Ramadhan di Kuansing Ditengah Ekonomi yang Lesu

Ramadhan di Kuansing Ditengah Ekonomi yang Lesu
Ketua Komisi A DPRD Kuansing, Musliadi. ( grc )
TELUK KUANTAN - Menjalankan  ibadah puasa Ramadhan 1438 Hijriah bagi masyarakat Kuantan Singingi ( Kuansing  ) ditengah situasi ekonomi yang lesu dan tak bergairah.

Bagi petani karet yang menjadi tulang punggung perekonomian sebagian  besar warga, harganya masih anjlok dikisaran lima ribuan per kilo. Bayangkan pendapatan yang mereka terima. Jika menderas karet dikebun orang lain otomatis berbagi dua. Jika mampu menghasilkan karet dalam satu minggu 100 killogram dalam sepekan hanya berpenghasilan 250 ribu.

Sementara pegawai dan mitra serta rekanan  yang terkait dengan pemerintah sampai saat ini APBD Kuansing belum juga bisa digunakan. Bagi pegawai sejak bulan Oktober 2016 hingga mendekati bulan Juni 2017 atau selama lebih kurang delapan bulan belum menerima dana Kesra dan tunjangan eselon. Kondisi paling memprihatinkan dihadapi pegawai yang sudah berhutang ke bank. 

Oleh karena itu dengan kondisi yang memprihatinkan ini  sudah menjadi hal  biasa terdengar para pegawai menguras tabungan. Jika tabungan habis, meminjam uang ke sahabat atau orang tua dengan kelak nanti dapat diganti lagi.

Nasib  baik  masih berfihak  pada petani kelapa sawit. Harga kelapa sawit yang stabil tak membuat perekonomian mereka terpukul. Walau perekonomian kurang menjanjikan, namun warga tetap antusias menyambut dan beribadah dibulan suci ini bersama keluarga tercinta.

" Kita lihat ekonomi masyarakat khususnya petani karet dan pegawai memprihatinkan. Begitu juga pedagang-pedagang yang menggantungkan hidup dari APBD semua terlihat lesu,,"ujar ketua Komisi A DPRD Kuansing, Musliadi, Jumat ( 26/5/2017).

Makanya ujar Musliadi  khusus menangani permasalahan nasib pegawai dan mitra kerja, dewan minta penggunaan APBD digesa sehinggga hak-hak pegawai segera dilunasi.  Sejak disyahkan 5 Mei lau hingga mendekat akhir Mei belum juga dapat digunakan.

" Lamban dan Kita sarankan pak Bupati kedepan menujuk pejabat pengelola keuangan daerah yang memiliki pergaulan dan komunikasi yang baik dengan semua kalangan. Kalau soal teknis dan kemampuan tentu syarat utama tapi dalam rangka keberhasilan menjalankan tugas hal itu tidak cukup, agar perputaran uang dari APBD tidak tesendat-sendat,"ujarnya. 

Musliadi juga menyarankan untuk mengurangi beban pegawai, penggunaan dana APBD pertama kali digunakan untuk mereka. Karena sudah cukup lama pegawai menantikannya. Pemkab harus membayar dana Kesra dan tunjangan eselon.

" Utamakan juga kurang bayar gaji pegawai honor selama dua bulan. Bayarkan kurang bayar sertifikasi secepatnya. Prihatin melihat nasib PNS. Bagaimana mereka akan maksimal bekerja jika hak-hak mereka  belum dibayarkan. Apalagi Ramadhan sudah tiba dan sebentar lagi lebaran dan tahun ajaran baru yang memerlukan dana,"urainya. 

Selanjutnya kata Musliadi dana operasi kantor. Biar kantor-kantor yang ada dapat pula membayar hutang ke foto copy, pedagang ATK, rumah makan atau hutang kantor kepada pihak lain yang juga sangat menunggu-nunggu sejak lama.Begitu juga dengan penyaluran dana desa agar kegiatan dipedesaan juga bergerak baik untuk honor perangkat desa, BPD dan dana pembangunan.

Sedangkan untuk warga Musliadi minta Pemda, perusahaan dan perbankan menggelar pasar murah dan menyalurkan donasi untuk meringankan beban warga. ( isa )

Berita Lainnya

Index