Kuansing Negeri Wisata Riau

Dua Objek Wissata Populer Kuansing Dimasa Lalu Yang Sudah Hilang.

 Dua Objek Wissata Populer Kuansing Dimasa Lalu Yang Sudah Hilang.
kawasan hutan pinus. ( ktc )
TELUK KUANTAN - Kabupaten Kuantan Singingi bertekad menjadi daerah tujuan wisata di Riau, selain mengandalkan pacu jalur, juga memperbaiki dan mencari objek wisata baru untuk menarik minat wisatawan melancong ke negeri ini. Upaya menarik pelancong bermuhibah memang langkah bagus untuk mendorong bertumbuh kembang sektor rill seperti transportasi, hotel dan restoran, kerajinan ditengah situasi perekonomian masyarakat Kuansing yang tak menentu akibat harga karet yang terjun bebas ditambah harga kelapa sawit yang tidak stabil. Dimasa lalu ada dua objek wisata unggulan yang jadi primadona di daerah ini, namun karena tidak terus baik akhirnya hilang tergerus zaman. Keduanya yakni danau buayo di desa Sitorajo Kari kecamatan Kuantan Tengah dan kawasan Pinus Bukit Betabuh di desa Kasang Kuantan Mudik. Setiap hari Sabtu dan Minggu kedua objek wisata ini ramai didatangi. Bagi yang ingin melihat Buaya datang ke danau Buayo di desa Bandar Alai. Sambil membawa daging pengunjung yang ingin melihat buaya dapat melempar kedalam danau dan melihat Buaya meloncat sambil menangkap daging. Sementara kawasan hutan Pinus menjadi lokasi merefresh diri dialam yang sejuk, asi dan dingin. Menggunakan kenderaan dan sepeda motor orang beramai-ramai datang e kawasan ini sambil menatap alam yang indah dan udara yang sejuk. Sekarang dua objek wisata andalan masyarakat Kuansing dimasa lalu sudah tak berbekas. Hutan pinus misalnya, sudah berubah menjadi pohon karet dan kelapa sawit, ironi memang. Ir. Mardianto Manan, mengusulkan, dua objek wisata andalan dimasa lau perlu direkonstruksi. Sebagai leading sektor bisa dipercayakan pada dinas kehutanan. " Untuk hutan pinus jelas dikelola Dishut, penangkaran Buaya juga oleh Dishut karena bagian konservasi sumber daya alam,"ujarnya. Menurut Mardianto, jika Dishut Kuansing mampu mengelola kembali hutan pinus di Lubuk Jambi sebagai assset wisata yang mendukung satu sama lain dengan air Terjun Guruh Gemurai dapat menjadia bagian daerah program botanical park yang didengungkan Presiden Jokowi, apalagi lokasinya dalam hutan llindung Bukit Btebauh. " Tentukan areal Botanical Park atau taman raya, ada air terjun, kawasan pinus, kawasan hurang dmana terpelihara ribuan jenis flora dan fauna,"ujarnya. Sedangkan danau Buayo ujarnya bagian dari objek wisata yang menarik seperti halnnya gajah di Lampung. Namun untuk lebih menarik kawassan itu hendaknya diperluas menjadi kawasan kebun bintang namun program unggulan nya buaya. Buaya yang berkeliaran di sungai atau ditangkap warga dapat direlokasi ke sana. " Kalau Kuansing berhasil membangun penangkaran buaya terbesar di Sumatera dapat menjadi ikon, kalau ada buaya di kabupaten dan provinsi lain yang ditemukan bisa dipelihara disana, jadi lokasi studi banding selain objek wisata,"ujarnya. " Juga dapat mengusulkan dana pelestarian buaya yang semakin hilang nantinya, jadi tak perlu dana APBD Kuansing saja, untuk membuat design dan langkah awal mungkin kalau sudah jadi dapat memanfaatkan dana provinsi dan pusat,"pungkasnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index