Silat Pangean Setiap 1 Syawal , Sang Pendekar Mencari Berkah Dunia dan Akhirat

Silat Pangean Setiap 1 Syawal , Sang Pendekar Mencari Berkah Dunia dan Akhirat
Peragaan silat pangean. ( ktc )


TELUK KUANTAN - Setiap 1 Syawal, Hari Raya Idul Fitri, Silat Pangean ditampilkan di negeri asalnya, Pangean. Di laman silat, lintas generasi menampilkan Silat Pangean ini. Ada silat tangan, silat pedang dan silat perisai. Dan ditutup dengan Silat "Kopuang Barompek". Nah, seperti apa pelaksanaannya?

Allahuakbar. Allaahuakbar. Allahuakbar. Suara takbir berkumandang, menggema di langit Mesjid Jamik, Koto Tinggi Pangean, Rabu (6/7/2016 ) lalu, di hari Raya Idul Fitri. Umat Islam pun menyambut datangnya hari kemenangan itu. Tua, muda, anak-anak, dan orang dewasa pun tak ketinggalan antusiasnya menyambut datangnya hari yang fitri tersebut.

Usai sholat Zuhur, sekitar pukul 13.00 WIB, Pangulu, para Datuk, para pendekar, dan para guru serta sebagian anak murid silat melakukan ziarah ke 'pondam' atau tempat makam sejumlah guru silat yang ada di Ujuang Taye, Desa Koto Tinggi Pangean.

Di pondam, kemenyan dibakar, do'a pun diucap penuh khusyuk. Puluhan pendekar itu bermohon kepada Sang Pencipta supaya Silat Pangean yang dikenal suci lagi menyucikan yang tengah digeluti sang pendekar ini diberkahi dunia dan akhirat.

Sekitar 30 menit waktu dihabiskan di pondam. Sebagian dari peziarah ada yang membawa pasir dan tanah di atas pondam para pendekar yang telah menghadap-Nya, dan sebagian lagi ada yang membawa bebatuan yang ada di atas makam itu. Konon benda-benda tersebut diyakini diberi kekuatan oleh Allah SWT. Usai ziarah, prosesi silat di negeri asalnya ini terus dilakukan. Mereka pun makan bersama di Rumah Godang Suku Melayu, yang jaraknya paling dekat dengan pondam.

Sementara, di laman silat, para anak murid dari berbagai laman silat se-Pangean telah siap untuk uji kemahiran menguasai teknik permainan dan pergelutan silat. Mereka yang tadi melakukan ziarah pun tiba di laman. Mereka duduk bak layak pendekar di balai 'bauputui' yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Permainan silat pun dimulai. Diawali dari anak remaja. Satu per satu mereka dipanggil berurutan berpasangan untuk mempermainkan silat tangan. Disusul dengan permainan silat pedang dan silat perisai yang dimainkan orang dewasa. Sebelum tampil, sembah sujud kepada pangulu dan para guru terlebih harus mereka haturkan. Kemudian di tengah laman, saat hendak memulai permainan silat, sujud seraya berdo'a memohon agar selamat dalam permainan silat ini juga wajib dipanjatkan.

Prosesi pelaksanaan Silat Pangean di negeri asalnya itu pun ditutup dengan Silat 'Kopuang Barompek'. Seorang guru dikepung dan diserang oleh 4 anak muridnya. Namun, sang guru tidak jatuh dan rusak, malahan keempat anak muridnya itulah yang dibuat terjatuh ke tanah. Tepuk tangan pun bergemuruh melihat khusyuknya setiap penampilan Silat Pangean ini.

Turun-temurun sejak ratusan tahun silam, Silat Pangean yang merupakan ilham dari Allah SWT kepada manusia pilihan-Nya ini selalu digelar setiap 1 Syawal. Tak dipungkiri, silat ini dikenal dimana-mana, termasuk juga telah berkembang di luar negeri. Apalagi di Riau, silat ini tak asing lagi. Sebagian besar masyarakatnya menjadikan silat ini suatu tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang.

Sampai kapanpun takkan hilang digilas zaman. Setiap 1 Syawal, silat yang mengalir di tiap gerakan dan nafas orang Pangean itu sesuai aturan pengaturanya dimainkan dihadapan khalayak ramai, yang diikuti seluruh perguruan silat.

Tak dipungkiri pula, Silat Pangean adalah aset budaya asli masyarakat yang lahir dan berkembang sejak ratusan tahun silam yang membawa misi pentingnya menjaga silaturrahim antar sesama umat. Hakikatnya, musuh jangan dicari, jika datang pantang mundur selangkahpun.

Saat ini, perkembangannya cukup pesat, baik yang dikembangkan sendiri oleh para guru yang berasal dari Pangean dan juga yang dikembangkan oleh para guru yang berada di perantauan. Bahkan banyak orang dari luar Pangean belajar Silat Pangean itu secara langsung ke negeri asalnya ini.

Kenapa Silat Pangean digelar di negeri asalnya setiap 1 Syawal, karena silat ini suci, sehingga harus dihelat di setiap Idul Fitri. Setelah digelar 1 Syawal di Pangean, perguruan silat Pangean lainnya yang berada di luar Pangean dipersilahkan memainkan silat Pangean ini mulaii dari 2 Syawal hingga seterusnya.

"Alhamdulillah, pelaksanaan silat 1 Syawal tahun ini meriah dan semarak dari tahun lalu. Dan mari terus kita lestarikan tradisi ini," kata Pangulu Sati, H Hasan Basri BA, di hadapan masyarakat di Koto Tinggi Pangean, Rabu lalu.

Pada hakikatnya, Silat Pangean ini terlahir di diri manusia yang suci, yang jauh dari perpecahan dan permusuhan. Maka dari itu, Silat Pangean ada di belahan bumi ini adalah membawa misi yang suci pula penuh dengan kebaikan dan kebenaran yang membawa hakikatnya adalah untuk merajut silaturraahim. Dan di hari yang fitri atau di hari yang suci ini pula digelar Silat Pangean sebagai upaya untuk menyatukan seluruh masyarakat.

Sementara itu, salahseorang Pemuka Masyarakat Pangean yang juga salahseorang Guru Silat Pangean, H Nayarlis, mengatakan, bahwa Silat Pangean ini tidak bisa dikotori dengan hal-hal yang merusak persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Ia meyakini, jika ada pihak yang mencoba menyalahgunakan silat ini, maka akan ada bala yang menimpanya.

Sementara itu, Camat Pangean, Mahviyen Trikon Putra SE bersyukur akan adanya Silat Pangean ini. Silat ini merupakan tradisi asli masyarakat Pangean yang telah ada sejak ratusan tahun silam yang hingga kini terus berkembang di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Sebagai orang Pangean kita patut berbangga dengan Silat Pangean ini yang telah diwariskan orang-orang terdahulu kepada kita. Sehingga silat ini membuat kita bangga dan dikenal, tentu kita harus berupaya pula untuk menjaga dan melestarikannya, serta membuat bangga pula generasi kita yang akan datang," harapnya.( isa )

Berita Lainnya

Index