Menyimak Randai “Sanggar Ngocal”

Menyimak Randai “Sanggar Ngocal”
Sanggar Ngocal saat latihan. ( ktc )

 

 

TELUK KUANTAN - Rabu (24/8/2016) malam, bertempat di Taman Tugu Jalur, Telukkuantan “Sanggar Ngocal” tampil didepan para undangan VIP FPJ 2016 seperti Deputy Menteri Pariwisata, Konsul Malaysia, Gubernur Riau diwakili Sekda Prov Riau, Bupati dan Wakil Bupati Kuansing. Sanggar ini menampilkan teater rakyat yang biasa disebut randai.



Hebatnya, para undangan VIP serta penonton sangat terkesima dengan penampilan teater rakyat yang dikemas Teja, Delpis dibantu Said Mustafa Husin. Bahkan para undangan VIP rela bertahan hingga penghujung acara. Lantas apa yang membuat penampilan “Sanggar Ngocal” ini bisa memukau penonton.



Penggiat Seni Kuantan Singingi, yang juga ikut membantu “Sanggar Ngocal”, Said Mustafa Husin  menyebutkan randai yang disajikan ‘Sanggar Ngocal” memang sedikit berbeda. Sinopsis dibacakan dalam bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia. Alur cerita disajikan dalang. Ketika jedah antar babak, mereka tampil layaknya sebagai sebuah group randai dengan joget dan lagu randai Kuansing. Namun, disaat memainkan lakon cerita, group ini tampaknya mengacu pada kaidah-kaidah teater kontemporer. “Ini sebuah teroibosan yang pantas diacungi jempol,” kata Said



Menurut Said, ada hal lain yang menarik dari penampilan “Sanggar Ngocal” ini. Meskipun mereka menampilkan “randai”, namun para pemainnya sudah mengenal teknik blocking dengan baik. Artinya mereka sudah mengenal teknik tentang tata atau penempatan pemain di ruang pentas agar tidak terlihat monoton, tidak terkesan mempersempit panggung, ataupun memperluas panggung. Padahal mereka bermain di pentas arena atau penontonnya berada dalam sebuah lingkaran.



Selain itu, katanya para pemain tetap bertahan dengan kaidah-kaidah teater rakyat yang akrab dengan dialog improvisasi karena begitulah teater rakyat. Bahkan, dialog mereka yang penuh improvisasi sering mengundang gelak tawa. Namun sambung Said, dalam penampilan malam itu, tentu saja masih ditemukan sejumlah kelemahan. Misalnya, improvisasi dalam dialog sering melebar jauh meninggalkan alur cerita. Bahkan para pemain sering pula lupa dan abai terhadap “teknik memberi puncak”. Sehingga untuk peningkatan kualitas tampaknya mereka masih butuh polesan lagi.



Karena itu Said menyebutkan para pemain “Sanggar Ngocal” perlu mendalami teknik dasar teater.  Misalnya teknik olah tubuh seperti keseimbangan, teknik olah suara seperti artikulasi, intonasi, dinamika atau tempo pengucapan, dan tentu saja power. Said menambahkan pemain teater harus memahami pengertian ruang dalam teater dengan mendalami teknik bolcking, positioning, movement yaitu teknik bergerak dari satu titik ke satu titik di dalam ruang pentas.



Menurut pria asal Desa Koto Taluk ini, seluruh pemain teater sudah seharusnya menguasai teknik pembagian ruang pentas. Misalnya Kanan Depan Pentas, Depan Tengah Pentas, Kiri Depan Pentas, Kiri Tengah Pentas, Pusat Pentas, Kanan Tengah Pentas, Kanan Belakang Pentas, Belakang Tengah Pentas, Kiri Belakang Pentas. Selain itu katanya pemain tetaer harus pula menguasai teknik movement atau gerak perpindahan dari satu titik ke satu titik. Pewmain teater harus tahu kapan dilakukan gerak dengan garis lurus horizontal, lurus diagonal, melingkar, atau zig zag. “ Inilah tampaknya yang belum mereka kuasai,” kata Said.



Kendati begitu, Said juga memuji, “ Sanggar Ngocal” ini sudah memiliki para pemain kuat, sekalipun belum menguasai sepenuhnya teknik teater. Setidaknya kata Said “Sanggar Ngocal” sudah mempunyai aset beberapa orang pemain komedian yang kuat seperti Fahmi, Osar dan O’Hana. Belum lagi sejumlah pemain pendukung yang sudah berulangkali ikut pementasan. “ Rasanya, inilah yang membuat penampilan malam itu tidak membosankan,” katanya .


Kini “ Sanggar Ngocal “ tengah menggagas lahirnya pasar seni di Telukkuantan.   Rencananya, pasar seni ini akan dipusatkan di Taman Tugu Jalur. Menanggapi gagasan ini Said mengatakan sangat mengapresiasi.  Apalagi katanya seluruh grup randai di Kuansing diberi kesempatan untuk tampil, sekalipun harus lewat sebuah seleksi. Menurut Said gagasan ini akan sangat mendorong para seniman randai untuk lebih berkreativitas. “ Ini gagasan yang cemerlang perlu didukung semua pihak,” tutup Said. ( mad )

Berita Lainnya

Index