Swasembada Pangan Terkendala, Akibat Pemilik Ternak Tidak Taati Perda

Swasembada Pangan Terkendala, Akibat Pemilik Ternak Tidak Taati Perda
Pelaksanaan Mubes

BENAI - Camat Benai, Masnur Judin mengatakan banyak kendala yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan swasembada pangan.

" Misalnya belum ada skill petani, banjir, ternak yang dilepas dan lain sebagainya. Alhasil swasembada pangan 2020 Kenegerian Simandolak akan sulit tercapai,"ujarnya.

Hal ini dilontarkan Masnur pada Mubes III Kenegerian Simandolak yang bertujuan mencari solusi terbaik terhadap berbagai persoalan yang muncul. Mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, adat dan lain sebagainya.

"Meski sudah diatur didalam Perda, bahwa ternak mesti dikandangkan atau tidak dilepas. Realitanya belum mampu diterapkan masyarakat," katanya.

Padahal katanya dikecamatan Benai saja terdapat 719 hektar lahan pertanian produktif. Sekitar 530 hektar berada di Kenegerian Simandolak.

"Kalau 530 hektar itu satu kali tanam bisa menghasilkan 2100 ton. Kalau 1 kilo Rp8000 maka menghasilkan Rp12 miliar. Itu baru satu, kalau dua kali tentu untungnya lebih banyak," katanya.

Sementara Bupati Kuansing, H Mursini yang membuka Mubes di MTs Babussalam Desa Tebing Tinggi Kecamatan Benai, Sabtu (13/7/2019) sangat mendukung kegiatan tersebut.

Pasalnya, kegiatan ini sangat membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah terutama di Kenegerian Simabdolak. "Ini merupakan terobosan baik dari masyarakat Kenegerian Simandolak," katanya.

Menurutnya, swasembada pangan di Kenegerian Simandolak tahun 2020 bukan tidak mungkin. Karena sudah ada desa di Kenegerian Simandolak yang menerapkan tanam padi dua kali setahun atau IP200.

"Yakni desa Tanjung. Saya harap desa lain dapat mencontoh Desa Tanjung," katanya.

Mursini membeberkan bahwa kebutuhan beras masyarakat Kuansing 36.000 ton, petani Kuansing baru bisa menghasilkan 18.000 ton.

"Kita baru 4,5 ton perhektar masih kalah dengan Siak 6 ton perhektar. Kalau bisa Simandolak 5 ton perhektar, " katanya.

Sementara Tokoh Masyarakat Simandolak, Aras Mulyadi mengatakan swasembada pangan di Simandolak itu sudah dari dulu. Buktinya, setiap rumah ada lambung padi atau rangkiang.

6"Tapi sekarang kita tengok hanya berapa orang saja yang punya," kata Rektor Universitas Riau itu. Ia berharap Mubes III Kenegerian Simandolak ini mempu menjawab dan memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang ada di Kenegerian Simandolak. "Mulai masalah pertanian, peternakan, pendidikan dan lain sebagainya. Kita berharap Mubes III Kenegerian Simandolak ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga target zwasembada pangan 2020 dapat tercapai," harapnya. ( mad )

Berita Lainnya

Index