Menjadikan Kuansing Negeri Kunjungan dan Destinasi Wisata di Riau

Menjadikan Kuansing Negeri Kunjungan dan Destinasi Wisata di Riau
Keindahan Air Terjun Guruh Gemurai. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Kuansing memilik objek pariwisata cukup besar di Riau, baik objek wisata alam, budaya dan kuliner, terutama dibagian utara dan barat yakni kawasan eks Kuantan Mudik dan Antau Singingi. Potensi ini dapat menjadikan derah ini menjadi daerah destinasi wisata khususnya untuk warga Riau.

Dua kawasan yang sebagian berada di kaki Bukit Barisan, memunculkan objek wisata yang layak jual. Sebut saja air terjun Guruh Gemurai, air tejrun tujuh tingkat Batang Koban, air mancur Dublang Pati Soni, Pemandian Air Panas, Air Terjun Ulu Lembu, air terjun dikawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling.

Ada pula kawasan hutan lindung Bukit Betabuh dan Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, yang cocok untuk wisata eko turisme dan arung jeram serta kegiatan menantang dan adventure. Tapi semua belum tergarap dengan maksimal, dan menjadi salah satu tugas berat Bupati dan Wabup Kuansing periode 2016-2021.

Tengoklah data kunjungan pelancong ke air terjun Guruh Gemurai dari instansi terkait, selama tahun 2015 lalu mencapai 40  ribu orang. Padahal kondisi air terjun ini cukup memprihatinkan, tanpa tambahan wahana permainan dan terkesan stagnan penataannya selama ini. Tangga dan pagar pengaman untuk wisatawan turun cukup memprihatinkan kondisinya.

Begitu juga dengan kondisi air terjun Batang Koban, nasibnya lebih memiriskan. Dermaga kedatangan pelancong  sudah rusak parah, orang yang datang harus memanjat dipinggir tebing,bahaya karena tebing bebatuan dan tanah dan rawan terjatuh ke sungai Kuantan. Namun minat orang untuk berkunjung tidak pernah surut. Pemandian air pans di desa Sungai Pinang juga demikian. Terkesan tak terurus dan tak tertata sama sekali. Apalagi air terjun Dubalang Pati Soni di desa Cenga dan Ulu Lembu di kecamatan Singingi, tidak tersentuh program penataan wisata sama sekali. Ditambah akses jalan yang membuat objek wisata ini terkait satu sama lain juga tidak maksimal.

APBD Kuansing dimasa-masa yang akan datang perlu dialokasikan lebih besar, untuk objek-objek wisata unggulan ini terutama untuk penataan dan penambahan wahana penunjang sehingga objek wisata tersebut semakin aman dan menarik untuk dikunjungi. Sebab, objek wisata menghasilkan multi efek yang besar, tidak hanya PAD namun juga masyarakat.

Andai saja setiap tahun Kuansing mampu mendatangkan 500 ribu pelancong dan setiap pelancong membelanjakan uang minimal satu juta, maka uang yang beredar mencapai 500 milyar. Ini akan menghidupkan usaha hotel, restoran, transportasi, industri kerajinan, petani holtikulutran, pedagang. Usaha-usaha ini juga akan menyerap tenaga kerja. Multi efectnya luar biasa.

Bupati dan Wabup Kuansing periode lima tahun mendatang, sejak memerintah harus memberi perhatian ekstra luas terhadap perkembangan objek wisata. Dimulai dari penataan dan pengembangan objek wisata dan diteruskan dengan promosi dan penyiapan masyarakat sadar wisata. Karena sektor ini belum tergarap maksimal padahal potensinya luar biasa besar.

Tidak hanya itu, kota Teluk Kuantan sebagai ibukota dan tempat transit pelancong sebelum mengunjungi objek wisata perlu berbenah dan dipercantik. Taman dan median jalan diperindah dengan aneka pohon bunga, gedung pemerintah dan swasta serta rumah-rumah warga diminta menanam pohon dan aneka bunga sebanyak-banyaknya , menambah ruang terbuka hijau, menambah relif dan air mancur, sehingga kota yang asri akan tercipta untuk memberikan kenyamanan.

Di Provinsi Riau sendiri kota Teluk Kuantan salah satu kota yang memiliki kontur kota yang indah, ada bukit, ada lembah dan sungai, layaknya kota-kota wisata, sementara ibukota kabupaten dan kota lain di Riau relatif datar. Daerah-daerah perbukitan seperti kawasan disekitar Komplek Pemda, Polres Kuansing dan Kantor Kejari Teluk Kuantan dapat menjadi kawasan perhotelan dan resort yang nyaman.

Kawasan Tepian Narosa Teluk Kuantan dapat disulap sebagai lokasi restoran dan kafe dengan menghadap sungai Kuantan, dipadu dengan penataan kota tua dengan memugar dan membangun kembali gedung-gedung lama baik yang sudah dibongkar dan sedang direhab Pemda saat ini.

" Kuansing punya objek wisata yang melimpah, ada wisata alam, wisata kuliner dengan lauk pauk dari sungai, wisata budaya seperti pacu jalur dan rumah adat, potensi ini harus maksimal digarap kedepan, agar dapat menggerekkan roda perekonomian masyarakat,"ujar Refli salah seorang pemerhati wisata dan alumnis Akademi Pariwista Engku Putri Hamidah Pekanbru.

Jika tidak segera digarap ujarnya, khusus bagi objek wisata alam bisa hilang akibat ekspansi pembangunan perkebunan, baik oleh perusahaan maupun warga masyarakat.

" Untuk kota Teluk Kuantan sendiri Kita minta Pemkab kedepan melarang pembangunan kebun kelapa sawit disekitar objek wisata dan sekitar kota Teluk Kuantan. Kita lihat ibukota kabupaten lain sudah gersang karena kebun kelapa sawit sudah merambah hingga ke kawasan pinggir ibukota sehingga panas dan tidak nyaman, kalau kota hijau dan asri orang akan nyaman, minimal untuk rehat,"ujarnya.

" Di pusat kota, rumah penduduk dan pemilik toko diwajibkan menanam pohon sebanyak-banyaknya minimal bunga, baik didalam tanah mapun di pot. Lahan terbuka milik Pemda dijadikan taman kota dan ruang terbuka hijau, sehingga pusat kota menjadi teduh. Cukup murah dan mudah sebenarnya menjadikan daerah wisata, asal ada kemauan baik masyarakat dan Pemda. Kalau orang ramai datang kan mereka juga yang mendapatkan imbas ekonomi,"ujarnya.

Ditambahkannya, kalau kota Teluk Kuantan sudah asri, sejuk dan aman serta nyaman, didukung objek wisata yang memadai, tidak hanya pelancong yang datang. Kalangan pemerintah dan perusahaan juga akan menjadikan Kuansing sebagai tempat pertemuan, rapat dan kegiatan lain. ( yus )

 

 

 

 

 

 

 

Berita Lainnya

Index