10 Tahun Lagi, Prospek Komoditi Kelapa Sawit Diprediksi Menurun

10 Tahun Lagi, Prospek Komoditi Kelapa Sawit Diprediksi Menurun
Staf Ahli Bupati Kuansing, H Wariman. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Sepuluh tahun mendatang, diprediksi prospek komoditi kelapa sawit bakal menurun. Pasalnya sejumlah negara saat ini juga sudah menanam kelapa sawit, sehingga produksi kelapa sawit menjadi booming.

Hal tersebut dikatakan staf ahli Bupati, Wariman DW, saat bincang-bincang dengan wartawan, Jumat ( 10/2/2017 ) lalu. Menurut mantan Kadis Perkebunan tersebut, saat ini sejumlah negara seperti China, India, Kamboja, Vietnam, Thailand masyarakatnya juga sudah menanam kelapa sawit.

" Maka diprediksi sepuluh tahun kedepan, mereka mencapai puncak produksi, dan membuat produksi kelapa sawit melimpah dan akan mempengaruhi harga kelapa sawit termasuk di Indonesia,"tuturnya.

" Selama ini negara penghasil kelapa sawit kan Malaysia dan Indonesia, nanti semakin banyak, sehingga harganya akan semakin bersaing, karena Indonesia dan Malaysia tak lagi memonopoli"ujarnya.

Sama halnya dengan komoditi karet. Menurutnya, dahulu penghasil karet Malaysia dan Indonesia, lalu diikuti Thailand, Fhilipina , Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja. " Sehingga industri tidak lagi mengimpor karet dari Indonesia dan Malaysia namun juga dari negara-negara tersebut. Sehingga harga karet Indonesia harus bersaing dengan negara-negara tersebut jika ingin laku,"ujarnya.

" Contohnya kalau Kita menetapkan harga karet 14 ribu perkilogram, mereka mampu menawar 10 Ribu perkilogram tentu kalangan industri dan konsumen akan melirik harga karet negara-negara tersebut,"ujarnya.

" Hal yang sama akan terjadi pada harga kelapa sawit nantinya,"pungkas Wariman sambil mengajak warga mencari alternatif komoditi perkebunan lain agar nanti dapat bertahan terutama para petani jika harga kelapa sawit jatuh atau tidak stabil dimasa datang. ( isa )

Berita Lainnya

Index