel, namun sampai di Taluk, sopir travel meminta korban untuk menggunakan travel lain sampai ke Pangean, saat itu korban katanya sempat marah-marah sama sopir, dan tanpa diduga korban pergi ke lokasi kejadian sehingga terjadi persitiwa tersebut,"terangnya.

Sedangkan dugaan sementara berdasarkan keterangan dari pihak keluarga menurut Ariansyah, korban sempat mengalami kecewa karena keinginannya untuk menikah gagal."Dari keterangan pihak keluarga, katanya korban sempat gagal menikah, tapi alasannya kurang tau persis, jadi kemungkinan korban mengalami stress akibat hal tersebut,"ujarnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index