Kenaikan Harga Karet Belum Dapat Diprediksi

Kenaikan Harga Karet Belum Dapat Diprediksi
Gapkindo. ( isa )
TELUK KUANTAN -  Gabungan Perusahaan Karet Indonesia ( Gapkindo ) Riau yang juga pemilik PT Andalas Agro Lestari perusahaan crumb rumbber dio desa Logas Kecamatan Singingi belum dapat memprediksi kenaikan harga karet yang diharapkan petani. Krises ekonomi di Amerika Serikat, Eropa dan Cina yang belum stabil menjadi penyebabnya. Pasalnya dari kawasan ini permintaan komoditi karet sangat besar dari kalangan industri mereka.
" Ekomi Amerika, Cina dan Eropa masih goyang-goyang, berpengaruh pada permintaan karet negara-negara produsesn termasuk Indonesia khususnya Riau,"ujar Ketua Gapkindo Riau, Husin Gomulia yang ditanya perihal ini, Jumat ( 11/1 ) .
Namun produksi karet pasca hujan panjang sejak September sampai dengan akhir Desember sudah mulai membaik. Namun tingkat produksi karet rata-rata tahun 2012 yang lalu anjlok sebesar 30 persen. Kalau musim penghujan masih besar dan tingkat permintaan masih rendah, produksi tahun ini juga bisa anjlok. Belum lagi peralihan dari lahan karet ke lahan sawit dan perkebunan lainnya.
" Permintaan karet kan banyak dari luar, karena pasarannya besar, yang jadi soal ekonomi di luar lagi lesu,"ujarnya.
Sementara itu Yusnia wraga Kopah menyatakan, dibandingkan dengan sebelumnya harga karet petani memang beranjak naik, rata-rata Rp 1000 sampai dengan Rp 1.500 perkilogram. Sebelumnya, harga karet rata-rata Rp 9000 sampai dengan Rp 10000 perkilogram, namun saat ini sudah sampai Rp.12.600 perkilogram.
" Kalau di koperasi karet Kita jual sebesar Rp 12.500 perkilogra. Kalau dipedagang pengumpul Rp 11.000 perkilogram,"ujarnya.
Sementara itu pad atahun 2011 yang lalu, para petani pernah mengalami masa kejayaan harga karet yang saat itu mencapai Rp 23 ribu pekrilogram. Saat itu, para petani cukup sejahtera teurtama yang menderas karet.( isa )



Berita Lainnya

Index