Gelar Perpisahan, Kepsek SD 005 Sentra Minta Ortu Bantu Bentuk Perilaku Anak

Gelar Perpisahan, Kepsek SD 005 Sentra Minta Ortu Bantu Bentuk Perilaku Anak
Acara perpisahan SD 005 Desa Koto Sentajo kecamatan Sentajo Raya. ( ktc/yus )

SENTAJO RAYA - Peranan orang tua murid sangat penting dalam membentuk karakter mental anak usia dini terutama bagi anak tingkat Sekolah Dasar.

Hal tersebut dikatakan Kepala Sekolah SDN 005 Koto Sentajo Kecamatan Sentajo Raya Mashuri saat acara perpisahan Anak Kelas VI, Selasa pagi (24/5/2016).

Dikatakan Mashuri, pengertian dari kenakalan pada anak Sekolah Dasar (SD) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan, kenakalan dengan kata dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut. Sedangkan kenakalan, perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu ketenangan orang lain tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat sekitar.

Maka dari itu katanya, definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku pada masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tidak menyukai dan tidak menyenangi perbuatan tersebut.

“ Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang di sebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak – pihak lain,”jelasnya.

Ditambahkan Mashuri, faktor-faktor penyebab kenakalan siswa SD menurut sebahagian para ahli merupakan kegagalan memperoleh respon yang dapat diterima oleh masyarakat atau kegagalan memperoleh pembenaran moral dan etis yang sesuai dengan budaya masyarakat.

“ Psikologi anak yang menghadapi proses super – ego anak kearah sosialisasi yang tepat dan memadai mungkin juga disebabkan tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar prilaku yang umum di masyarakat sekitarnya,”ujarnya.

Jadi lanjutnya kenakalan anak diukur dengan standar nilai dan norma-norma sosial. Mungkin satu bentuk prilaku siswa dilingkungan masyarakat tidak sesuai dengan tolak ukur dari kebudayaan atau tradisi yang berlaku, maka bentuk-bentuk prilaku tersebut di pandang sebagai kenakalan.
“ Apa yang dianggap oleh guru sebagai pelanggaran serius atau kelakuan yang tidak layak sering berbeda dengan pendapat para ahli psikologi. Misalnya ciri-ciri non agresif kurang gaul, rasa cemas, suka menyendiri,muram, dan lain sebagainya hal itu dipandang serius bagi perkembangan pribadi anak oleh para ahli kesejahteraan rohani atau “mental Hygiene”,”urainya.

Sebaiknya kata Mashuri, pelanggaran yang dipandang serius oleh guru seperti menulis kata – kata jorok, membolos, menyontek, menentang, merusak, tidak di anggap penting oleh para ahli psikologi. Guru terutama mementingkan ketertiban kelas dan sekolah untuk mencapai potensi akademis yang sebaik-baiknya. Sebalikya ahli mental hygiene mengutamakan perkembangan pribadi anak agar menjadi individu yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dengan penuh keperyaan akan dirinya.

Para Guru tambahnya yang juga memperhatikan aspek kepribadian anak hendaknya menerima pendirian para ahli mental hygiene dan menjadikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan akademis. Ia akan lebih banyak membri tanggung jawab kepada anak-anak untuk memelihara disiplin dan bekerja tanpa mengganggu orang lain. Ia juga akan memperhatikan anak yang pendiam, penakut, mencoba memahami dan membantu mereka, dengan demikian guru itu bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik.

Lebih lanjut dikatakan Mashuri, sebab-sebab kenakalan remaja dapat dibedakan atas dua sebab yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Sebab-sebab berupa cacat keturunan. Pembawaan negatif yang sukar dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri, kurangnya penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baik tidak memiliki kegemaran-kegemaran yang sehat.

“ Maka sekali lagi kami mengharapkan peranan orang tua murid untuk dapat memberikan perhatian serius demi masa depan anak yang sangat kita harapkan demi kemajuan bangsa ini,” tukas Mashuri. ( yus )

Berita Lainnya

Index