Pembukaan Festival Pacu Jalur Tahun Ini, Pawai Budaya Ditiadakan Diganti Parade Air

Pembukaan Festival Pacu Jalur Tahun Ini, Pawai Budaya Ditiadakan Diganti Parade Air
Perahu Baganduang yang akan tampil pada pembukaan pacu jalur 2016. ( ktc )

 

 

TELUKKUANTAN – Panitia FPJ 2016 tidak akan menggelar pawai budaya dalam acara pembukaan pacu jalur di lapangan Limuno Telukkuantan, 25 Agusutus mendatang. Sebagai gantinya, panitia FPJ 2016 mengagendakan “parade air” yang dikuti puluhan jalur sebelum pacu jalur hari pertama dimulai.

 

Wakil Bupati H.Halim yang juga Ketua Umum Panitia FPJ 2016 ketika dikonfirmasi melalui Ketua Pelaksana Chaidir Arifin, mengungkapkan pawai budaya di lapangan Limuno dikhawatirkan akan menyita banyak waktu sehingga membuat durasi acara pembukaan menjadi lama.

 

“ Pawai budaya memang tidak diagendakan. Gantinya parade air di Sungai Kuantan,” kata Chaidir

 

Chaidir membeberkan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Kuantan Singingi H.Mursini, Wakil Bupati H.Halim akan berhilir di sepanjang gelanggang Tepian Nerosa bersama Menteri Arif Yahya serta sejumlah tamu VIP dari kedutaan negara asing seperti Belanda, Belgia, Perancis dan China.

 

Para tamu VIP ini nantinya akan berhilir menggunakan Perahu Baganduang, Gulang-gulang serta Piau Kajang. Dibelakangnya akan diikuti oleh puluhan jalur sebagai peserta “parade air”. Chaidir menyebutkan atraksi ini akan lebih menghibur karena konsentrasi massa kala itu memang di pinggir Sungai Kuantan.

 

Kendati panitia FPJ 2016 tidak menggelar pawai budaya di lapangan Limuno, namun acara pembukaan pacu jalur tahun ini tetap semarak. Tidak kurang dari 700 siswa-siswi SLTA di Telukkuantan akan menggelar tari massal yang mengusung tema “ Konji Barayak”.

 

Koroegrafer atau peñata tari, Epi Martison kepada kuansingterkini.com menyebutkan tema “ Konji Barayak” sengaja diusung dalam tari massal tahun ini. Penata tari yang sering mengisi acara berskala nasional ini menyebutkan tema “ Konji Barayak” ini sarat dengan nilai-nilai filosofis seperti silaturahmi dan kegotongroyongan.

 

“Konji Barayak” atau “Konji Anak Lobah” adalah sejenis makanan bubur khas Kuansing. “Konji Barayak” biasanya dibuat disaat warga tengah melakukan kegiatan bersama atau gotongroyong. “Konji Barayak” ini dimasak para wanita secara bersama-sama di lokasi kegiatan gorong royong.

 

“ Kita berharap filosofis yang terkandung dalam tari massal “ Konji Barayak” bisa mempersatukan kembali masyarakat Kuansing yang sempat terkotak-kota paska pilkada lalu,” jelas Epi Martison, peñata tari asal Kuansing yang telah berlanglang buana ke berbagai negara di dunia. ( isa/hms/ppj2016 )

Berita Lainnya

Index