Tak Kenal Puasa, PETI Mengganas di sungai Kuantan, Nelayan Menjerit Kehilangan Mata Pencaharian

Tak Kenal Puasa, PETI Mengganas di sungai Kuantan, Nelayan Menjerit Kehilangan Mata Pencaharian
Razia PETI di desa beberapa waktu lalu. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Bulan puasa tak menyurut cukong dan pekerja penambangan emas tanpa izin ( PETI ) beraksi menggasak lingkungan demi memenuhi pundi-pundi mereka dengan rupiah. Di kecamatan Kuantan Tengah dan Sentajo Raya ( Sentra ), aktifitas PETI semakin menggila sejak sepekan terakhir.
Dari pantauan di desa Sawah Teluk Kuantan, terdapat empat  rakit PETI yang beroperasi sejak dua  pekan terakhir. Di Sentajo Raya sedikitnya ada 3 titik aktifitas sejak lama sudah beroperasi. Didesa Pulau Komang Sentajo ada 8 unit, di desa Muaro Sentajo ada 11 unit, di kawasan Kuantan Putus yang terletak di desa Koto Sentajo dan desa Kampung Baru Sentajo ada 12 unit.
    Informasi dari tokoh masyarakat Muaro Sentajo, PE kepada Wartawan Senin pagi (20/6/2016) di Teluk Kuantan menyebutkan kalau yang mendompeng itu juga warga lokal. " Artinya orang kampung juga lah yang menghancurksn tanah peladangan tersebut. Sebulan terakhir, keluh tokoh yang sangat peduli lingkungan tersebut.

Menurutnya sudah puluhan meter tanah peladangan milik petani desa Muaro Sentajo, Koto Sentajo dan milik petani desa Kampung Baru Sentajo terjun bebas masuk sungai akibat digasak mesin-mesin dompeng.
     Aktifitas Peti juga marak di kecamatan Gunung Toar, desa Pulau Aro dan Pangean. Tak hanya di sungai Kuantan, disisi hutan lindung Sentajo pun Peti juga ada. Meski sudah diberi peringatan oleh kades setempat bersama aparat, namun aktifitas dikawasan tersebut tetap saja tak bergeming.
    "Kalau ditunggu amukan masyarakat, jelas tak kan ada karena masyarakat tak mau lagi berhadapan dengan para pendompeng yang tak segan-segan main kasar,"ujarnya.

Untuk itu dirinya berharap  Bupati yang baru bersama Kapolres yang juga baru supaya dapat mengambil tindakan tegas dan menangkap semua pelaku PETI.
    Yang lebih menyayat hati jelasnya, sejak PETI mengganas di sungai Kuantan, warga Kuansing yang mencari ikan untuk dijual ( nelayan ) kampung yang menggantungkan hidup disepanjang sungai Kuantan harus menjerit  karena susah mencari ikan untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri. Ketidaktegasan pemerintah untuk memberangus aktifitas ilegal tersebut membuat penilaian masyarakat bahwa kebijakan pemerintah seakan tidak berpihak kepada masyarakat kecil, sehingga hasil tangkapan nelayan tak cukup untuk dikonsumsi oleh keluarga, jangankan untuk dijual.

" Mata pencaharian nelayan sudah seakan mati. Miris kehidupan nelayan di Kuansing. Kami sebagai nelayan hanya bisa mengeluh karena ada pemerintah," ungkapnya sedih.( pen )

Berita Lainnya

Index