Diduga Terjangkit Virus Jembrana, Sapi di Kuansing Banyak yang Mati

Diduga Terjangkit Virus Jembrana, Sapi di Kuansing Banyak yang Mati
Salah seekor sapi yang mati akibat virus Jembrana di Kopa .( ktc )

TELUK KUANTAN- Sejak beberapa minggu terakhir ini para petani ternak sapi di Kabupaten Kuantan Singingi dibuat resah karena merebaknya virus jembrana yang menyerang hewan ternak mereka. Akibatnya, banyak sapi milik petani yang mati disebabkan virus tersebut.

 

"Sekarang banyak sapi yang mati, kalau di wilayah Kenegrian Kopah (Kuantan Tengah) hampir setiap hari ada saja sapi milik warga yang mati, ini terjadi sejak beberapa minggu terakhir ini, kalau dijumlahkan mungkin sudah puluhan ekor,"kata salah seorang warga Kengerian Kopah, Amrizal ketika berbincang dengan wartawan, Selasa (12/7/2016) di Teluk Kuantan.

 

Terkait informasi tersebut, Kepala dinas peternakan Kabupaten Kuansing, Marhumala Pontas melalui Kabid Produksi dan pengembangan peternakan, Tarigan ketika dikonfirmasi melalui telepon mengatakan bahwa berdasarkan anailsa sementara hal itu terjadi akibat merebaknya virus Jembrana dan Parasit di beberapa wilayah yang ada di Kuansing.

 

"Berdasarkan analisa kita sementara, saat ini virus jembrana dan parasit sedang merebak di wilayah Kuansing, akibatnya banyak ternak sapi yang terjangkit dan akhirnya mati,"katanya.

 

Sebagai langkah pencegahan kata Tarigan, pihaknya akan melakukan upaya pemberian Vaksin terhadap ternak yang belum terkena virus, dan memberikan imbauan kepada petani ternak agar memisahkan ternak mereka yang terkena virus dengan yang belum terjangkit atau yang masih sehat.

 

Secara terpisah, salah seorang petugas penyuluh peternakan, Delta kepada wartawan mengatakan bawa pada tahun ini sudah ratusan sapi di Kuansing yang mati akibat penyakit yang menurut analisa mereka yaitu virus jembrana dan parasit.

 

Menurut Delta, sesuai dengan analisa sementara, virus tersebut menyerang antibodi hewan ternak sehingga ternak menjadi lesu dan tidak mau makan hingga mati." Biasanya jika ternak terserang penyakit tersebut ketahanannya paling lama hanya tiga hari setelah itu mati," katanya

 

Dikatakan Delta, berdasarkan temuan mereka di lapangan pada ternak yang telah mati ditemukan adanya percikan darah disekitar rongga seperti di mulut, telinga, hidung dan ekornya. (utr )

Berita Lainnya

Index